Sunday, August 9, 2015

Love Is Strange (Chapter 7)





Title                      : Love I Strange
Author                  :Nadiya N
Main cast              :MattyBraps & Carissa Adee
Support Cast         :Ibu matty (Ny.Jason) Sierra dan yang lainnya
Rating                   : PG 15
Genre,                   : Romance
Length                  : Chapter
Back                     : 
Chapter 1, Chapter 2,  Chapter 3, Chapter 4 ,Chapter 5 , Chapter 6



 Disclaimer 
FF ini hasil dan murni dari imjinasi saya, maaf jika ada kesalahan dan kesamaan baik yang di sengaja maupun tidak.Saya masih baru jadi mohon dimaklumi , maaf juga kalo Ff ini Geje , kata - katanya berantakan, semua yang saya tulis semata-mata hanya untuk menghibur para pembaca.




Jangan diCopas dan mengganti pemilik ff.




“Hahahaha..”, Carissa tertawa sampai terbahak – bahak.
Matty yang masih dibelakangnya bingung dengan tingkah Carissa. Melihat ekspresi Matty kebingungan membuat Carissa yang melihatnya tertawa menjadi – jadi. Carissa terus saja tertawa sampai dia tiak menyadari bahwa raut wajah Matty yang tadinya bingung kini telah berubah menjadi ekspresi yang sulit diartikan .





“Kenapa sebenarnya kau?”,dengan sekali hentakan Matty mengatakannya.
Carissa menghentikan tertawanya dan terdiam saat mendengarnya. “Sebenarnya..”, dengan nada sedikit berbisik. Matty menaikkan alis satu sambil menunggu penjelasan . “Sebenarnya..”.
“Apa yang akan kau katakan? Dari tadi hanya’sebenarnya, sebenarnya’ jangan dipotong – potong”. Matty dengan tidak sabaran menegurnya.
“Sebenarnya.. or-rang i-tu-”. Ucapan Carissa yang terbata – bata terpotong cepat oleh Matty.
“Orang itu sudah meninggal?”, pekik Matty dengan raut wajah terkejut dn mulai ketakutan kembali. Carissa yang mendengarnya hanya memandang aneh . “Apa dia akan menghantuiku karena telah menendang batu ke pagarnya?”, Matty menggoyang – goyangkan kedua lengan Carissa dengan keadaan cemas *lebih tepatnya takut.






“Hey.. kenapa jadi takut begini”, tukas Carissa yang kemudian menepis tangan Matty. Matty menataap Carissa pekat,”siapa yang tidak takut jika akan dihantui Cariss..?”.
“Siapa yang akan menghantuimu?” tanya Carissa yang kemudian pergi meninggalkan Matty. Matty kesal  karena dia ditinggalkan , lalu dia mengejar dan mensejajarkan dirinya dengan Carissa. “Kenapa jadi kau yang kesal?, seharusnya aku”, Matty bertanya dengan kaki yang sedikit dipercepat , karena langkah kaki Carissa yang semakin cepat .



“Aku kesal , karena ku bodoh”, pekik Carissa. “Bodoh?”, Matty menahan pergerakan Carissa , dia memegang kuat lengan Carissa . Terlihat raut wajah meringis dari gadis itu, Matty tersadar bahwa tindakannya sedikit berlebihan . Dia merenggakan pegangannya untuk mengurangi rasa sakit gadis itu .  Carissa mulai menatap mata Matty dengan tegas,”kau bodoh karena kau percaya dengan perkataanmu sendiri”. Sekali lagi Carissa menepis tangannya dari genggaman Matty . 







“Apa maksudmu?”. 

“Kau takut dihantui kan”, Matty mengangguk singkat.

 “Kalau hantu , berarti orang itu sudah matikan?”. Carissa lagi – lagi melontarkan pertanyaan dan dijawab anggukan lagi oleh Matty. 





“Lalu-”.



“Lalu apa?”, Matty kini yang bertanya .  “Lalu siapa yang bicara kalau pemilik rumah itu sudah mati?” , tanya balik Carissa yang membuat Matty berpikir sejenak. Carissa yang melihat Matty terdiam hanya mendengus kesal dan kemudian pergi meninggalkan Matty yang terdiam .Sedangkan Matty hanya terdiam memikirkan perkataan Carissa baik – baik . ‘Lalu siapa yang bicara kalau pemilik rumah itu sudah mati?’ kalimat itu perlahan di resapi oleh Matty,*siapa yang bilang?* tanya Matty dalam hati. Sial Matty membatin kesal , bodoh !! *pantas saja dia memanggilku bodoh* pikir Matty.  Dia teringat bahwa sannya yang bilang bahwa pemilik rumah itu mati adalah dirinya sendiri. Dia merutuki kebodohannya itu. Lalu Matty kembali berlari dan menyeimbangi Carissa.



"Jadi tadi kau bilang apa?" , kata Matty dengan nada yang sedikit dibuat - buat .

"Sudahlah lupakan", ceplos Carissa tanpa memandang Matty. 

"Ayolah .. aku ingin tau". Matty masih berjalan disamping Carissa, hingga mereka masuk ke dalam bus Carissa tidak mau bergeming sedikitpun. Matty tetap memaksa Carissa supaya dia bisa mengetahui apa yang akan dikatakan gadis itu . Berbagai cara telah Matty lakukan , entah sejak kapan Matty menggunakan raut dan wajah merengek seperti anak kecil itu . Ini bukanlah sikap yang biasanya ditunjukan Matty.  Sikap Matty yang jaim , cuek , pendiam seketika berubah demi mengetahui sebuah pernyataan yang gagal dikatakan oleh gadis yang berada disampingnya itu .





 Beberapa menit berada didalam bus , dan perkataan yang sama terdengar ditelinganya. *Apa dia tidak lelah? sedari tadi tidak bisa diam*, cibir Carissa dalam hati .



"Cukup!", seru Carissa . Matty masih belum membalas teguran Carissa , tanpa menunggu ucapan lelaki itu Carissa mengambil alih pertama .  "Tidak bisakah kau berhenti?, apa hanya topik ini saja yang ada dipikiranmu? bisakah kita nikmati malam di bus ini dengan tenang", tutur Carissa yang sedari tadi Matty tidak melepas pandang dari gadis itu . Matty terdiam . #Coba tebak apa yang dipikirkan Matty?#.




"Kita?", ceplos Matty pelan yang bisa didengar juga oleh Carissa.






Carissa yang sedari tadi tak memandang Matty kini tertegun dan terdiam . 'KITA'. Kini Carissa sudah menggunakan kata ganti kita padanya dan Matty .Dan  lagi 'menikmati malam dibus dengan tenang?' Matty tersenyum jika mengingat kata yang barusan keluar dari mulut gadis itu . Sedangkan Carissa dia hanya merutuki dirinya sendiri. Apa yang dia katakan tadi. Dan kata itu , kenapa kata itu bisa membuat wajah Carissa menyemburkan warna merah . Hangat , wajahnya kini menghangat atas kesalahannya  sendiri . Carissa bisa merasakan bahwa orang yang berada disampingnya itu tidak melepaskan sedetik saja pandangannya pada Carissa . Carissa menarik nafas dan mengeluarkannya pelan . Dia berusaha untuk menenangkan dirinya . Bersikap biasa itu yang ada di pikiran Carissa . Dia harus bersikap biasa supaya dia tidak melakukan hal - hal yang kan membuatnya malu .




Terdengar suara kekehan dari orang disampingnya, Carissa melirik untuk memastikan bahwa orang disamping masih waras . Carissa semakin bingung , kekehan itu tak kunjung berhenti .Dia menggelengkan kepala pelan dan langsung tangannya mendarat dikening Matty.
Pemilik dahi hanya diam membingung ,"apa yang kau lakukan ?".


"Aku kira kau sudah gila",ceplos Carissa yang setelahnya dia menurunkan tangannya .Matty membulatkan mata,"aku tidak gila Cariss..", Matty kemudian berdiri dan menarik tangan Carissa untuk keluar dari deretan kursi itu ."Hey",ucap Carissa yang kaget .  "Ayo kita sudah sampai". Carissa melihat sekitarnya dan terlihat bahwa bus yang mereka tumpangi telah berhenti. Dia menuruti Matty yang telah menariknya keluar dari bus itu . Mereka berjalan dengan cepat , posisi mereka Matty masih menggenggam tangan Carissa .Matty menarik Carissa sehingga Carissa harus berhati - hati saat berjalan , jika tidak mungkin dia sudah terjatuh karena tersandung . "Hey!!", dengan sekali sentakan carissa melepaskan tangannya dari genggaman Matty. Sontak membuat Matty terdiam dan memandang gadis itu heran. "Bisakah kita berjalan dengan santai", kata Carissa. Matty tetap terdiam dan tak menjawab gadis itu . Terlihat Carissa sedang menghirup nafas banyak . "Baiklah ", ucap Matty datar dan kemudian beranjak meninggalkan Carissa  . Dia melihat lelaki itu pergi , menghirup nafas dalam - dalam dan kemudian kembali berucap ."Apa kau tidak punya niatan mebantuku membawa tas - tas ini?". Ucapan Carissa membuat Matty menghentikan langkahnya . Carissa berpikir mungkin Matty tidak akan mau membantunya dan kemudian pergi meninggalkannya. Jadi dia berusaha mengumpulkan tenaganya kembali untuk membawa tas - tas ini kerumah Matty yang perjalannya lumayan cukup jauh . Dia menenteng tas yang berisi baju itu dan kemudian berjalan dengan muka yang sedikit kecewa. "Sini", suara berat terdengar oleh gendang telinga Carissa. Dilihatnya tangan yang sedang menjabarkan pertolongan. 'Matty?', kata Carissa dalam hati .

Tanpa mendengar sepatah kata dari mulut Carissa langsung saja Matty menyahut tas yang berada di tangan Carissa. Dan Matty langsung pergi meninggalkan Carissa lagi . Ini membuat Carissa bingung, sebenarnya ada apa dengan orang itu , kenapa bisa jadi seperti itu . 'Huhhh' helaan nafas kembali keluar dari mulut gadis itu . Dari pada  memikirkan hal ini Carissa memutuskan untuk berjalan menyusul Matty .



Klek.
Suara pintu terbuka , terdengar panggilan ibu dan anak kembali di telinga Carissa . Ibu Matty menyambut Carissa dengan hangat dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik . Sekarang Carissa berada di kamar yang telah ibu Matty siapkan . Kamar ini berada tepat disebelah Matty . Dilantai atas cuma kamar ini dan kamar yang ditempati Matty . Carissa takut akan terjadi sesuatu . Mengingat perlakuan Matty selama ini padanya . Pikir positif Carissa desis Carissa dalam hati .


"Carissa , kalau ada sesuatu kamu bisa minta bantuan ibu atau Matty, jangan sungkan - sungkan ya sayang .. ibu tinggal dulu ". Suara itu berada di balik pintu yang belum sempat Carissa buka .
'Huhhh', helaan kembali terhembus . Dia segera membereskan barang - barngnya dan segera merebahkan badannya ke kasur yang berseprai apel merah . Dia menghembuskan nafas dan mulai menutup matanya . Dan sesaat kemudian keluar dengkuran kecil yang keluar dari sang empu yang yang barusan terlelap itu .



Earphone masih terpasang dikedua telinga lelaki yang kini telah merebahkan tubuhnya di dalam tempat tidurnya . Sudah berapa lagu yang telah dia dengarkan tapi tak kunjung juga matanya menutup . Diambilnya hp yang berada disampingnya itu . Terlihat  bahwa kini telah menunjukkan pukul 23.58 . Matty berfikir apa yang menyebabkan dia tidak bisa tidur sampai hampir tengah malam begini . Dia mencari akal untuk mencari aktivitas yang bisa membuat dirinya lelah dan bisa tidur .

Munculah wajah penuh dengan aura nakal . Tangannya kini telah mengetik -ngetik ponselnya. Lalu dia kembali meletakkannya disampingnya . Terdengar derungan ditelinganya . Lebih jelasnya dia sedang melfon seseorang . Earphon yang masih melekat memudahkannya untuk mendengar suara orang yang akan dia telfon . Tak cukup lama Matty menunggu angkatan dari orang yang dituju , kini orang itu telah  mengangkatnya .

*: "Ini sudah malam , apa kau buta?" . Matty yang mendengar suara itu hanya tersenyum
Matty : "Tidak , aku tidak buta dan aku sudah tau kalau ini sudah malam",
*: "Lalu apa maumu?", tanya-nya to the point .
Matty : "Bacakan aku cerita".Pinta Matty.
*: "Aku tidak bisa bercerita",tuturnya polos.
Matty: "Kalau begitu, bernyanyi"
*: "Bernyanyi?"
Matty : "Iya bernyanyi". Kemudian Matty mendengar dengusan dari sebrang telfon dan juga mulai mendengar nyanyian .

Orang yang bernyanyi itu tidak tau jika orang yang telah mengganggunya itu kini tertidur. Padahal ini belum setengah dari nyanyiannya . Ketika dia menyadari bahwa orang yang menelfonnya itu tak memberi respon dia langsung menutup telfonnya ."Merepotkan", ucap orang itu .




Paginya mereka berangkat sekolah bersama . Matty membawa motornya karena itu permintaan ibunya . Ibu Matty memaksanya membawa motor supaya mereka tidak telat . Matty berfikir 'apa ibunya itu khawatir jika Carissa berjalan , dan akhirnya Carissa kelelahan ? apa sebegitu khawatirnya ya?'.Dia hanya menghela nafas panjang dan turun dari motornya . Mereka te;ah sampai disekolah .Lagi - Lagi mereka menjadi pusat perhatian . Ini pertama kalinya mereka diberi pemandangan seperti ini oleh kedua sejoli itu . Carissa yang merasa tidak enak oleh pandangan para sisiwa itu segera meninggalkan Matty dan menuju kelasnya . Begitu pula denan Matty yang telah dihampiri oleh kedua temannya itu .

"Nanti lokasinya di dekat rumahku saja". Ucap Matty yang mendapat anggukan oleh keduanya .
"Akan kubawa perlengkapannya ". Kata Jack . "Aku sudah buat konsepnya , tapi kita butuh mobil ", ujar Justin kemudian .
"Mobil?",tanya Matty yang dibalas anggukan oleh Justin. "Pakai punyaku saja". "Kau punya?", Jack memastikan dan Matty mengangguk kembali,"Aku kira kau cuma punya motor",lanjut Jack . Matty mengedikkan bahunya saja , dia malas untuk menjawab pertanyaan itu . Kemudian mereka memutuskan pergi kekelas mereka .





"Kemana jack?", tanya Matty. "Entahlah.. akhir - akhir ini dia selalu menghilang saat istirahat", kata Justin yang juga bingung . "Sudahlah, ayo kita pergi", lanjut Justin yang kemudian mengajak Matty pergi ke Kantin .






"Hey kenapa melamun?", tanya Justin kepada Jack . Sekarang mereka telah berada didepan rumah Matty. Entah apa yang membuat lelaki itu melamun , sampai - sampai dia tidak fokus saat mendengar konsep yang telah di jelaskan Justin . "Aku tidak apa, Matt mana mobilmu? aku ingin melihatnya", ucaapnya yang mengalihkan topik pembicaraan . "Ada digarasi". "Kau punya mobil? kenap tidak pernah memberitahuku?",tanya Carissa . "Itu bukan urusanmu", nada dingin yang keluar dari mulut Matty. Lalu Matty mengikuti langkah Justin dan Jack yang terlebih dahulu menuju garasi .



"Ini punyamu?", tanya tak percaya Justin . Mobil sport berwarna merah itu telah membulatkan ketiga pasang mata yang baru saja melihatnya . Ketiganya juga berdecak kagum . "Ibumu hebat bisa membelikan mobil ini padamu", kata Justin yang bertepuk tangan . "Ini dari ayahku", ucap datar Matty. "Ayahmu?", Matty hanya mengangguk. "Ini sebagai pengganti ", "apa maksudmu?",tanya Carissa. "Ayahku tidak bisa berada disini karena pekerjaannya, jadi di mengirimiku ini", tunjuk Matty. "Ayahmu hebat" , kata Jack dan Justin serempak sambil mengacungkan jempol. Melihat kelakuan temannya Matty hanya mendengus pelan ."Ayo cepat , kita mulai saja" , tutur Matty.




Kini mereka tengah sibuk menyiapkan semua peralatan yang diperlukan , melaksanakan bagia - bagian mereka dalam proyek ini . Semua bekerja keras , demi menghasilkan sebuah karya yang bagus . Laptop , kamera , dan properti lainnya menjadi alat dan bahan. Butuh  waktu lam untuk mengerjkan ini .



Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Carissa dan Matty sedang menunggu Justin yang sedari tadi bergumulat dengan Laptop , sedangkan jack sedang membersihkan peralatannya .


'Klik'


"Akhirnya jadi juga", hela Justin yang kemudian sedikit merilekskan tubuhnya .Sedangkan ketiganya langsung menghampiri Justin untuk melihat hasilnya . Lalu Justin memutar Video itu .



"Kau memang hebat Just", kagum Carissa .Justin tersenyum bangga sambil menupuk dadanya pelan .
"Sekarang tinggal dikopikan ke CD",ujarnya kemudian. Justin telah mengkopikan Video itu dan dia langsung pamit pulang yang disusul oleh Jack .



Carissa yang masih terdiam di depan pintu mulai berpikir kembali. 'Pengerjaan Video ini cuma sehari kenapa dia harus menginap dirumah Matty? apa alasannya' pikir Carissa dengan bingung.



"Kau kenapa menatapku begitu?", tanya Matty yang telah melihat tatapan Carissa.
"aku punya pertanyaan untukmu". "Apa?"



"Apa alasanmu menyuruhku untuk menginap dirumahmu?"







Bersambung...


Tunggu Chapter selanjutnya ya..
Maaf kalo typo , maaf kalo berantakan ,
 maaf buat semua kesalahan yang ada di ff ini.
Sekedar info saja, untuk ff ini mungkin dipost-nya tidak menentu.
Soalnya cari waktu buat nulis agak susah jadi author minta maaf ya reader.
Tolong beri Komentar dan saran kalian, jangan jadi silent reader..

1 comment: