Sunday, July 3, 2016

Love In Youth (Chapter 2)



 Poster : NadiayaN

Title : Love In Youth

Author : NadiyaN (dibantu teman - teman)

Cast : Irene , Dahyun , Taeyeon , Bomi , Jungkook, Park Jin Young (Jr), Luhan , Minhyuk

Rating : PG 16


Genre : School-life

Note : Baca aja , don't jugde. Jangan pernah memberi komentar yang tak diinginkan, jadilah reader yang baik. Hargai apa yang kami buat untuk menghibur kalian. Tinggalkan setiap jejak kalian berupa komentar atau apapun. Supaya saat ada yang di proteksi itu bisa membantu kalian untuk mendapatkan pw. Hanya yang telah berkomentar dari awal sampai saat ini yang mendapat pw untuk last Chap. Sekali lagi , saat berkomentar hendaklah menggunakan kata - kata positif  , yang setidaknya dapat membangun kami untuk lebih merapikan hasil usaha kami.


 Cast milik keluarganya masing - masing dan Tuhan YME.




 Don't copas tanpa izin. 









Bagaimana tidak , bangunan sekolah itu cukup horor. Gelap seperti bangunan kosong yang sudah lama sekali ditinggalkan. Apa ini yang mereka sebut sekolah, bisakah bangunan itu disebut sekolah? Tidak , tidak bagi mereka berempat. Bagi mereka berempat tempat ini adalah sel tahanan yang dingin, bulu mereka mulai bergidik ngeri dengan suasana sekolah ini.

“Cih, inikah sekolah kita yang baru?,”.

“Jangan menggerutu sekarang Taeyeon-ah.”

“Wae? Wae? Kenapa aku tidak boleh menggerutu? Apakah kau suka dengan sekolah ini Dahyun-ah?,” tanya Taeyeon yang langsung dijawab gelengan oleh Dahyun. “Lihat , bahkan Dahyun sependapat denganku. Apa yang membuatmu tertarik dengan sekolah ini?.” Bomi memegang rahang Taeyeon dan langsung mengarahkan ketempat yang membuat Yoon Bomi ini tertarik. “Bukankah dia tampan?,” cengir khas seorang Yoon Bomi mulai terukir.

“Sepertinya ini akan menjadi tempat yang menarik bagi Bomi.”
“Kau menyetujuiku Irene?,” Irene mengangguk. Mau bagaimana lagi, mau tak mau Irene harus berada disini. Pasrah.

“Ayo kita pergi keruangan kepala sekolah, aku berharap kita bisa satu kelas.” Bomi menarik tangan Dahyun dan Taeyeon sedangkan Irene berjalan disamping Dahyun dengan sedikit menunduk. “Kau cantik Irene-ya , jangan kau tundukkan kepalamu,” ujar Taeyeon yang langsung dituruti oleh Irene.
.
.
“Kita berada di kelas berbeda lagi,” kata Dahyun. “Tak masalah bagiku , apa aku boleh tidur di hari pertamaku?.”

“Aish Jinjjayo.. Ini adalah hari pertama kita , kia jangan menunjukkan langsung kebiasaan kita.”

“Wow , Irene bisa sangat bijak,” puji Dahyun sembari tersenyum dan bertepuk tangan kecil. “Siapa dulu? Irene,” sekarang dengan bangganya Irene berkacak pinggang. Ketiga yeoja itu langsung bersorak seakan – akan teman mereka itu telah melakukan sesuatu yang hebat.
.
.
Seorang guru tengah mengarahkan murid baru itu untuk memasuki kelas. Saat mereka berdua memeasuki kelas semua siswa terdiam , suara pujian yang terdengar dari para namja yang sedang melihat paras cantik dari teman baru mereka.

“Perhatian , kalian akan memiliki teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu”.

“Yoon Bomi imnida, tolong bantuannya”.

“Ne”, ucapa serempak dari para namja. Bomi hanya terkekeh. “Bomi kau boleh duduk dibangku itu”, kata ssaem seraya meninggalkan tempatnya. “Ssaem tunggu”.

“Ada apa?”

“Mari berfoto bersama”, Bomi mengeluarkan phonselnya serentak semua namja maju kedepan untuk ikut berfoto bersama Bomi.

“Hana dol set ” .Cekrik. Ratu sosmed memulai aksinya.
.
.
Taeyeon berjalan menuju kelasnya , ‘Tok tok tok’. “Silahkan masuk.” Kemudian Taeyeon masuk kedalam, “Saya murid baru saem.” Guru itu mengangguk mengerti. “Tolong perhatikan sebentar, kalian kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri.” Taeyeon mengangguk. “Annyeong Kim Taeyeon imnida,” senyuman khas barbie kini mulai meluluhkan hati para namja yang berada disana dan mulai terdengar juga cibiran dari murid yeoja yang iri.

“Ah Taeyeon-ssi kau bisa duduk di sebelah Minhyuk dan Minhyuk,” “Nde saem?.” Ucap namja yang menganggkat tangannya. “Perlakukan teman barumu dengan baik.” “Pasti”.
“Silahkan duduk”.

“Aish.. Kenapa yeoja itu duduk dengan Minhyuk?”

“Bagaimana jika dia menggoda Minhyuk?”

“Aku akan membuatnya menjadi perkedel , lihat saja nanti”.

“Awas saja kau Kim Taeyeon”. Seperti itulah beberapa kalimat yang terdengar di telinga Taeyeon, namun apa pedulinya? Dia tidak akan menggoda siapapun disini. Setelah sebulan dia bisa kembali ke sekolahnya.

Namja yang tadi namanya disebut mulai memberdirikan diri dan menarik kursi yang akan di duduki Taeyeon. “Silahkan,” kata Minhyuk manis.

“YA!!”, serentak suara yeoja yang ada di kelas itu sedikit tidak terima atas apa yang di dapatkan Taeyeon, “Hey apa yang membuat kalian ribut?,” bentak lelaki paruh baya yang sedang mengajar itu, sedetik kemudian sunyi, mereka bungkam seribu bahasa. Sedangkan namja yang berada di samping Taeyeon terkekeh kecil . “Apa kau senang dengan ini?,” ketus Taeyeon, dia mengangguk pasti dan membuat Taeyeon melengoskan matanya. Namja aneh. “Bagaimana dengan mereka ya?”, Taeyeon memikirkan apa yang dialami oleh ketiga temannya itu.
.
.
Suara bel istirah mulai berbunyi dan murid – murid sudah berhamburan keluar kelas. Keempat yeoja itu berkumpul dan membicarakan apa yang mereka alami di kelas tadi.

“Hey , di kelasku tadi ada adegan namja di tampar yeojanya,” Bomi yang berkata dengan semangat.

“Waeyo?,” tanya Irene. “Karena namja yang ditampar itu memujiku cantik dan pacarnya cemburu. Aku bingung kenapa yeoja itu tidak punya malu saat menampar pacarnya? Padahal saat itu masih ada guru”.

“Mungkin yeoja itu sedang datang bulan,” kata Taeyeon polos dan membuat ketiga yeoja tadi tertawa. “Aku ingin ke toilet,” ucap Irene memecahkan suasana. “Kita temani?,” Irene mengangguk.
Sesampai di dalam toilet mereka berempat mendengar sesuatu yang sangat aneh
.


“Shhh.. Ahhh , disitu oppah.. faster.. ahh”.

“Omo, aku pernah tau suara ini. Ini seperti ff yadong yang sering aku baca,” ucap Taeyeon spontan yang membuat Dahyun terbelalak. “Kau benar , itu mirip dengan ini,” tambah Dahyun. “Kenapa mereka melakukan suatu nista disini? Dasar yeoja jalang,” Bomi berkacak pinggang sembari menggeleng – gelengkan kepalanya tak habis pikir.

Kemudian Taeyeon menyikut pinggang Dahyun dan mendapat tatapan ‘Mwo?’, Taeyeon menyuruh Dahyun untuk melirik ke seember air yang berada di sampingnya dan Dahyun mulai tersenyum jahil, lalu dia memberitahu Bomi akan hal itu. “Irene.”

“Nde?”

“Kau yang melakukannya,” sembari memberi ember itu kepada Irene. “Mwo?? Kenapa harus aku Bomi-ya?”. Lalu Irene melihat kearah Dahyun dan Taeyeon mereka berdua mengangguk. “Kami di belakangmu,” ucap Taeyeon dengan aksen menyemangati. “Fighting,” tambah Dahyun memberi semangat.

“BYUR!!”.

“AAA!! IGE MWOYA?,” suara teriakan dan bilik kamar mandi itu terdengar. Mereka berempat dengan cepat pergi meninggalkan toilet. “Taeyeon-ah cepatlah,” tarik Dahyun menuju luar toliet.

Sementara kedua orang yang sedang basah kuyup itu mulai geram karena aktivitas mereka diganggu. “Taeyeon?? Siapa dia? Aku baru mendengar namanya. Awas kau Taeyeon , kau belum tau dengan siapa kau berurusan,” ancam si yeoja saat menatap pintu toilet yang sudah tertutup itu.
.
.
Ucapan yeoja tadi mulai terbukti saat guru Bk memanggil Taeyeon. Guru itu berkata tidak mungkin jika hanya Taeyeon saja yang melakukan itu, dan akhirnya Taeyeon mengakui siapa saja yang sedang bersamanya waktu itu. Mereka berempat kini telah berkumpul. “ Jadi kalian masih tidak mau memberi tahu apa alasan kalian melakukan itu pada Yuri.”

Mereka masih terdiam. “Apa kalian tau siapa Yuri itu?,” seharusnya kau tanya dulu siapa kami, ucap mereka berempat dalam hati.

“Yuri adalah anak dari kepala sekolah dan ini dihari pertama kalian sudah membuat Yuri basah kuyup.” Jika bukan karena larangan dari Mrs.Jung mereka akan mengatakan jika mereka adalah anak dari orang – orang yang berpengaruh di Seoul dan guru ini akan menutup mulutnya rapat.

“Lalu apa hukuman kami?”.

“Ya, kenapa kau meminta hukuman?,” tanya Bomi pada Taeyeon. “Aku tidak tahan dengan teman sebangku ku, lebih baik keluar kelas dari pada bersamanya.”
“Hey kalian berdua diamlah, ini bukanlah waktu yang tepat untuk berdebat,” Dahyun mencoba untuk menenangkan kedua temannya itu.

“Sekarang kalian ke lapangan, kalian saya setrap disana sampai jam istirahat.”

“Apa kita bisa keluar sekarang?,”tanya Irene. “Tentu saja , lebih cepat lebih baik.”
Tanpa sepatah katapun merek langsung pergi dari tempat itu dan membuat guru BK itu menggerutu sendiri. “Dasar tidak sopan”.
.
.
“Tidak burukkan jika dihukum bersama?,” Dahyun terkekeh dan diikuti oleh yang lainnya.

“Hukuman ini sangat biasa, walaupun kita harus berdiri disini selama tiga jam.”

“Kau benar Taeyeon-ah, bahakan sinar matahari disini tidak membuat kulit kita hitam”.

Mereka tertawa disana , sangat aneh bukan? Saat dihukum mereka malah senang. Itulah yang berada di pikiran lima namja yang berada di lantai dua. “Apa mereka murid baru? Aku belum pernah melihat mereka sebelumnya”.

“Ne hyung, mereka murid baru yang seangkatan denganku. Yeoja berambut pirang itu adalah teman sebangku ku yang baru. Kim Taeyeon,” ujar namja yang dapat di ketahui jika itu adalah Minhyuk.

“Joengmalyo?”, “Ah.. Apakah kau tau nama yeoja yang berambut coklat itu?.” lanjut orang yang dipanggil hyung oleh Minhyuk.

“Wae? Apa Jr hyung tertarik dengan yeoja itu.” Jr hanya tersenyum penuh arti yang membuat teman- temannya dapat menebak apa arti senyuman itu.

“Aku tidak tahu namanya hyung , coba kau tanyakan sendiri.” Ujar Minhyuk. Tanpa aba- ba Jr langsung berjalan meninggalkan teman- temannya. “Ya!! Kenapa tidak bilang jika ingin pergi?,” .

“Biarlah Luhan hyung , Jr hyung memang seperti itu.” Ucap namja bergigi kelinci itu. “Sebaiknya kita menyusulnya,” kata namja ber tagname Kim Namjoon. Dan mereka mulai berjalan mengikuti Jr dari belakang.
.
.
.
“Ternyata kalian anak baru? Pantas saja kalian tidak tau berurusan dengan siapa”, ucap yeoja yang baru datang sembari melipat kedua tangannya didepan dada dan diikuti seorang namja di belakangnya. “Yang kami tau , kami berurusan dengan yeoja jalang,” ucap mereka serentak dan membuat mata yeoja itu terbelalak.

“Ya!! Tarik ucapan kalian, kalian hanya anak baru yang begitu menyebalkan.” Mereka berempat hanya tersenyum kecut. “Honey, mereka menghinaku,” rengek yeoja yang bernama Yuri itu sembari menggelayut manja di lengan namja (pacarnya).

“Sudahlah honey, mereka hanya yeoja kampung dan mungkin mereka tidak tau jika dirimu adalah anak dari kepala sekolah”. Namja itu melempar senyuman bangga atas ucapannya, mungkin pendapat namja itu setelah mendengar apa yang ia katakan para yeoja itu akan takut. Hal ini sudah menjadi senjata utama untuk menakut – nakuti murid disini. Tapi nihil , apa yang diharapkan namja itu tidak berhasil.

“Yayaya, anak dari kepala sekolah. Apa kami perlu memperkenalkan diri dulu supaya kalian tau siapa kami?,” setengah berteriak kini Taeyeon ucapkan. Namja itu sedikit geram dengan gelagat Taeyeon. “Begitukah? Penting untukku?,” remeh Yuri dan membuat Taeyeon semakin geram. “Sangat penting”.

“Apakah kalian seorang artis? Penyanyi? Lihatlah gaya kalian, rambut penuh dengan cat tembok. Tidak mematuhi aturan sama sekali.” “Mwo?,”teriak Taeyeon yang kemudian tertahan oleh Dahyun, entah kenapa semenjak mereka datang ke sekolahan ini emosi Taeyeon sering keluar. Dahyun hanya bisa memperingati temannya itu dengan cara ini. Jika mereka perhatikan dengan baik siswa disini memiliki rambut yang sama, hitam. Jadi mereka satu – satunya murid yang memiliki warna rambut berbeda.

“Apa kalian pikir ini adalah Ent High School? Yang bisa dengan seenak maunya? Kalian saja tidak pantas untuk masuk ke dalam sekolah elit itu. Yeoja urakan, ” Yuri berbicara dengan penuh penekanan.

Taeyeon hampir saja menampar yeoja itu namun dapat dihentikan oleh Dahyun, yeoja itu memeluk tubuh mungil Taeyeon supaya dia tidak bergerak lebih lanjut lagi.

“Sudah senang memancing emosi teman kami?,” Bomi yang sedari tadi diam kini angkat bicara. Bomi tau situasi ini , yeoja yang sedang mereka hadapi ini memang memancing emosi mereka. Terutama pada Taeyeon yang dari awal sudah emosi.

“Apa kau mau sekolahanmu ini ditutup?”, itu suara Irene. Yeoja lembut itu ternyata bisa berbicara dengan nada yang sangat menakutkan.

“Mwo? Menutup sekolahanku? Apa kalian bisa,” Yuri tertawa mengejek. “Memangnya kalian siapa?”. Namja itu ikut bicara saat ini.

Perlahan Irene berjalan mendekati Yuri dan tak ada pergerakan mundur dari Yuri, dia tetap ditempatnya. Saat sudah tepat didepan Yuri, Irene memainkan rambut Yuri seraya berkata, “Apa kau tidak pernah melihat kami di tv?,” Irene hebat, tidak biasanya dia seperti ini. Ketiga sahabatnya itu mematung dengan sikap Irene saat ini.

“Kalian ada di tv? Ah mungkin kalian ada di dalam berita empat yeoja urakan yang tak tahu diri.” Irene membalas perkataan yeoja itu dengan senyuman. “Ternyata kau tidak mengenal kami , baiklah aku akan memberimu petunjuk. Cari nama kami di google”, Irene membelai pipi Yuri lembut dan perlahan mulai memundurkan badannya.

“Ya!! Siapa kau beraninya menyuruhku,”ucap Yuri berteriak sembari mendorong tubuh Irene namun terbatalkan karena Bomi sudah memegang tangan Yuri dan menghempaskannya kasar. “Jangan sekali – kali kau menyentuh tubuh sahabatku,” kata Bomi sekartis dengan tatapan yang tidak main- main.

Yuri hendak menampar wajah Bomi tetapi kembali tertahan oleh orang lain. “Jr oppa”.

Jr menghempaskan tangan Yuri. “Ya!! Jangan kasar dengan yeoja,” teriak pacar Yuri. “Diam atau kau ingin dihajar”, ucap Namjoon yang tiba – tiba ada di belakang namja itu . Kemudian namja itu terdiam.

“Pertunjukkan yang cukup menarik,” ucap namja berambut pirang. Ternyata ada juga yang mencat rambutnya , empat orang namja yang mencat rambutnya sementara satu namja dengan rambut hitam. “Taeyeon-ah tak kusangka kau cukup berani menantang Yuri”, kata Minhyuk dengan pujiannya, sementara Taeyeon hanya mendecih. “Kau mengenalnya Tae?,” tanya Dahyun. “Dia teman sebangkuku.”

“Ada apa ini?,” tanya Jr.

“Mereka menyiramkan air ketubuhku tadi,” “Kenapa?,” kini pertanyaan Jr mengarah kepada mereka berempat. “Kami tadi di toilet mendengar suara aneh sunbae.” Ucap Irene polos. “Suara aneh?.” Irene mengangguk. Jr mulai mengerti kemana arah pembicaaran mereka. Kebisaan Yuri memang tak pernah berubah.

“Kau bilang suara aneh?”, Yuri mulai geram sendiri. “ Aku kira itu suara kucing,” kata Taeyeon yang sudah menstabilkan emosinya. “Jadi kami memutuskan untuk menyiram kucing itu”. Kata Dahyun sembari terkekeh menghina. “Kucing,” kata Bomi ikut terkekeh.

“Apa kalian tidak malu ketahuan bercinta oleh murid baru? Apa kalian akan tetap disini dan dipermalukan lebih dalam lagi oleh mereka?”. Kata namja bergigi kelinci dengan tag name Jeon Jungkook.

“Bawa yeojamu pergi,”bisik Namjoon dan namja itu(pacar Yuri) langsung menarik Yuri untuk pergi dari tempat itu.
Kring..... Bel istirahat kedua terdengar.

“Sudah bel, kita pergi ke kantin, aku lelah,” kata Dahyun yang menarik tangan Taeyeon.

“Siapa namamu?,” pertanyaan itu membuat langkah Taeyeon dan Dahyun terhenti. “Apa urusannya denganmu?,” kata Bomi ketus. “Aku hanya ingin berkenalan.” Kata Jr. “Aku tidak ingin berkenalan denganmu, bagaimana dengan kau. Siapa namamu?,” kini Bomi menghadap kearah Jungkook.

“Namaku Bomi,”lanjut Bomi. Jungkook diam , yeoja itu mengulurkan tangannya. Tiba – tiba Jungkook tertarik kebelakang dan terlihat sekarang yang menerima uluran tangan Bomi adalah Jr.

“Aku Park Jin Young, kau bisa memanggilku Jr. Karena aku adalah sunbae mu , kau harus memanggilku oppa”. Bomi malu, baru kali ini dia diabaikan oleh seorang namja, tapi namja yang berada di depannya cukup tampan juga. “Baiklah oppa,” kata Bomi dengan manisnya.

“Hey,” kini pergelangan tangan Irene di pegang oleh seseorang. “Dahyun-ah tunggu sebentar.”
Taeyeon melepaskan tautan tangan yang dilalukan namja tengil itu. “Jangan sekali – kali kau menggoda sahabatku Minhyuk-ssi,” kata Taeyeon yang kemudian menarik Irene. “Bomi-ya hentikan hobimu,” kata Dahyun yang langsung direspon mempoutkan bibirnya dan berjalan mengikuti Dahyun dari belakang.

Mereka sekarang berada di koridor sekolah menuju kantin, Dahyun dan Bomi berada jauh di depan mereka. Seketika Irene menghentikan langkah Taeyeon dengan menarik lengan yeoja itu. “Taeyeon-ah coba lihat ini,” Taeyeon hanya memincingkan alis. “Ini adalah namja yang tadi kita temui di lapangan.” “Lalu?,”
“Ternyata mereka cukup populer , sampai – sampai ada foto beserta pendapat si penulis. Wahh daebak!!”. “Wae?”. “Mereka adalah pemain basket.”

“Lalu kenapa jika mereka adalah pemain basket?.”Mata Irene terlihat begitu berbinar. “Itu sangat keren,” Taeyeon hanya menggelengkan kelapa tak habis pikir.

The Best Topik :


Park Jin Young : Jr


Kelas 3-4 seorang playboy yang memiliki karisma begitu kuat, selama ini tidak ada yeoja yang perhah bisa memalingkan matanya dari wajah namja ini. Pemain basket. Termasuk ke dalam 5 kandidat namja terpopuler di Din High School. Anak orang kaya terbukti dari mobil Ferari hitamnya yang selalu dia bawa ke sekolah. Statusnya sekarang single.


Xi Luhan

Kelas 3-3 , namja berperawakan atletis dan wajah tampan dengan cute sebagai nilai plus. Catatan bagi namja ini adalah dia bisa menaklukan semua yeoja dengan ketampanannya. Sayangnya namja ini terbilang namja yang cukup sulit ditebak perasaanya. Anak basket .Termasuk ke 5 kandidat namja terpopuler . Anak orang kaya , tidak suka membawa mobil. Katanya dengan motor lebih menyenangkan. Status single.



Kim Namjoon

Kelas 3-1 , namja berlesung pipit saat tersenyum dan siap melelehkan hati para yeoja, pemain basket. Termasuk 5 kandidat namja terpopuler. Merupakan namja yang cukup ditakuti, seorang anak orang kaya tidak suka memakai mobil ataupun motor, dia lebih memilih memakai sepeda pancal. Menurutnya itu lebih romantis. Soal statusnya , kalian sudah pastinya tau bukan.. Bahwa namja berperawakan tinggi ini sudah menjadi milik Choi Nara. Jadi “jangan pernah mendekati Namjoon oppa”. Itulah satu kalimat yang biasanya keluar dari mulut yeoja itu.

Jeon Jungkook


Kelas 2-3 , namja dengan sejuta pesona. Termasuk 5 kandidat namja terpopuler . Namja dingin, walaupun demikian para yeoja tetap mengagumi namja ini. Karena dari kesan dinginnya Jungkook terlihat sangat tampan. Sebuah keberuntungan bagi yeoja yang bisa melihat senyuman jungkook. Seorang pemain basket. Anak orang kaya, mobil sport merahnya begitu ketara saat di parkirkan di parkiran sekolah. Status namja ini masih single.







Lee Minhyuk

Kelas 2-1, namja dengan seribu tingkahnya yang luar biasa. Pembuat onar. Namja nakal. Smirk nakalnya mampu membuat jantung para yeoja berdebug kecang. Tak satupun yeoja yang dapat menghindar dari pesona namja ini. Termasuk 5 kandidat namja terpopuler dan memiliki paling banyak fans. Anak orang kaya , pemakai motor karena menurutnya mobil tidaklah pantas untuknya. Status? Masih single.
.
.
“Kalian lama sekali?,” tanya Dahyun kepada kedua sahabatnya yang baru datang. “Mian, tadi kita membaca mading sebentar.” Kata Irene dengan cengirannya. “Kenapa dengan madingnya? Apa topiknya adalah dirimu?,” tanya Dahyun. “Apa topiknya adalah dirimu Irene-ya? Wah daebak aku sangat iri padamu,” puji Bomi berlebihan.

“Bukan tentang aku , tetapi tentang 5 namja tadi,” Bomi dan Dahyun manggut – manggut. “Ini untuk kami kan?,” tanya Taeyeon saat melihat dua gelas minuman berada di depan mereka. Dahyun mengangguk, “Aku memesankan kalian berdua.”

“Aku akan meminumnya,” ujar Taeyeon. “No.. Jangan diminum Tae.. Jebal jangan diminum.” Astaga lihatlah Irene sekarang. Kelakuan alaynya mulai keluar. “Wae? Wae?,” teriak Taeyeon cepat karena khawatir, “Jebal Taeyeonah.. jangan minum itu,” kini tangan Irene berada di dadanya seolah – olah dia meminta dari lubuk hatinya. “Jebal , jebal , jebal.. jangan lakukan itu... jangan Minum Tae...,” Raut wajahnya ikut berekspresi. “Wae? Wae? Sedari tadi kau berkata jangan jangan ... apa itu maksudnya,” kini Taeyeon memberantakan rambutnya bingung plus cemas karena tingkah laku Irene yang begitu membuatnya panik.

Sementara Bomi dan Dahyun melihat adegan drama itu dalam diam. “Kenapa kalian diam saja? Kenapa Irene melarangku meminum ini?,” wajah Taeyeon semakin cemas, sedangkan Irene terus saja memohon supaya Taeyeon tidak meminum minuman itu.

Taeyeon mengacak rambutnya frustasi,“ Itu racun tikus,” lirih Irene yang mulai tenang.
“Mwo?,” mereka bertiga terkejut bukan main. Apakah itu benar? Bagaimana bisa?
“Racun tikus?,” ucap Taeyeon lemas dan tak percaya. Dahyun dan Bomi memandangi gelas yang berada di depan Taeyeon itu tak percaya. Benarkah itu racun tikus? Ketegangan berada bersama mereaka. “TERTIPU”. Deg

Jantung Dahyun, Bomi, dan Taeyeon hampir copot gegara perkataan yeoja itu. Blush!! Ketiga yeoja itu benar – benar geram dengan tingkah laku sahabatnya itu. Ini keterlaluan. Irene hanya mencengir tanpa dosa.

“Mianh,” katanya enteng dan semakin membuat ketiganya geram. Irene menelan ludahnya kasar, ia ketakutan saat ini. Ketiga sahabatanya itu menatap tajam padanya. Bagaiman ini? Habislah riwayatmu Baek Irene.


“Hahahahaha,” mereka bertiga tertawa terbahak karena melihat Irene yang segitu ketakutannya. Puas. Itu yang mereka bertiga rasakan. Irene yang sudah sadar akan sikap sahabatnya mulai terkekeh kecil mencoba mengikuti alur tertawa sahabatnya. Krik. Sunyi.
“Kenapa kau tertawa?,” tanya Dahyun dingin. Irene menggelengkan kepalanya. “Dahyun-ah hentikan, dia sekarang ketakutan lagi,” kata Bomi yang masih dengan sedikit kekehan.

Dahyun mengangguk. “Ya!! Kalian keterlaluan,” protes Irene. “Kau dulu yang memulainya.” “Aku hanya sekali Tae, kalian dua kali”. “Siapa dulu yang memulainya,” kata Dahyun. “Arra Arra , aku akan-”.

“Kau akan melakukan apa?,” tanya seseorang tiba – tiba. Irene bergetar ditempat. Dia ingat dengan suara itu. “Apa maumu Minhyuk-ssi,” tanya Taeyeon sekartis. “Hey jangan menunjukan wajah kesalmu padaku , atau aku akan menciummu.”

“Mwo? Apa kau bilang?.”
“Aku akan menciummu Kim Taeyeon,” “Ya!! Nap-,” srek.. Dahyun menarik Taeyeon untuk duduk kembali , ia tidak mau melihat Taeyeon marah untuk kedua kalinya. “Cepat beritahu urusanmu dan segera pergilah.” Ketus Dahyun.

“Sebenarnya bukan aku, tapi Jr hyung,” setalah nama itu disebut sang pemilik mulai menampakkan wajahnya. “Annyeong,”sapanya. Krik. Krik.Krik. Kuburunkah? Sepi amat?
“Bomi-ya, bisakah kita berbicara sebentar?”. Kata Jr yang mendapat anggukan dari Bomi
.
“Ya ya ya, apa kalian sependapat denganku?,” bisik Irene. Dahyun dan Taeyeon meangangguk. “Mereka pantas bersama, playboy dan playgirl,”lanjut Irene. “Joengmal?.” Irene mengangguk pasti dengan pertanyaan Dahyun.
“Kalian sedang berbisik apa?,” PLETAK! Satu jitakan sudah mendarat di kepala Minhyuk oleh Taeyeon ,yang tiba – tiba ikut menimbrungkan wajahnya diatas meja. Namja itu mengaduh kesakitan. “You Bad Girl,” “I Don’t Care,” kata Taeyeon dan Dahyun serentak.
.
.
.
Taeyeon pov
Kemana namja ini? Apa di tuli tidak mendengar bel masuk? Apa di bolos? Aish jinjja kenapa aku memperdulikan dia? Hey Kim Taeyeon ada apa denganmu?. Sudahlah tak penting. Lagi pula aku bisa tidur dengan tenang jika namja itu tidak ada disini.

Taeyeon pov End.



Pelajaran sedang berlangsung tetapi yeoja bermarga Kim itu tidak peduli. “Aku sudah mengerti pelajaran ini,” ucap Yeoja itu yang kemudian memasang Headphonenya dan memejangkam mata sembari menyadarkan punggungnya ke kursi.

Sementara di sudut lain seorang namja merekam aktivitas yeoja itu di dalam selembar kertas. Namja itu menggambar yeoja yang sedang memakai Headphone itu dengan sangat mendetail sehingga terlihat begitu damai.

“Kim Dahyun,” panggil seseorang yang tidak di pedulikan oleh sang pemilik nama. Sepertinya yeoja itu mengeraskan volume musiknya sehingga hanya suara musik yang dapat ia dengarkan.

Tak dapat sahutan dari orang yang dipanggilnya itu , orang yang berposisi sebagai guru itu menghampiri meja seorang yeoja yang bernama Kim Dahyun. Srek. Guru itu menarik headphone yeoja itu dan membuat sang pemilik terkejut. “KIM DAHYUN”. “Nde saem”.
“Cepat kerjakan soal di depan,” perintahnya. Semua siswa cukup terkejut karena soal yang berada di papan sama sekali belum di ajarkan oleh guru mereka.

Kini Dahyun berada di depan mengerjakan soal itu dengan santai. Soal pertama sudah selesai. Guru itu cukup terkesan atas pengetahuan Dahyun di materi ini. Kini Dahyun beralih ke soal kedua, sedetik kemudian Dahyun berhenti.
“Ssaem,” panggil Dahyun. “Hm?.”

“Jika aku tidak bisa mengerjakan soal ini ,apa aku akan di keluarkan dari kelas?.”
Guru itu mengangguk. Dahyun meletakan spidolnya dan mulai membungkukkan badan. Saat sudah menegakkan diri Dahyun mulai berucap, “Saya tidak bisa mengerjakannya ssaem , jadi saya akan keluar”. Dahyun berjalan meninggalkan kelas.

“Padahal soal kedua lebih mudah daripada soal pertama, yeoja itu hanya beralasan supaya bisa keluar dari kelaskku.”

“Mungkin dia bosan,” lirih salah satu murid. “MWO? Apa katamu tadi?,” tanya Mrs. Min,
“Tidak ada Ssaem,” kata murid itu ciut.

“Siapa yang bisa mengerjakan soal berikutnya?,” sorang namja mengangkat tangannya. “Kau Jungkook?”.

“Bukan itu ssaem, aku ingin ijin ketoilet,”
“Cepat pergi dan segeralah kembali,” orang yang bernama Jungkook itupun mengangguk.
“It’s Jungkook time,” kata teman sebangkku Jungkook. Karena ini adalah jam dimana Jungkook keluar kelas untuk bersama dengan teman – temannya.

Dahyun pov

Aku sekarang berada diluar kelas. Kaki ku tak tentu arah , kupasang headphone kesayanganku dan terus berjalan mengikuti koridor sekolahanku tak memperdulikan jika ini adalah hari pertamaku. Perkataan Irene tadi pagi tak ku pedulikan. Lagi pula masalah tadi sudah mencoreng nama kita bukan? Ini sangat membosankan. Tangga apa ini?

Mungkinkah ini jalan menuju atap? Sepertinya iya. Jadi kulangkahkan kaki menuju atap. Setibaku disana aku mendapati sebuah bangku yang menghadap ke sebuah dinding pagar.
Tanpa babibu aku mendudukan diri disana. Memejamkan kedua mataku. Hahh ini melegakan. Udara di sekolah ini tidak begitu buruk. Mungkin tempat ini yang aku sukai di sekolah ini.

“Hey”.

Shit! Umpatku dalam hati, meski pun aku memakai haephone tetapi aku masih bisa mendengar suara orang. Huh.. aku memberdirkan badanku dan membalikkan badan untuk melihat siapa yang sudah mengangguku.
Namja ini lagi. “Apa yang kau lakukan disini?”, tanyanya padaku. “fotosintesis, lagi pula bukan urusanmu”.

“Hey ini tempatku , jadi urusanku karena kau berada di tempatku”. Ingin sekali aku menyumpal mulut namja ini dengan serbet, tetapi saat ini aku tak membawa serbet. “Aku tak melihat ada tulisan jika tempat ini adalah tempatmu.”

“Yeoja ini,” geramnya dan aku tak peduli.

“Kau tak tau siapa aku?.”

“Cih, apa itu penting”.

“Penting, karena kau ada disini sekarang”. “Begitukah?”. Namja itu mengangguk seray tersenyum menjengkelkan. “Tapi kau harus tau beberpa hal.”

“Apa?,” tanyanya. “Satu , aku tak peduli dengan siapa dirimu. Dua, aku tidak akan pernah mau tau tentang dirimu. Tiga, jangan harap karena aku disini, bukan berarti mengetahuimu adalah hal yang penting”.
Aku berjalan melewati namja itu dan empat temannya yang menatapku dengan tatapan aneh. Apa peduliku?.

Dahyun Pov end.



“Jr , dengan Bomi kau baik , tetapi kenapa dengan sahabatnya kau tidak bisa baik?,” kata Namjoon yang bingung dengan sikap Jr. “Entahlah , rasanya tadi itu adalah hal yang menyenangkan”.
“MWO?”, mereka berempat bingung bersamaan terhadap sikap Jr yang satu ini.
.
.
.
Bomi pov

Flashback
“Bomi-ya bisa kita bicara sebentar,” aku mengangguk dan mulai memberdirikan diriku. “Ada apa oppa?,”.
“Manisnya,” kata Jr sembari mengelus puncak kepala Bomi. “Hentikan, cepat apa yang ingin kau katakan padaku.”

“Mwo? Kenapa kau tiba- tiba jadi kasar begitu padaku?”.

“Cepat katakan”. Namja ini benar – benar menyebalkan. “Aku ingin mengajakmu berkencan”.

“Mwo?”, aku terkejut mendengar apa yang dia katakan, sejujurnya ini bukan pertama kali aku diajak berkencan. Entahlah responku kali ini seperti yeoja – yeoja yang tidak pernah di ajak berkencan. “Aku tidak mau kau bertanya, tapi iyakan ajakanku”, katanya lagi.

Namja ini benar – benar tidak tau atau bagaimana? Apa dia tidak sadar tadi jika aku lebih memilih untuk berekenalan dengan temannya daripada dengannya? Apa kalian tau kenapa aku langsung merespon saat Jr yang menjabat tanganku? Aku ingin lebih dekat dengan temannya. Setidaknya aku bisa mendekatinya secara perlahan dan aku yakin bisa membuat dia jatuh kepelukanku.

Aku menyukai namja itu sejak tadi pagi. Awal kedatanganku kesini dengan mood yang buruk , tetapi saat melihat namja itu moodku langsung membaik malah lebih baik dari biasanya.

Dan tadi di lapangan aku bertemu dengannya untuk yang kedua kalinya. Dia tidak meresponku sama sekali. Tapi itu tak apa, mungkin aku akan sedikit berjuang untuk mendapatkannya, mendapatkan hati namja yang belum kuketahui namanya itu.

“Hey kenapa melamun?,” katanya yang menyadarkanku. Aku menatap ke matanya. Mata namja ini penuh dengan harapan. Astaga.. Bisakah seorang namja seperti ini? “Bagaimana kau mau?,” tanyanya lagi memastikan. “Tidak.” Aku memang seperti ini bukan? Selalu jual mahal, lagi pula Jr bukalanlah incaranku. Mianhe Jr oppa kau harus mengantri dulu untuk hal ini.

“Mwo? Kau bercandakan? Selama ini tidak pernah ada yang menolak ajakanku,” kata Jr yang masih tak percaya dengan ucapanku. “Itu artinya aku yang pertama menolakmu.”

Jr memegang pergelanganku dengan sedikit kasar, genggaman itu semakin menguat.
Wajahnya begitu mengeras. Ekspresi apa ini? Aku tak pernah melihatnya. “Yeoja ini, kau harus mau,” Jr sedikit memaksa, perkataan yang tadi halus kini berubah dengan nada yang begitu menyeramkan. Orang ini berubah, lebih tepatnya menjadi orang yang sedikit memaksa. “Lepaskan sunbae,” kataku sebari menghempaskan tangan Jr oppa dan meninggalkannya. Menyebalkan. Kata itu tepat untuknya.

Flashback end.

Aku menghembuskan nafas pelajaran ini sangat membosankan. Apa yang harus kulakukan sekarang? Bolos? Bisakah? Apa kalian tau jika sekolah ini memiliki jam sekolah yang lebih lama daripada biasanya. Sekolah formal yang biasanya pulang jam dua siang tapi tidak dengan sekolah ini yang memulangkan siswanya jam empat sore. Aku baru tau ini dari teman sebangkuku, sebentar lagi istirahat bukan? Setidaknya ada istirahatnya walaupun jam pulang kami sore.
.
.
Bel istirahat berbunyi , aku sudah bersama dengan sahabat – sahabatku. Kami berniat untuk mengelilingi sekolahan ini dan mencoba beradaptasi. “Kita sahabat kan?”.

“Kenapa kau tanyakan itu Bomi-ya? Tentu saja kita bersahabat, jika tidak untuk apa kita bersama sekarang?,” kata Irene sedikit panjang lebar. “Hm.. Kau benar”.

“Aku ingin kita berjanji satu hal,” kataku sembari mengacungkan jari telunjuk.

“Janji apa?,” tanya Dahyun. “Saat salah satu dari kita memiliki masalah harus dihadapi bersama yang intinya kita harus bersama disaat senang maupun duka.” Mereka mengangguk menyetujui apa yang aku katakan. “Kita harus berjanji ne,” kataku lagi. “Ne”., kata mereka serempak.

“Hey lihat , itu adalah guru killer disini. Tadi aku mendapatkan jam pelajarannya dan dia benar – benar killer,” kata Irene yang sedikit berbisik supaya orang yang sedang dibicarakan tidak tau.

“Joengmalyo?,” tanya Taeyeon yang diangguki oleh Irene. “Hey dia melihat kearah kita.” Irene mencoba untuk memperingati.

“Kau!” Shit!! Apa dia berjalan kearah kami? Tanyaku sendiri. Shit!! Tapi dia berhenti didepan sebuah pintu dan masih menatap kami intens.

“Kau,” panggilnya lagi kearah kami. Kami masih terdiam. “Aku?”, tiba – tiba aku mendengar suara khas Kim Taeyeon dengan menunjuk dirinya sendiri. “Iya kau.” Mampus.
Bomi pov end



“Iya kau,”

“Cepat kemari.” Panggilnya

“Tae,” kata Bomi sembari memegang perutnya. “Ne?”.

“Aku sakit perut, aku akan ketoilet.” “Aku akan menemani Bomi ketoilet,” kata Dahyun selanjutnya sembari merangkul lengan yeoja bernama Bomi itu.

Irene cengengesan tak jelas. “Tae, aku lupa mengerjakan tugas yang tadi di berikan guruku. Aku harus kembali ke kelas”. Mereka bertiga berlari menjahui Taeyeon. “Ya!! Ya!! Ya!! Baru saja kalian berjanji kita akan bersama – sama tapi sekarang kalian meninggalkanku eoh? Aish!! Jinjja , kalian menyebalkan”, gerutu yeoja bernama Kim Taeyeon itu saat melihat teman – temannya berlari meninggalkannya. Kemudian tiga gadis itu berhenti dan membalikkan badannya. “Taeyeon Fighting,” ucap mereka serempak dengan cengiran khas masing – masing.

“Aish.. kalian benar- benar menyebalkan.”

“Hey kau cepat kemari.” Suara itu membuat Taeyeon tersentak dan langsung menghampiri pak tua killer itu. Taeyeon masih dapat mendengar cengiran teman – temannya.
.
.
Dan kini Taeyeon berakhir dengan setumpukan buku yang dia bawa sendiri. Pak tua tadi memanggilnya hanya untuk menyuruh Taeyeon membawakan setumpuk buku ini ke perpustakaan. Apa pak tua itu tidak bisa membawanya sendiri sampai harus menyuruh Taeyeon? Guru itu memang seperti itu, dia selalu suka membuat muridnya kesusahan.

Setiba di sebuah tikungan, tubuh Taeyeon terpental dan jatuh menyentuh lantai. “Ya!!”. Gerutu Taeyeon. Seorang namja baru saja menabraknya dan anehnya dia tidak memperdulikan apa yang baru saja ia tabrak. “Hey kau!!,” teriak Taeyeon yang bisa dijamin terontar untuk namja itu. Sedetik kemudian namja itu membalikkan badan dengan muka yang cukup datar. “Lihat apa yang baru saja kau lakukan?” Namja itu melihat buku – buku yang berserakan dilantai. Tak ada respon dari namja itu membuat Taeyeon semakin kesal.

“Hanya diam? Kau tidak berniat membantu?”.

“Untuk apa aku membantumu?”.

“Ini semua karenamu”.

“Kurasa tidak, ini karena tubuh pendekmu ini,” ejeknya dengan enteng. Kemudian membalikkan badannya seraya pergi dari tempat itu.

Buk!! “AA!!”, kata namja itu seraya mengusap kepalanya yang sakit. Taeyeon memukul kepala namja dengan buku yang sudah ia rapikan sejak tadi. “Nappeun namja,” kata Taeyeon dan pergi meninggalkan namja yang sedang meringis kesakitan.
.
.
Dahyun menghembuskan nafasnya kasar. Hari ini dia malas untuk pulang kerumah. Sahabat – sahabatnya yang lain sudah pulang dengan berbagai alasan.

Flashback

“Mianhe, aku harus pulang sekarang. Eomma ku sudah berjanji akan mengajakku shopping.” Itu adalah suara Bomi. Dia menelfon Dahyun karena tidak bisa bermain bersama. Setelah memutuskan panggilannya dengan Bomi , Dahyun menerima pesan.

From : Taeng
Dahyunie , mianhe aku tak bisa berkumpul dengan kalian. Tiffany membutuhkanku, ada banyak pesanan saat ini ditoko. Semoga hari kalian menyenangkan . Annyeong.


Dahyun menaruh phonselnya ke saku rompinya. “Mianhe aku terlambat. Mana yang lainnya?,” tanya seseorang yang tiba – tiba datang. “Mereka sedang sibuk Irene-ya”. Irene hanya mengangguk.

“Sekarang kita mau kemana?,” tanya Irene tapi hanya di respon dengan gudikan bahu Dahyun.

“Bagaimana jika kita ke-,” perkataan Irene terpotong saat mendengar bunyi phonselnya, dengan cepat yeoja itu mengambil phonselnya dan mengangkat panggilan yang baru saja masuk.

“Yoboseyo?”

“....”

“Harus sekarang?”

“....”

“Apa itu penting?”

“....”

“Ne ne ne, aku akan segera pulang sekarang”.

Irene memutuskan sambungan telfonnya. Dia melirik Dahyun yang sedang menatap jalan tak jelas. “Dahyun-ah,” panggil Irene hati – hati. Dahyun menghela nafasnya. “Pergilah Irene-ya, aku tak apa”. Irene tak tega meninggalkan sahabatnya itu sendirian. “Jika kau mau kita bisa pulang bersama,”
tawar Irene.

“Gomawo , tapi aku sedang malas pulang kerumah. Kau bisa pulang sekarang jangan khawatirkan aku.” Mata Irene berbinar , dia takut jika sahabatnya itu kesal padanya. Saat Irene melihat taksi , di langsung memberhentikannya. Baru saja membuka pintu Irene menengok ke arah Dahyun. “Gwaenchana,” kata Dahyun . “Hati – hati Dahyun-ah,” pamit Irene dan akhirnya dia pergi.
Flashback off


“Apa yang sekarang aku lakukan?”, Dahyun menatap bangunan tua yang menjadi sekolahnya sekarang. Tanpa berpikir apapun kaki Dahyun melangkah memasuki bangunan itu. Koridor demi koridor ia lewati, kemudian dia terhenti pada pintu yang bertuliskan ‘Club Dance’, dahyun mencoba membuka pintu itu, “Ternyata tidak dikunci”, lirihnya dan membuka pintu itu. “Tidak buruk
ruangannya,” Dahyun berkomentar saat melihat ruangan itu.

Dahyun meletakkan tasnya dan berjalan kearah speaker yang cukup besar itu untuk ia hidupkan. Dahyun ingin menari , setidaknya ini bisa mengurangi rasa bosannya sebelum ia pulang. Alunan musik sudah memenuhi ruangan itu, langkah demi langkah dahyun ambil, gerakan kesana – kemari tak luput ia gerakan. Suara hentakan kaki sering kali terdengar dari ruangan itu. Dengan energiknya Dahyun mengeluarkan separuh kemampuannya.

Sedetik kemudian yeoja itu berhenti , mematikan musik yang sedari tadi menemaninya. “Kenapa berhenti?”, tanya namja yang membuat Dahyun menghentikan aktivitasnya. Dahyun tak merespon perkataan namja itu. “Kenapa kau belum pulang? Padahal ini sudah sore,” kata Namja itu yang sedang melirik jam tangannya.

“Bukan urusanmu,” kata Dahyun dingin pada akhirnya. Setelah mengatakan hal itu , namja yang sedari tadi berada di ambang pintu mulai berjalan mendekat kerah Dahyun. Namja itu melepas ikatan dasinya , membuang sembarang. Membuka dua kancing atasnya sehingga memperlihatkan kaos putih yang menutupu dada namja itu.

Dahyun mulai panik , dia sekarang benar – benar panik. Apa yang akan namja itu lakukan . Kenapa dia melakukan hal itu . Ditambah lagi wajah dinginnya yang terus menatap Dahyun lekat tak tergoyahkan.

“Ya!! Jangan mendekat,” teriak Dahyun yang tak di pedulikan oleh namja yang terus saja berjalan kearahnya. “Apa yang ingin kau lakukan?,” tanya Dahyun yang sedikit bergetar saat namja itu sudah tepat berada di depannya. Sial!! Namja itu malah tersenyum dan membuat Dahyun semakin takut. Dahyun menutup matanya saat namja itu mencondongkan dirinya kearah Dahyun. Dahyun takut sesuatu yang tak ia inginkan akan terjadi.

Setiap orang pasti memiliki kelemahan. Dan inilah kelehaman Dahyun yang tiba – tiba datang. Hanya orang inilah yang membuat Dahyun menjadi takut. Kenapa? Mungkin wajah dinginnya yang begitu menusuk , seakan – akan namja itu akan memakan Dahyun hidup – hidup.

Dahyun dapat merasakan aroma namja itu, sudah di pastikan bahwa tubuh namja itu kian mendekat kearahnya.

Sedetik kemudian.

Suara musik mulai terdengar kembali dan membuat Dahyun membuka matanya lebar. “Aku hanya ingin menemanimu menari ”, kata namja itu yang kemudian menari di samping Dahyun.
Dahyun yang masih tertegun berusaha menetralkan dirinya dan ikut menari bersama namja yang masih belum ia ketahui namanya.

.
.
‘Kookie , bisakah kita bertemu hari ini?’, dahyun menulis pesan itu dan kemudian menekan Send. “Apakah dia akan datang? Ini sudah sore”. Drrtttt Drrrt .
“Tentu nona,” senyuman yeoja itu mulai terukir.
.
.
“Rahasiakan identitas kalian”.

Kalimat itu tak terlupakan bagi empat yeoja ini. Mereka sangat rapi menyimpan identitas mereka. Sampai – sampai mereka memilih menggunakan taksi dari pada diantar oleh mobil mereka.
“Sekolahan ini memiliki club dance,” kata Dahyun. “Bagaimana jika kita bergabung? Sebulan disini tanpa melakukan apa – apa akan membosankan,”timpalnya lagi. Mereka menyetujui ide yang baru saja disampaikan oleh Dahyun.

Disinilah mereka sekarang, diruangan club dance.
“Bagaimana sunbae? Apa kami bisa bergabung? Hanya satu bulan,” para sunbae itu mengangguk setuju yang membuat keempat yeoja itu senang. “Tapi sebelum itu, kalian harus menunjukkan skill kalian.” Beberapa menit kemuidan setelah mereka menunjukan bakat mereka.

“Bagus, bisakah kami meminta tolong pada kalian?,” “Katakan saja sunbae,” Bomi tersenyum mempersilahkan. “Dua hari lagi akan ada pertandingan basket, club dance ditunjuk sebagi pembukaan pertandingan itu dan kami pada saat itu ada ujian. Bisakah kalian menggantikan kami? Kami tidak bisa menaruh harapan pada hoobe kami yang masih belum baik dalam menari. Kami meminta bantuan kalian karena kalian cukup baik dalam menari.”

“Soal itu , sunbae tidak usah khawatir kami akan melakukannya. Tapi bagimana jika hoobe sunbae tidak setuju?”. Tanya Dahyun pada akhirnya

“Soal itu tidak usah khawatir , biar kami yang mengurusnya. Kalian bisa latihan dari sekarang, ruangan ini bebas untuk kalian”. Kemudian para sunbae itu berjalan meninggalkan ruangan.

“Ghamsamida sunbae, ” Irene membungkukkan badannya hormat.
Setelah selesai berlatih mereka pergi menuju kantin , saat di jalan mereka berpapasan dengan Jr dan teman – temannya. Para yeoja itu menatap mereka dengan tatapan tidak suka. Sementara disisi mereka salah satu dari mereka tersenyum penuh arti, untuk siapa? Entahlah . Orang yang tersenyum itu adalah Minhyuk. Namja yang baru saja menjadi topik pembicaraan karena telah memecahkan kaca jendela. Sungguh pembuat onar.
.
.

Kini pelajaran sedang berlangsung, seharusnya semua murid harus memperhatikan pelajaran itu dengan baik. Tapi tidak dengan yeoja berambut blonde ini. Dia sekarang sedang menyandarkan kepalanya ke meja dengan mata yang masih tebuka dan menghadap kearah tempat teman sebangkunya. Syukurlah namja itu tidak berada di kelas dan Taeyeon bisa beristirahat dengan tenang.

Baru saja Taeyeon menghembuskan nafasnya. “Merindukanku”. Sebuah wajah tiba- tiba berada tepat di depan wajah Taeyeon yang berjarak hanya beberapa centi dari wajahnya.
Dengan cepat Taeyeon menegakkan kepalanya dengan mata yang melotot. “Wow, Kim Taeyeon.. Matamu bisa keluar jika seperti itu.”

“Kau hampir membuatku jantungan”

“Jinjja? Apa jantunganmu karena kau menyukaiku?”

Pletak! “Pabo, kau mengejutkanku. Kenapa kau sangat percaya diri sekali eoh?”. Namja itu meringis
kesakitan. “Dua kali kau memukulku nona, apakah kau benar – benar seorang yeoja”, Taeyeon siap melayangkan pukulannya kali ini dan langsung ditahan oleh Minhyuk. “Lepaskan tanganku,” titah Taeyeon. “Tidak, sebelum kau memberikan sesuatu yang kuinginkan”.

“Mwo??”. Minhyuk mendekatkan wajahnya menuju wajah Taeyeon dan berhenti saat jarak mereka tinggal 3 centi .

“Jawab pertanyaanku atau ku cicipi bibirmu”, kata Minhyuk sembaei memperhatikan bibir tipis Taeyeon.

“Siapa nama temanmu yang berambut hitam-pink itu”. Srek!! Pletak!!
Taeyeon bukan yeoja lemah yang kalian pikirkan. Mungkin apa yang di lakukan Minhyuk bisa membuat semua yeoja meleleh seketika tapi tidak dengan yeoja itu. Dia kini dengan beraninya mendorong Minhyuk dan memukul kepalanya keras. Sampai – sampai semua orang yang berada di kelas melihat kearah mereka.

“Ada apa Taeyeon-ssi?,” tanya guru itu. Taeyeon mengambil tasnya dan berjalan menuju guru itu.

“Saem aku ingin pamit kekamar mandi untuk mengganti ‘itu’ ”, Taeyeon berbisik kepada Gildan ssaem. Gildan ssaem mengangguk mengerti, itu masalah wanita. Taeyeon tersenyum puas dengan alasannya. Sebenarnya dia ingin membolos dan pergi dari sekolah.

Sebelum yeoja itu benar- benar meninggalkan kelas dia mengirimi pesan kepada spara sahabatnya. : Jangan cari aku disekolah , aku sedang membolos saat ini , bocah tengil teman sebangkuku sangat menyebalkan. Aku berada dirumah jika kalian mencariku. Send.


From : Dahyunie~
Pulang sekolah nanti kalian pulanglah dulu kerumah dan berkumpul kembali di Astro (tempat tongkrongan para remaja)




Bomi Class

Drrrt Drrrt
From : Taetae
Jangan cari aku , aku sedang membolos saat ini , bocah tengil teman sebangkuku sangat menyebalkan. Aku berada dirumah jika kalian mencariku

Drrt Drrt
From : Yunyun
Pulang sekolah nanti kalian pulanglah dulu kerumah dan berkumpul kembali di Astro


Bomi membaca pesan dari kedua sahabatnya itu , lalu meletakkan kembali phonselnya saat guru sudah memasuki kelas. “Hahhh.. Jam pelajaran kali ini sangat cepat, kalian beruntung sekalli karena peraturan pulang jam empat sore telah dihapus”. Semua murid senang, tentu saja senang. Bomi hanya mengulas senyum. Ini disebabkan olehnya.

Flashback

“Eomma...”, rengek Bomi pada ibunya. “Wae honey?”.

“Aku sangat lelah, lihatlah wajahku sampai kusam begini”. Ibunya menangkup wajah anaknya itu. Benar apa yang dikatakan anaknya itu. “Ini karena sekolahan itu memulangkan muridnya jam 4 sore, di mana hak asasi kita untuk istirahat,” rengek Bomi semakin jadi.

“Eomma akan berbicara pada appamu,”

“Gomawo eomma,”kata Bomi sembari memeluk ibunya. “Keunde, jangan bilang jika aku adalah anak appa. Itu harus dirahasiakan”.

“Arraseo , ayo sekarang kita makan . Eomma sudah menyiapkan makanan kesukaanmu”.
“Jaa”, kata Bomi girang

Flashback off


Drrrt Drrt
From : Yunyun
Aku akan pulang sekarang

“Ahh, jika begitu aku juga”, kata Bomi sembari memasukkan phonselnya.

“Ssaem”.

“Ne?”

“Bolehkan saya pulang? Saya sedikit kurang enak badan”,

“Baiklah jika begitu, beristirahatlah dengan baik dirumah”. Bomi mengangguk.

“Aku akan mengantarmu,” kata salah satu namja di kelas itu. “YA!! Kau ingin mati eoh?,” bisa ditebak jika yang berteriak itu adalah pacarnya.
Saat Bomi berada di depan kelas dia mengirim sebuah pesan.


Dahyun pov.
5 menit yang lalu

From : Taeng
Jangan cari aku , aku sedang membolos saat ini , bocah tengil teman sebangkuku sangat menyebalkan. Aku berada dirumah jika kalian mencariku.


Aish yeoja ini, hanya kerena bocah tengil itu di pergi dari sekolah. Aku mengirimi pesan untuk nanti berkumpul di Astro , karena kami sudah lama tidak pergi kesana .
Mungkin bagus jika aku juga pergi. Lagipula guru yang sedang mengajarku sekarang absen tidak masuk. Bukankah ini kesempatan untukku pergi
Segera ku mengirim pesan jika aku juga akan pergi dari sekolah


Drrt Drrt
From : Bong
Aku juga pulang sekarang.
Membaca pesan itu berarti hanya Irene yang masih disekolah.


Irene Side

Drrt Drrt
From : Yeonie
Jangan cari aku , aku sedang membolos saat ini , bocah tengil teman sebangkuku sangat menyebalkan. Aku berada dirumah jika kalian mencariku

Drrt Drrt
From : Yunie
Pulang sekolah nanti ke kalian pulanglah dulu kerumah dan berkumpul kembali di Astro

Drrt Drrt
From : Yunie
Aku akan pulang sekarang

Drrt Drrt
From : Minie
Aku juga pulang sekarang


“Kenapa mereka pulang? Lalu aku bagaimana?”. Irene melihat guru killer itu. Mr.Jim keluar dari kelasnya dan Irene mengambil tasnya untuk pergi dari kelas itu. Setibanya di depan pintu guru Killer itu, Mr.Jim menatap intens Irene. Irene menelan ludahnya kasar.

“Mau kemana?,” tanya Mr.Jim


“Mr... tadi saya sudah dijinkan pulang oleh perawat Yen, karena perut saya yang sakit ”.

“Benarkah?,” Irene mengangguk . “Tapi kenapa kau tidak kesakitan saat ini?” Deg!! Sial!!

“Aduhhh... Mr.. Sakit..” Irene dengan spontannya memegangi perutnya berekspresi kesakitan

“Penyakit perut saya aneh Mr... aduhh sakit.. Jika dia dibicarakan pastii akan berefek seperti ini.. aduuh Mr..”, Mr.Jim langsung gelagapan dengan perubahan Irene saat itu. “Cepat lah , cepatlah pulang. Apa perlu saya antar?” Deg!! Apa lagi ini?

“Tidak usah Mr.. Saya bisa sendiri”, Irene berjalan sedikit jongkok berniat meninggalkan guru sialan itu , sebelum guru itu menahannya lebih lama.
.
.
.
“Hyung kenapa kau sangat ingin sekali mengajak Bomi berkencan?,” tanya Jungkook yang mensejajarkan langkahnya dengan Jr. “Aku tertarik dengannya”.

“Hanya karena kau tertarik dengannya?”, tanya Luhan yang mendapat anggukan. “Kemana Namjoon Hyung?”, tanya Minhyuk yang baru saja bergabung dengan mereka. “Dia dengan Nara”, jawab Luhan. “Sekarang kita akan kemana?”.

“Ke kelas Bomi”.Kali ini Jungkook yang menimpali pertanyaan Minhyuk. “Untuk apa?”, Jungkook langsung mengitruksi Minhyuk untuk melihat kearah Jr. Dan disana Minnhyuk sudah mendapatkan jawabannya.

“Dia pulang?”, tanya Jr lagi dan diangguki oleh siswi berkaca mata itu. “Tadi dia bilang sakit”. Jr mengangguk mengerti. “Tadi Taeyeon juga pulang,” kata Minhyuk.

“Dahyun juga,” kata Jungkook. “Berarti mereka bertiga pulang?,” tanya Luhan. Dan mendapat anggukan dari mereka. “Jadi tinggal satu orang yang belum pulang,”kini Minhyuk mengeluarkan Smirknya. “Kenapa dengan wajahmu?”, tanya Jr saat melihat perubahan raut wajah dari Minhyuk. Minhyuk hanya mengangkat –ngangkat alisnya. Lalu bocah itu dengan girangnya berjalan menuju kelas yang berada di samping kelas Bomi.

“Ahhh Minhyuk ”

“Apa yang membuatmu kemari Minhyuk-ssi?”

“Ya! Dia pasti ingin menemuiku”

“Bukan , tapi aku”

“Aku” “Aku”

Minhyuk tak memperdulikan ocehan – ocehan para yeoja yang berada di depannya, namja itu asik mencari yeoja yang ingin ditemuinya. Tapi tak kunjug ketemu.

“Ya!!! Jr oppa”

“Luhan oppa”

“Jungkook!!!”

Suara para yeoja itu semakin menjadi setelah kedatangan orang yang namanya di sebut itu.
“Kau cari siapa Minhyuk?,” tanya Jungkook yang melihat temannya itu masih celingak – celinguk tidak jelas. “Aku tidak tau namanya, anak baru itu. aku mencarinya.”

Jr ingin membantu hoobenya itu tapi bingung dengan apa ia bisa membantu.

“Ya!!! Jr oppa kau semakin tampan saja” “Aku mencintaimu Jr oppa” “Lihatlah Luhan oppa juga tampan” “Bogosiposo Luhan oppa”

“Jeon Jungkook aku mencintaimu” “Jadilah pacarku”. “Minhyuk” “Minhyuk” “Kau mencariku? Aku disini”.

Astaga kepala mereka makin pening dengan kicauan tak jelas dari para yeoja itu. “KALIAN SEMUA DIAM!!”, sentak Jr yang membuat mereka bungkam seribu bahasa.

“Ya , cepat tanyakan meraka orang yang kau cari,” kata Jr yang sembari menepuk – nepuk lengan Minhyuk.

“Anak baru di kelas kalian mana?,” tanya Minhyuk. “Maksudmu Irene?”

“Jadi namanya Irene, dimana dia?”.

“Dia pulang, tadi dia bilang sedang sakit dan Mr.Jim memperbolehkannya pulang”. Penjelasan yeoja itu membuat Minhyuk sedikit kagum. Mr.Jim guru killer itu berhasil ditipu olehnya. “Wah!! Mereka benar – benar nekat”, kata Jr.

“Entah kenapa sejak kedatangan mereka, sekolah ini bisa sedikit terlihat lemah,” kata Luhan yang mulai berjalan dan diikuti yang lainnya. “Kau benar hyung, pertama, mereka sudah berani melawan
Yuri dan berkata akan menutup sekolahan ini. Kedua, setelah sehari mereka bersekolah disini esoknya jam pulang sekolah menjadi lebih cepat. Dan ketiga , mereka berempat berani – beraninya bolos sekolah dengan berbagai alasan dan bisa menipu Mr.Jim dan para guru lainnya,” kata Jungkook panjang lebar.

“Sepertinya sekolahan kita akan semakin menarik,” Jr tersenyum penuh arti menatap halaman sekolah mereka.
.
.
Astro : tempat dimana para remaja bersenang – senang . Terlihat seperti sebuah tongkrongan yang terdapat tempat arena bermain skatebord dan lapangan basket, tempat ini juga difasilitasi kamar mandi, kantin dan tempat duduk berputar. Tempat itu bukanlah sebuah bangunan tetapi tempat area terbuka.

Seorang yeoja terlihat sedang membolak balikkan langkahnya kesal, sepatu nike putihnya sesekali menendang kerikil yang terlihat olehnya. “Ya! Kenapa mereka lama sekali datangnya eoh?”.

“Ya!! Kenapa kalian lama sekali?,” teriak Bomi yang sudah melihat tiga sahabatnya sedang berjalan kearahnya . Mereka bertiga terkekeh melihat Bomi yang sudah mempoutkan bibirnya sembari
berkacak pinggang menunjukkan kesebalannya.

“Tadi kami mampir ke toko sebentar untuk mengambil ini,” kata Taeyeon yang mengangkat kotak yang ditangannya itu.

“Itu cake?,” tanya Bomi dan diangguki oleh Taeyeon. “Ayo kita ketempat Changkyun”.
.
.
. “Hey”, sapa salah satu namja yang nampak melambaikan tangannya. “Sudah lama kau tak datang kemari Dahyun-ah,” kata namja itu sembari memberi tempat untuk Dahyun duduk. “Ada sedikit masalah, bagaimana kabarmu sekarang? Apa kau sudah mempunyai pacar?”. “Ya!! Kau datang – datang langsung menyerangku dengan pertanyaan itu”, Dahyun terkekeh. “Apa yang kalian bawa?”, Changkyun menarik kotak putih yang berada di meja itu dan mencoba membukanya. “Cake!”, pekik namja itu. “Mana?”, pekik dua orang namja yang langsung menghampiri Changkyun.

“Ya! Ya! Tak bisakah kalian tidak begini?,” protes Changkyun yang kemudian mendorong temannya pelan. “Ini kau berikan untuk kami kan Taeyeon?”, tanya Changkyun Taeyeon langsung mengangguk.

“Kalian tunggu disini ,aku akan membelikan kalian minuman”, pamit Dahyun.
.
.
Baru saja Dahyun sampai pada toko yang biasa disebut kantin itu, dia langsung disuguhi pemandangan yang sangat membuat dirinya jerah. “Wah ternyata kita bertemu disini,”kata seorang namja itu yang tak dipedulikan oleh Dahyun. “Ahjumma, aku beli 10 kaleng soda,” kata Dahyun sembari mengetuk – ngetuk meja tinggi itu. “Ini,” kata orang dipanggil Ahjumma itu. Setelah membayar soda itu Dahyun langsung pergi dari tempat itu kareana tidak ingin berlama – lama bersama para namja yang menyebalkan terutama namja itu.

“Hey!,” cegah namja itu dengan memegang lengan Dahyun. “Apa begini sikapmu saat bertemu sunbae mu?,” tanya namja itu.

Dengan cepat Dahyun langsung menghempaskan tangan namja itu dari lengannya. “Mau mu apa sunbae?”. Kata Dahyun dingin

“Lihatlah teman barumu Jungkook-ah, dia sama dinginnya denganmu”.

“Jr hyung hentikan, kau membuatnya menunggu,” kata namja yang dapat di ketahui jika itu Jungkook. Dahyun tak suka dibuat menunggu, tanpa berkata apapun Dahyun langsung pergi dari tempatnya. “Hey” “Aaaa”, lagi – lagi Jr menahan Dahyun dan langsung diberi satu injakan tepat di kaki sebelah kanannya yang berhasil membuat namja itu mengaduh kesakitan.

“Wah!! Mereka adalah yeoja yang kasar, kau hanya sekali hyung sedangkan aku tiga kali”, kata Minhyuk sembari memperlihatkan tiga jarinya ke Jr.

“Sudahlah, ayo ikuti dia.. Aku ingin bertemu Bomi,” kata Jr.

“Ya! Kalian mengajakku kesini untuk apa? Lebih baik tadi aku jalan – jalan dengan Nara,” Namjoon mulai protes tapi anehnya tidak ada yang merespon protesan itu.

“Ya! Kalian mengacuhkanku,” protes Namjoon lagi. “Ayo pergi,” tarik Luhan.
.
.
.
“Hey kita bertemu lagi.”

“Astaga mereka lagi”, decak Dahyun. “Siapa mereka?,” tanya Changkyun. “Hanya sunbae menyebalkan”. Kata Dahyun lirih.

“Apa mau kalian?,” tanya Changkyun.

“Bomi,” kata Jr.

Bomi tak memperdulikan mereka sama sekali, dia sedari tadi sedang asik sendiri dengan phonselnya. “Bomi-ya,” kata Irene yang sedikit menggoyangkan lengan Bomi. “Wae?, ” kata Bomi yang akhirnya memalingkan matanya menuju Irene.

“Hey cepatlah , temui mereka,” kata salah satu namja yang berada di samping Changkyun. Bomi menghentak – hentakkan kakinya kesal sembari berjalan kearah Jr.

“Apa sifat Bomi tak pernah berubah?”.

“Ya.. seperti itulah Bomi , mau diapakan lagi HyungWon”, kata Dahyun. Hyungwon adalah salah satu teman Changkyun yang tak menyukai Bomi. Sifat Bomi yang biasanya sombong , keras kepala, egois membuat mereka tidak menyukainya apalagi saat dimana mereka kehilangan seorang teman karena Bomi. Bomi pernah berpacaran dengan Shownu teman mereka yang sekarang berada di Amerika karena Bomi memutuskan namja itu dan membuat dia nyaris gila karena Bomi memutuskannya. Saat Shownu hendak mengejar Bomi dia tertabrak dan mengalami hilang ingatan.

Akhirnya orang tuanya membawa Shownu ke Amerika untuk meninggalkan kenangan buruknya disini termasuk kenangan bersama teman – temannya.

Tes. Tak sadar namja bernama Hyungwon itu meneteskan air mata dan membuat orang disana mengerti. “Sudahlah , yang terpenting dia bahagia sekarang”. Kata Changkyun menenangkan.

“Aku hanya merindukannya”. Kata Hyungwon sembari mengusap air matanya.





Bomi pov
“Apa lagi yang sunbae ingin bicarakan?”.

“Sunbae? Kemana perginya panggilan oppa untukku?”.

“Jangan berbasa – basi sunbae, apa yang sunbae mau?”

“Aku ingin mengajakmu kencan Bomi-ya , tak bisakah kau menerimanya?”.

“Aku sudah bilang tidak , kenapa sunbae tidak mengerti juga? Apa hebatnya sunbae?”, kini Bomi sedikit lantang di akhir kalimatnya dan membuat teman – temannya memperhatikan kedua insan yang sepertinya sedang beradu mulut.

Jr sedikit geram dengan kaliamat yeoja yang berada di depannya ini. “Aku hebat, aku dan teman – temanku hebat dalam berbagai hal.” Kata Jr.

“Cih. Jika kalian bertanding basket dengan teman – temanku pasti kalian akan kalah,” sifat sombong Bomi keluar. Itulah yang ada di benak Hyungwon. “Dia masih bisa bersikap sombong , padahal belum tentu kita bisa menang. Apa dia bilang? Teman – teman katanya? Sejak kapan kita menjadi temannya,” Hyungwon tak henti – hentinya mengkritik Bomi, Changkyun langsung menyikut lengan sahabatnya itu untuk menghentikan ocehannya.

“Benarkah?”.

Bomi mengangguk pasti. “Bagaimana jika kita bertaruh”.

“Oke”.

“Ya! Yang akan bertandinng kami , kenapa kau main setuju – setuju saja?”, teriak Hungwon sedikit tidak terima. Bomi tidak memperdulikan teriakan namja itu. “Jika kalian kalah , kalian harus menjadi pembantu kami selama satu minggu,” kata Bomi. “Call. Tapi jika kami menang , kalian harus menjadi pacar kami selama seminggu dan kami bebas memilih siapa yang bisa menjadi pacar kami”.

“Call”.

“MWO?? YAK! YOON BOMI APA KAU GILA?”, teriak Dahyun yang kemudian berjalan mendekati Bomi. “Batalkan pertandingan itu, jangan membawa kami dalam urusan kalian berdua.” Cecar Dahyun sembari menunjuk – nunjuk kedua orang itu.

“Terlambat ,aku sudah merekam semuanya. Jika kalian membatalkannya aku akan memasang rekaman ini di sekolah besok.” Minhyuk dengan entengnya mengancam sembari menunjukkan phonsel yang sedang merekam percakapan mereka. Dahyun menggema kesal , bagaimana bisa Bomi bertindak tanpa memikirkannya dahulu. Bomi terlihat gemetar saat meihat Dahyun yang mulai marah padanya. “Bagaimana bisa kita lanjutkan nona – nona?,” tanya Jr dengan senyuman bangga. Sial.

Namja ini memang menyebalkan. Dahyun melihat kearah Taeyeon yang tidur dengan pulas. Untung saja yeoja itu sudah ia suruh untuk tidur, Jika tidak mungkin dia akan mengamuk tak karuan. Kali ini dahyun mendesah nafasnya kasar. “Baiklah, kita lanjutkan,” kata Dahyun yang langsung meninggalkan Bomi yang masih diam mematung.

“Changkyun , tolong aku”, kata dahyun yang sedikit memelas. “Tolong kami,” kini Irene ikut bicara.

“Menangkan pertandingan ini, aku tidak mau menjadi pacar mereka,” Kata Dahyun sembari menggoyang – goyangkan lengan Changkyun. “Demi aku”. Chanykun menghirup nafasnya dalam – dalam dan mengeluarkannya kasar.

“Aku akan membantumu, tapi tidak tau dengan teman – temanku. Aku akan mencoba berbicara dengn mereka”. Dahyun mengangguk dan Changkyun mulai berjalan mendekati temannya yang sudah tidak tahan dengan sikapa Bomi yang seenaknya memasukkan mereka dalam permainannya.
“Apa?,” tanya Hyungwon

“Bantu mereka?”.

“Untuk apa? Apa untungnya buat kami? Yang untung hanya anak manja itu dan kami tidak mau membantunya”.

“Ayolah WonHo, ini untuk Dahyun dan teman – temannya bukan untuk Bomi. Apa kalian tidak bisa membantu mereka? Mereka teman kita kan?”, Changkyun membujuk mereka supaya dapat membantu. Mereka berdua berpikir sembari melihat Bomi yang masih setia mematung dan Jr orang yang menantang mereka.

“Bantu kami , aku mohon,” suara itu. Suara lembut milik Irene terdengar ditelinga tiga namja itu. Hyungwon dan Wonho yang melihat Irene sungguh tidak tega. “Ini untuk kami bertiga bukan untuk Bomi”, kini Dahyun juga membantu untuk membujuk mereka.

Wonho menarik nafasnya dan mengeluarkannya, “Baiklah, aku akan memanggil teman - temanku”.

“Apa kau yakin?,’ tanya Hyungwon. Wonho mengangguk. Dahyun dan Irene tersenyum tulus.

“Gomawo,” kata mereka bersamaan. Hyungwon dan Wonho memanggil dua temannya supaya anggota mereka pas 5 .

“Kami hanya bisa mengikuti pertandingan dan aku tidak yakin akan menang, ini tergantung mereka”. Kata Changkyun yang melihat Hyungwon dan teman - temannya.

“Tidak masalah yang terpenting kalian sudah mau membantu kami,” Changkyun tersenyum mendengar perkataan Dahyun. Dia mengelus rambut yeoja itu sayang , “Aku akan berusaha menang untukmu.” Gleb! Dahyun memeluk sahabatnya itu. “Gomawo Changkyun-ah, kau memang yang terbaik”. Changkyun membalas pelukan dahyun dan mengangkat yeoja itu sembari memutar – mutarkan badannya. Mereka bahagia. Bahagaia memiliki sahabat yang dapat diandalkan.

Sedangkan disisi lain seorang namja melihat pelukan itu iri. Dia iri. Entah sejak kapan sifat iri berada di dalam dirinya. Hanya yeoja itu yang membuatnya bisa iri kepada orang lain padahal selama hidupnya namja ini tak pernah iri dengan siapapun.

“Hyung kita harus memenangkan ini.” Kata Minhyuk dengan antusias, “Pastinya”, kata Jr bangga.

“Bagaimanapun caranya kita harus menang,”Jungkook mengepalkan tangannya geram. “Bagaimana dengan kalian? Apa kalian setuju?”.

“Yang terpenting memenangkan pertandingan ini,” kata Luhan dengan mengarah kesuatu tempat yang tak diketahui oleh yang lainnya.

Pertandingan dimulai.
Para namja itu sudah mulai mendribel bola kesana – kemari, menghadang , menangkap , memasukkan itu yang mereka lakukan.

Blus!!

Satu Skor untuk tim Changkyun. Harapan menang sudah terlihat. Para yeoja itu bersorak ria saat bola basket itu memasuki keranjang. “Changkyun semangat,” teriak Dahyun. “WonHo , berjuanglah,” kata Irene. Namja yang merasa namanya di sebut tersenyum dan kembali semangat , sementara beberapa namja lawan mereka tersenyum tak suka.

“Apa Taeyeon tidak bangun juga?,” tanya Bomi. “Bangunkan saja jika kau siap diamuk, karena tindakanmu ini,” kata Dahyun yang membuat Bomi ciut seketika. Irene hanya mengelus tangan Bomi mencoba menenangkan sang pemilik tangan.

“Gomawo Irene-ya,” kata Bomi sembari menyandarkan kepalanya ke pundak Irene. “Lain kali jika ingin melakukan sesuatu harus di pikirkan dulu,” Bomi mengangguk mendengarkan perkataan Irene.
Irene memandang mereka penuh harapan. “Ya Tuhan bantu kami,” Irene berdoa di dalam hatinya.


Bomi pov.
Aku tau ini salahku, aku memang sombong , ceroboh. Tapi kali ini maafkan aku. Aku sudah merepotkan kalian . Maafkan aku. Kalian memang pantas membenciku, tapi kali ini tolong aku. Ah lebih tepatnya tolong teman – temanku yang ikut masuk kedalam permainan yang ku buat.
Aku berharap pada kalian.

Beberapa menit kemudian.

Nilai mereka seri pada akhirnya. Chanyeol selaku wasit pertanding memberi tahu , ini adalah saat mencetak poin terakhir. Tim Changkyun :5 , Tim Jr: 5.
Aku berharap mereka bisa memenangkan pertandingan ini.

Tubuhku bergetar hebat. Sebenarnya jika aku kalah tak masalah. Aku bisa mendekati Jungkook. Aku tau Jungkook pasti memilihku. Sebenarnya ini sama sekali tidak merugikanku. Senyumanku mulai mengembang, apapun hasilnya aku akan tetap senang. Well kekhawatiranku kini sudah menghilang . Kita lihat siapa yang menang.
Blush! Bola itu memasuki keranjang. Keranjang siapa?




TBc
Ini panjang banget ya.. 8858 words. Gimana kelanjutannya? Apa chapter ini memuaskan? Author harap demikian. Jangan lupa tinggalkan komentar kalian. Karena ini kelanjutan yang panjang , jadi hargai oke. See you in next chapter !! Bye!!!

1 comment: