Saturday, March 5, 2016

Love Is Never Wrong (Chapter 8)

Title : Love Is Never Wrong
Cast : Taeyeon & Baekhyun
Support Cast : Yuri, Chanyeol, 
Sehun , Tiffany ,Jessica dll
Rating : PG15

Genre                    : Romance
Length                  : Chapter

Back                     :   Ch 7
Disclaimer
Fanfiction ini hasil dan murni dari imjinasi saya, maaf jika ada kesalahan dan kesamaan baik yang di sengaja maupun tidak.Saya masih baru jadi mohon dimaklumi , maaf juga kalo Ff ini Geje , kata – katanya berantakan, semua yang saya tulis semata-mata hanya untuk menghibur para pembaca.
Dilarang Copas dan mengganti nama pemilik ff.
Happy  reading ^^
Dont Copas




Yuri pov:
Ahhh lelah terasa saat aku baru mengganti dressku dengan baju tidur. Aku menengok jam, ternyata sekarang sudah jam 9 malam. Dengan cepat aku memencet tombol remot dan mencari chanel yang menayangkan Drama korea kesukaanku. Ini dia, wah ternyata ini sudah sampai episode yang di tempat makan. "Ahhhh ". Teriakku saat mendapati dua sejoli itu berciuman. Aku menatap lekat layar televisiku. 'Seperti apa rasanya berciuman?', kataku didalam hati. Kalau boleh aku jujur Baekhyun adalah pacar pertamaku walaupun aku berpacaran dengannya sudah satu tahun tapi  kami tidak pernah sekalipun berciuman. Saat aku melewati sepasang kekasih tidak jarang sekali aku melihat mereka sedang berciuman. Didalam benakku hanya melintas kalimat 'kapan aku akan melakukannya dengan Baekhyun'

 .
.
 Saat melihat area sekolahku, senyumankupun mengembang entah apa yang terjadi padaku hari ini. Mungkin aku tersambet peri senyuman sehingga membuatku seperti ini. Ah mungkin karena besok adalah hari spesialku. Yuri tenang , tenangkan dirimu jangan membuat orang disekitarmu menganggap dirimu gila. Akupun menghembuskan nafas dan melangkah menuju ke kelas.

Aku menyapa beberapa temanku yang sedang melihat kedatanganku. Mereka sedikit kebingungan denga sikapku hari ini. "Yuri-ah, waeyo?",tanya Dasom kepadaku. Aku membalasnya dengan gelengan.

"Aw, hentikan Wendy..", ringisku karena Wendy menyenggol bahuku. "Ceritakan pada kami, apa sekarang kau suka menyembunyikan sesuatu pada kami?", celetuk Wendy sembari menatapku seperti seorang tersangka. "Ya ya ya, apa ini semua karena Byun-mu itu hu?", kata Dasom seperti menebak - nebak. Entah mengapa senyumku tak terkendali, membuat kkedua sahabatku ini berhasil mengetahui ada apa denganku.

"Sepertinya kau benar, dia sekarang seperti orang gila.. Apa Baekhyun melamarmu?", tanya Wendy di akhir kalimatnya. Aku sedikit terdiam, 'melamar?' aku tidak memikirkan itu, apa hubunganku dengan Baekhyun oppa akan sampai ke situ. Aku berharap iya. Tapi untuk saat ini aku tidak sabar dengan apa yang akan oppa lakukan besok kepadaku.


"Hey!", aku terkejut, ternyata sedari tadi aku melamun dan mengacuhkan kedua temanku.
"Ya-ya a-da apa?", tanyaku gagap.
"Apa benar Baekhyun melamarmu?  sampai - sampai membuatmu melamun?".
"Ani",jawabku mantap. "Benarkah? kau tidak sedang berbohongkan". Aku mengangguk. "Baiklah , sekarang ceritakan ada apa denganmu hari ini".
Yuri pov End
.
.
.
.



"Baekhyun...", kata Chayeol dengan senyuman mencurigakan. "Hm?".
"Ada apa denganmu Yeol?",tanya Sehun. "Aku hanya penasaran". Sehun menyerngitkan alisnya bingung. Sebenarnya apa maksud dari ucapan Chanyeol. "Penasaran dengan apa?", timapal Sehun lagi. Kini tatapan Chanyeol mengarah ke Baekhyun dan tak menggubris pertanyaan Sehun. "Apa recanamu?". Baekhyun sedikit bingung, sepertinya pertanyaan itu untuknya. "Rencana apa?".
"Apa rencanamu besok?". "Tunggu dulu, aku sungguh tidak mengarti kemana arah pembicaraanmu Yeol", kata Sehun. "Bukan hanya kau saja, akupun tak tau". Ekspresi Chanyeol langsung berbeda,"apa kau tidak tau besok hari apa?". 
"Sepertinya kau harus kembali ke Tk Yeol, kenapa kau menanyakan hal yang sangat mudah. Tentu saja besok hari Rabu". Ucap Baekhyun.
"Ya!! Apa kau lupa besok hari apa?". Teriak Chanyeol, membuat Sehun dan Baekhyun terkejut. Mereka seperti baru mengenal Chanyeol kali ini, karena ini pertama kalinya melihat Chanyeol emosi seperti ini. "Tenang, kau membuat kita jadi pusat perhatian", tegur Sehun.
"Eh.. apa persahabatan kalian rusak? sampai - sampai sosok Chanyeol yang selalu tersenyum menjadi emosi hari ini?", ejek seseorang.
"Diam kau, ini bukan urusanmu!", cecar Baekhyun.
"Jika seduh tidak tahan dengan mereka kau bisa bergabung dengan kami".
"Chen.. aku sudah peringatkanmu untuk diam". Tukas Baekhyun lagi dengan tatapan tajam.
"Bisakah kau jelaskaan kepada kami tanapa emosi?", pinta Sehun. Chanyeol masih terdiam. "Sepertinya ini adalah bagianmu Baek". Baekhyun menghela nafas saat Sehun berbicara seperti itu, "Maafkan aku jika aku tidak tau,tapi tolng jangan bersikap seperti ini. Beri tahu aku , apa yang belum ku ketahui". Chanyeol mengela nafasnya. Sepertinya sahabatnya ini benar - benar tidak tau. 
Chanyeol mengusap wajahnya dan mulai menatap Sehun dan Baekhyun bergantian. " Besok ulang tahun Yuri, apa sekarang kau ingat?". "Mwo??", teriak Baekhyun. "Kau sungguh namajchingu yang buruk Byun Baekhyun". 
"Astaga.. kenapa aku sampai tidak tau",rutuk Baekhyun pada dirimya sendiri. "Jadi apa yang akan kau lakukan untuknya?",tanya Sehun yang mengetahui kenapa Chanyeol sempat marah tadi.
"Entahlah", jawab Baekhyun singkat.
"Apa kau tidak serius dengan Yuri?",tanya Chanyeol dnegan sedikit emosi.
"Sabar dulu, mungkin Baekhyun masih bingung apa yanga akan di lakukan untuk Yuri. Mengingat ini adalah pertama kalinya Baekhyun merayakan ulang tahun yeojanya". Sehun mencoba untuk mereda emosi Chanyeol, karena Chanyeol sangat menyayangi Yuri yang berstatus menjadi teman masa kecilnya itu.
"Bisakah kalian memberiku ide?". Tanya Baekhyun.
"Bagaimana kalau kau ajak Yuri ke restoran perancis dan membalikan hadiah",usul Sehun. Baekhyun mengangguki pernyataan Sehun.

"Bagaimana jika kau mencium Yuri, aku dengar kau belum pernah berciuman dengannya", kata Cahnyeol yang sedikit menegur Baekhyun.

Flashback

"Hey.. apa yang kalian bicarakan?", tanya Chanyeol kepada ketiga yeoja yang sedang berbincang - bincang itu.
"Ahh kau rupanya", kata Wendy. "Apa yang kalian bicarakan?". Tanya Chanyeol lagi. "Ini , temanmu sedang tidak sabar dengan kejutan yang akan di berikan Baekhyun besok".
"Kejutan?", Cahnyeol mencoba  mengingat kenap besok Baekhyun harus memberi Yuri kejutan. Chanyeol langsung menatap Yuri karena dia sudah menemukana jawabannya. "Besok ulang tahunmu kan". Kata Chanyeol memastikan.
"Apa kau melupakan ulang tahunku eoh?", pekik Yuri dnegan mempoutkan bibirnya.

"Aniyoo.. aku mengingat, aku hanya memastikan saja".
"sama saja Pabo", desis Dasom.

"Kira - kira apa yang akan di berikan Baekhyun ya?", Chanyeol ikut menebak. "Mungkin kalianakan bercinta". "YA!!", teriak mereka bertiga.
"Wae? apa ada yang salah?".
"Ternyata teman namjamu ini benar -benar pervert", desis Dasom lagi.
Yuri hanya menggelnng - geleng,"aku menyesal pernah mengenal namja ini".

"Tapi mungkin saja itu terjadi", kata Wendy yang sepertinya mendukung ujaran Chanyeol. Chanyeol langsung mengetoskan tangannya dengan tangan Wendy sedangakan Yuri dan Dasom kaget. "Ya! sejak kapan kau jadi pervert. Dia sudah tertular virus Chanyeol". Kata Dasom.

"Itu tidak akan terjadi", kata Yuri yang membuat mereka terdiam. "Wae? kenapa bisa?", tanya Wendy.
Yuri menghela nafas dan mengirup kembali. "Baekhyun oppa tidak akan melakukan itu, jangan - jangan melakukan itu. Menciumku saja tidak pernah", tiba - tiba saja kepala Yuri menunduk dan langsung melesat menuju ke dalam kelasnya.
"Sepertinya kalian harus menghibur Yuri", kata Chanyeol yang mendpat anggukan. "Dan kau juga harus menanyakan hal ini kepada temanmu", ucapa Dasom sebelum mereka pergi,

Flashback End





Baekhyun menatap Chanyeol dengan lekat, entah  kenapa mata Chanyeol seperti penuh dengan kekecewaan terhadapnya.
"Kenapa kau tidak pernah menciumnya?", tanya Chanyeol .
"Apa benar kau belum pernah menciumnya?",tanya Sehun dengan hati - hati. Baekhyun menggeleng - gelngkan kepala pelan dan mulai menundukkan kepala.
"Kau tidak mempermainkan Yurikan?", tanya Chanyeol. Baekhyun langsnung menatap mata Chanyeol , sebenarnya dia tidak tau apa yang akan dia katakan, kalau boleh jujur dia bingung. "Kenapa kau menanyakan hal itu?", tanya Baekhyun.

"Melihatmu seperti ini , membuatku ragu Baek". Kata Chanyeol  seraya melihat keadaan sekitar. "Entah kenapa beberapa hari ini kau terlihat bebeda dengan Yuri".
"Berbeda? apa benar? aku merasa tidak seperti itu".
"Sudahlah... kalian berdua cukup dengan keadaan ini. Dan untukmu Baek, coba pikirkan hadiah apa yang terbaik untuk Yuri besok. Yeol sudahlah .. aku tau kau sangat menyayangi Yuri tapi tidak usah membuat Baekhyun bingung seperti ini".

"Hm.. aku minta maaf Baek". Ucap Chanyeol sesal.
"Ne.. aku juga bersalah",kata baekhyun menyudahi.


.
.
.


 "Tae.. bisakah kau diam saat membaca", tegur Kyungsoo. Taeyeon hanya cengengesan dengan teguran Kyungsoo. "Bagaimana  hubunganmu dengan Baekhyun hyung?". Taeyeon hanya menatap Kyungsoo diam. "Dia tidak ada hubungannya denganku Kyu.. ".

"Apa benar?".
"Huhh kau ini, dia sudah mempunyai yeojachingu Kyu.. Jadi berhentilah membicarakan itu".
"Ah ne ne.. Bagaimana dengan si Luhan itu".
"Apa lagi dia, berhentilah membicarakan orang lain. Bagaimana jika aku denganmu saja". Kata Taeyeon sembari menyandarkan kepalanya ke pundak Kyungsoo. Kyungsoo diam. Dia tertegun dengan ucapan Taeyeon.
"Baiklah jika itu mau", kata Kyungsoo dengan baik supaya Taeyeon tidak tau dengan berubahnya keadaan yang Kyungsoo rasakan.

"Jika begitu biarkan aku tidur di bahumu sebentar", ujar Taeyeon mulai memelan.


'

'
'
Di kantin terdapat 3 orang yang sedang memakan makanan mereka, yeoja yang sedang menyesap jusnya itu kemudian mendesis,"kenapa Taeyeon sudah tidak mau menghabiskan waktu istirahatnya dengan kita?".
"Entahlah.. aku tak mengerti dengan sikapnya, bagaimana jika kita nanti mengajaknya belanja?"."Setuju", kemudian kedua yeoja itu menatap satu satunya naja yang sat meja dengan mereka. "Apa?", tanyanya tak mengerti.
"Apa kau mau ikut?", tanya Tiffany.

"Ani, kalian pergi saja".

.
.
.
.
.

Tepat jam 15.00 teman - temannya tak kunjung datang untuk menjemputnya. Taeyeon merasa kesal , mereka yang mengajaknya untuk pergi tapi mereka tidak sampai juga. Tdai mereka bilang kalau sepulang sekolah mereka akan menjemputnya. Taeyeon sudah menunggu kurang lebih setengah jam di depan beranda rumahnya.

'Tin.. Tin.. Tin..'

Walaupun tertutup gerbang Taeyeon yakin bahwa itu adalah klakson mobil Jessica dan juga terdengar dari suara Tiffany yang berteriak - teriak supaya Taeyeon keluar.
Taeyeon berjalan dengan malas dan membuka gerbang. Kenapa satpam di murah Taeyeon tidak mebukakan gerbang? itu karena Yon ajhusi sedang ke belakang.

"Kau lama sekali keluarnya", kata Tiffany.
"Ya! kalian yang menjemputnya terlambat. Aku sudah lama menunggu kalian"
,dengus Taeyeon sembari melipat kedua tangannya.
"Ne.. ne.. cepatlah masuk",suruh Jessica.


Mall


"Kita kemana dulu?", tanya Tiffany dengan wajah berpikirnya. "Bagaimana jika ke tempat sepatu dulu? ". Usul Jessica, "boleh, kajja!", seru Tiffany menggandeng kedua sahabatnya itu.


"Jess.. bagaimana menurutmu?", tanya Tiffany memperlihatkan kakinya yang sedang menjajal high heels berwarna pink itu. "Firasatku saja atau memang benar, mengapa kau selalu membeli sepatu berwarna pink?".
"Kau baru menyadarinya ya? Bukannya dia maniak dengan pink", kata Taeyeon sembari meletakan sepatu yanng baru saja dia coba. "Ya! pink itu bagus", sangkal Tiffany.
"Coba ini", Taeyeon menyodorkan sebuah high heels yang baru saja dia temukan.
Tiffany mencobanya dan wow, high heels itu sangat cocok di pakai Tiffany,"jadi ini high heels pertamamu yanng berwarna biru",kata Taeyeon dan di angguki oleh Jessica.
"Tapi Tae? Bukannya kau menyukai yang seperti ini?", ujar Tiffany yang memastikan bahwa Taeyeon tidak akan kecewa setelah menunjukkan high heels itu kepadanya.
"Tenang saja, sekarang aku sedang tidak mood untuk membeli high heels, aku ingin membeli sepatu".
"Benarkah? apa kau tiak menyesal?", tanya memastikan dari Tiffany. Taeyeon mengangguk,"tapi jika aku ingin memakainya kau harus meminjamkannya", kata taeyeon sedikit menggoda. "Nde nde.. kau boleh meminjamnya".




Saat di depan kasir, "kau tidak membeli sesuatu disini?", tanya Taaeyeon kepada Jessica yanng sedang membenarkan posisi kacamata hitamnya. "Ani, aku ingin membeli tas saja, setelah ini kita kesana ne", pinta Jessica.
"Hm.. aneh sekali kau, kau yang mengajak kami pergi ke toko sepatu tetapi kau ttidak membelinya".
Jessica melihat Tiffany yang sedang membayar sepattu yang tadi dipilihkan Taeyeon, dan Jessica mendekat kearah Taeyeon untuk berbisik. "Tidak ada yang menarik menurutku". taeyeon menganggukkan kepala mengerti.


Satu jam berlalu



Di sebuah cafe


Tiga yeoja ini sedang melihat daftar menu yang di sediakan di tempat ini.

"Aku pesan es Mocca latte , jus mangga,dan kentang goreng ", tutur Jessica kepada pelayan.
"Kau pesan dua minuman sekaligus?", Jessica hanya mengangguki pertanyaan Taeyeon itu.
"Dengarkan baik - baik ne, aku pesan pizza mini, jus jeruk , air putih , kentang goreng, es teh, es krim porsi 3 orang dalam satu mangkuk, bubble tea, dan burger".
Seketika mulut Taeyeoan dan Jessica menganga lebar dengan apa yang di pesan Tiffany. "Kau ingin gemuk eoh? kau memsan minuman sebanyak itu", kata Jessica yang sedikit heran. "Apa gunanya aku punya sahabat disini", kata Tiffany sembari menepuk bahu kedua sahabatnya itu. Taeyeon dan Jessica hanya diam mendengar petuturan Tiffany.
"Anda ingin memesan apa?", tanya pelayan itu kepada Taeyeon. "Aku es Cappucino dan kentang goreng". Setelah mendengar pesanan taeyeon pelayan itupun pergi.


Suara phonsel mulai terdengar , phonsel milk Tiffany tepatnya. Segera di buka phonsel itu dan dilayar phonsel itu tertulis nama Sehun dengan cepat Tiffany mengangkat dan membiarkan  Jessica dan Taeyeon yang berada di sampinngnya.


"Tae". Panggil Jessica.
Taeyeon hanya membalas dengan tatapan. "Mengapa kau sekarang lebih suka berada di perpus ketimbang bersama kami Tae?".
"Aku hanya ingin membaca buku disana Jess dan disana juga ada temanku".
" Nugu? kau menduakan kami eoh?", kata Jessica sedikit cemberut.




"Chagi"

"Wae oppa?"

"Disana kau dengan siapa?"

Tiffany menoleh sebentar kearah sahabatnya yang sedang mengobrol,"Taeyeon dan Jessica, wae oppa?".





"Aishh aku tidak menduakanmu, aku beberapa hari ini hanya ingin di perpus dan curhat kepadanya". "Apa? curhat? kau tidak memberitahu siapa dia dan sekarang kau sudah berpindah tempat untuk curhat".
"Kau ini.. cemburumu keterlaluan Jess.. Dia itu seorang namja dan dia juga sangat pendiam. Dia tidak akan menggantikan posisimu dan Tiffany, percayalah bicara soal nama adalah Do Kyungsoo". Jessica mengangguk dan mulai percaya dengan apa yang dikatakan Taeyeon.




Sedangkan orang yang berada di sebrang sana pamit akan memutuskan telfonnya dengan Tiffany karena suatau alasan.




###

"Jadi Taeyeon dekat dengan si kutu buku itu", ujar namja yang baru saja memutuskan sambungan telfonnya. Entah sejak kapan namja ini mulai tertarik dengan sesuatu yang bisa dibilang hal gila, tapi dia mencurigai hal tersebut. Sikap dari mereka menunjukkan sesuatu walaupun hanya dia seorang yang merasakan. Sepertinya dia harus menjadi detektif di masa depan . Sehun langsung menatap cermin yang berada di dalam kamarnya itu." Apa yang terjadi jika hal ini benar - benar kenyataan?", desisinya sendiri.
"Jika aku memberitahu Tiffany pasti kacau, lebih baik tidak".

###


"Ini dia pesanan Nyonya Hwang.. aku berharap kau bisa menghabiskannya", tukas Taeyeon saat melihat pelayan yanng membawa pesanan mereka. "Bantu aku ne, kalian akan jadi sahabat paling jahat jika tidak membantu sahabatnya".
"Ini akan sia - sia jika tidak kau habiskan, baiklah kami akan membantumu. Ngomong - ngomonng kenapa kau memesan banyak sekali makanan". Tanya Jessica pada akhirnya. "Bukankah kita sudah lama tidak makan bersama seperti ini, jadi akan lebih menyenangkan jika ada tantangan".
"Tantangan si tantangan tapi tidak seperti ini juga, bisa - bisa saat sampai dirumah berat badanku naik 5 Kg ". Kata Taeyeon.

"Sudahlah kuta bisa menurunkannya lagi bukan? ini makan pizzanya". Tiffany menempatkan pizza mini itu di tempat yang bisa jikangkau oleh Taeyeon dan Jessica.
Kini mereka penuh tawa saat menyantap makanan dan minuman yang Tiffany pesan. dan yang terakhir sebagai makanan penutup adalah ice cream. Perut mereka penuh dengan air.

Saat Taeyeon melahap ice cream rasa vanila itu tiba - tiba dia mendnegar suara tawa seseorang yang sangat familiar di telinganya. Taeyeon mencari di mana asal suara itu. Ternyata suara itu berasal dari meja yang tak jauh dari tempatnya duduk. Dan dugaannya ternyata benar itu suara Baekhyun dan.. Yuri.

Tiffany yang menyadari diamnya Taeyeon ikut terfokus tentang apa yang dilihat sahabatnya itu. "Bukankah itu Baekhyun oppa dengan Yuri eonni?", tanya Tiffany memastika yang di balas anggukan oleh Taeyeon. Jessica yang sedari tadi mesih mencomoti ice cream mulai terheran karena hanya sendoknya yang sedari tadi mencuili ice cream itu. "Apa yang kalian lihat?".
"Wah ternyata mereka sedang berkencan".Kata Jessica lagi.
"Bukankah mereka sangat serasi?",tanya Tiffanya. "Nde meraka serasi", kata Taeyeon datar.
"Sepertinya dari kita bertiga hanya kau saja yang akan menjomblo Tae". Kata Jessica yang membuat Taeeyon memalingkan pandangannya menuju arah Jessica. "Apa maksudmu?".
"Aku sudah mempunyai namjachingu".Ucap Jessica antusias.
"Nugu? Nuguya?", kata Tiffany dan Taeyeon serentak karena saking penasarannya.










T
B
C

Anyyeong reader setia.. Author kembali lagi dengan ff yang gak ada ujungnya ini. Gimana di chapter kali ini? apa kurang memuaskan? atau jelek sekali? Mian ya kalo itu yang ada di benak kalian setelah baca ff ini. Oke segitu dulu ya... sekedar info aja, bahwa Next Chapter bakal dipassword. Kenapa kok di password? itusih.. karena lagi ingin dipassword aja.. mian ne dengan sikap author kali ini. Untuk password kaliaan bisa minta di email admin ^^
See you in next Chapter...

1 comment:

  1. Akhirnya chapter 8 sudah di post 😁 taeyeon cemburu ya, author bikin si baekhyun cemburu juga dong, kenapa antara baekhyun sama Yuri kaya ga ada feel baekhyunnya,
    Eh iya aku baca ff ini di blog sebelah juga author pantes pas baca di blog sebelah, kaya pernah baca 😄
    Cepet di lanjut oke 😁 soalnya jadi penghilang stres akan kuliah saya, fighting

    ReplyDelete