Friday, July 24, 2015

Love Is Strange (Chapter 5)



Title                      : Love Is Strange
Author                  : Nadiya N
Main cast              : MattyBRaps dan Carissa Adee
Support Cast         :

  • Ibu matty (Ny.Jason)
  • Sierra
  • Jack
  • Justin
  • Grace 
  • Chandler
  • dan yang lainnya
Rating                   : PG 17
Genre                    : Romance
Length                  : Chapter
Back                     : Chapter 1, Chapter 2,  Chapter 3, Chapter 4 





Disclaimer 
FF ini hasil dan murni dari imjinasi saya, maaf jika ada kesalahan dan kesamaan baik yang di sengaja maupun tidak.Saya masih baru jadi mohon dimaklumi , maaf juga kalo Ff ini Geje , kata - katanya berantakan, semua yang saya tulis semata-mata hanya untuk menghibur para pembaca.

Dilarang Copas dan mengganti pemilik ff.
Tolong hargai.


Selamat membaca


 "Matt ini siapa?", tanya wanita itu yang telah mengetahui bahwa anaknya kali ini tidak pulang sendiri.

"Ini Carissa", memandang Carissa penuh senyuman.

"Carissa tante", membungkukkan badan untuk memperkenalkan diri  .

Ny.Jason tersenyum. "Teman atau -", langsung disahut oleh Matty,"pacarku.. cantik bukan", aju Matty dengan merangkul Carissa.

"Cantik, ayo duduk.. mau minum apa?", tanya Ny.Jason. "Tidak usah repot - repot tante",tolak Carissa halus. Ny.Jason hanya mengangguk mengerti.


"Aku ke kamar dulu, mau ganti baju, aku tinggal dulu ya sayang", mencium pipi Carissa tiba - tiba dan membuat Carissa membulatkan mata kaget. Sedangkan Ny.Jason hanya terkejut kecil dan tampak disembunyikan dengan sangat baik

What? apa - apaan nih?, dia gila .. didepan ibunya dia berani melakukan ini, parah.. awas kau Matt dengusan Carissa dalam hati.

Yang tadinya Carissa menatap kepergian Matty sekarang dia berpaling pada wanita yang berada didepannya. Wanita itu tersenyum ringan sontak membuat Carissa mengeluarkan rona merah pada pipinya karena malu atas kejadian yang wanita itu lihat.

"Tidak usah malu", jawab wanita itu saat melihat wajah Carissa, membuat Carissa tersenyum cengengesan yang dipaksa.

"Maaf dia karena bersikap begitu", pintanya.

"Tak apa, seharusnya aku yang bicara begitu .. aku kan ibunya. Maafkan dia ya"

Membuat Carissa tersenyum lega, karena mungkin ibunya sudah mengetahui tentang kelakuan anaknya itu.




"Em.."

Apa yang ingin wanita ini bicarakan pikir Carissa.

"Apa yang ingin tante bicarakan?", sahut Carissa yang penasaran.

"Apa yang kamu suka dari Matty?" jawab Ny.Jason, "dan tante minta tolong, jangan panggil tante panggil saja ibu", lanjutnya.

Carissa mengangguk. "Dia baik, pintar raps, dan kita sama - sama suka musik mungkin itu yang membuat kita nyambung tan eh bu.."

"Benarkah, tapi dia juga tampankan", goda Ny.Jason .

Carissa mengangguk dengan tersenyum malu.
"Kalau boleh jujur, saingannya banyak lo bu", ungkap Carissa dengan malu. Memang banyak dan keberuntungan Carissa bisa menjadi pacar bohongannya. Walau cuma bohongan.

"Apa Matty cukup populer?", tanyanya lagi.
"Dia cukup populer, walaupun dia sudah pacaran masih banyak yang mau ngerebut dia bu, jadi aku harus jaga Matty baik - baik", semangat Carissa yang keluar .

"Kau harus berusaha ya Cariss, jangan sampai dia lepas darimu"

"Iya bu, Saya usahakan dia akan selalu bahagia bersamaku", ucap Carissa tak dibuat - buat.

Sedangkan orang yang mendengarkan kalimat itu dari balik lemari hanya terdiam.

"Bagus Carissa", sanjung Ny.Jason.

Carissa sangat mudah menghilangkan kecanggungan diantara dia dan ibunya, maksudnya ibu Matty.

Ny.Jason percaya bahwa gadis itu bisa menjaga Matty dengan baik, kepercayaannya pada gadis itu besar. Melihat Matty bahagia dalah yang utama . Dengan gadis ini Matty-nya akan bahagia.

Senyuman penuh dorongan dan restu yang dikeluarkan oleh wajah sang wanita yang menjadi ibu Matty itu.

Mereka bercanda bersama , berbagi tawa layaknya seorang ibu dan anak.

Hahahaha..
Hahahaha..

"Apa yang kalian tertawakan?", tanya seseorang yang tiba - tiba datang.

"Kita mentertawakan banyak hal, benarkan bu?" , jawab Carissa yang masih senang.

"Hem.. kenapa kau tidak bergabung bersama kami?", ajal Ny.Jason.


"Tidak aku capek", tukas Matty datar. "Jadi aku mau tidur".

"Apa? kau mau tidur? bagaimana dengan Cariss?", sedikit membentak Matty.

"Suruh dia pulang", raut wajah acuh yang dia keluarkan.

"Kau benar - benar ", kali ini Ny.jason berdiri menghadap Matty. "Tidak papa bu, aku bisa pulang sendiri, permisi", pamit Carissa. "Jangan pulang", tahan Ny.Jason , "cepat antar dia pulang".

Matty tak memperdulikan perintah ibunya itu. "Aku pulang sendiri saja bu, lagian rumah saya dekat dari sini", jelas sekali Carissa berbohong. "Ini sudah malam sayang , tidak aman buat seorang gadis pulang malam - malam seperti ini", suara Ny. Jason melembut saat berbicara pada Carissa.





"Tidak papa, aku bisa pulang sendiri, aku pamit dulu, permisi".




Carissa berjalan menjauh dari ruang tamu itu , berjalan perlahan berharap ada yang menghentikan langkahnya. Berharap ada yang mengantarkannya pulang.
tapi harapan itu kandas saat dia sudah berjalan cukup jauh, dia sudah melewati beberapa rumah tapi tak kunjung ada yang memberi tumpangan .

Di sini tidak ada taxi, jika ada sudah sedari tadi dia duduk di kursi penumpang yang lebih nyaman dari pada berjalan kaki.



Helaan nafas yang berkali - kali dia keluarkan . Untung saja dia masih ingat dengan jalan yang ia lewati untuk pergi kerumah Matty. Kalau dia lupa mungkin dia akan tersesat karena setiap 200 meter jalan pasti ada banyak belokan .



Kini kakinya mulai letih, bosan tak lupa hinggap padanya.
Mulutnya mulai bernyanyi untuk menghilangkan kebosanannya.
Lantunan lagu yang baru dia pelajari tadi dia nyanyikan sambil berlatih untuk mempersatukan antara lagu dan suaranya.
Gadis itu bernyanyi dengan sangat indah .
Mengubah ekspresi sesuai dengan kalimat lagu yang dilantunkan.

It's been a long day

Without you, my friend

And I'll  tell you all about it

When I see you again

We've come a long way

From where we began 

Oh I'll tell you all about it 

When I see you again 

When I see you again

 Yeah  .. 

Carissa terbelalak kaget mendengar suara itu lalu dia menghentikan langkahnya, dengan berani dia membalikkan badannya ke asal suara tersebut. Terlihat seorang lelaki yang mengendarai motor Bmw itu melanjtkan lirik lagu yang dia nyanyikan. 

Man , who knew?

All the planes we flew

Good thing's we've been through

That I'll standing right  here talking you

About another path 

I know we loved to hit the road and laugh

But something  told me that it wouldn't last 


 Pria itu menghentikan nyanyiannya dan mulai melontarkan pertanyaan.
"Mau ku antar?"

"Tidak , terima kasih", tukas Carissa sambil melangkahkan kakinya lagi.

"Hey tunggu, apa kau marah padaku?", cegah sang lelaki.

Carissa tak menghiraukannya , dia malah semakin membuat langkah kaki menyepat.
Terdengar beberapa kalimat maaf yang terucap oleh lelaki itu, tapi tetap saja Carissa menganggapnya hanya angin lewat. 
Kalimat - kalimat yang keluar dari mulut lelaki itu semakin menjadi - jadi , dia membicarakan tentang omongan palsu yang dikatakan kepada ibunya oleh Carissa. "Kau hanya berpura - pura memujiku didepan ibuku kan? dan kau pikir aku percaya dengan omonganmu yang manis itu kepada ibuku hah? tidak aku akan pernah percaya karena itu hanya bohong".


Carissa terdiam ditempat . Lelaki yang baru saja berbicara itu ikut terdiam karena gadis yang sedari tadi ia ikuti itu berhenti.


Cairan bening mulai menggenang di area matanya. Carissa hanya terpaku atas apa yang dikatakan lelaki itu. Terasa ribuan anak panah sedang menancap didadanya. 
Tak tahan lagi air mata itu berlama - lama di tempatnya kini mulai mengalir perlahan melewati pipi mulus sang gadis.


Kepala mulai menunduk suara isakan mulai terdengar . Dia sakit, sakit saat lelaki itu mengatakan bahwa semua omongan yang dia katakan hanya sebuah kebohongan .
Apa ini  balasan dari setiap pujian tulusnya. Begitu sakit. 

Badan gadis itu mulai menjongkok . Rambut yang tadinya terurai rapi kini berantakan. Air matanya hampir membasahi wajahnya. Dia terus menangis , begitu rapuhnya perasaan gadis itu. 
Jika lelaki lain yang berbicara begitu mungkin dia akan mengabaikannya atau langsung membalas dengan kata - kata pedasnya, tapi kenapa begitu berbeda dengan lelaki ini. Dia seperti tidak bisa berkutik saat lelaki ini berbicar seperti itu padanya . Apa ada yang salah dengannya?


Lelaki itu hanya tercengang dengan kejadian yang ia lihat didepannya. Dia hanya mengira bahwa gadis itu tidak akan seperti ini, ternyata perkiraannya salah . Sekarang dia benar - benar menyesal atas perbuatannya itu.


Apa yang harus dia lakukan? ini pertama kalinya dia menghadapi kejadian seperti ini. Karena sebelum - sebelumnya dia tidak pernah . Secara dia tidak pernah dekat dengan  gadis manapun selama dia berada di Sidney. Karena kejadian di masa lalunya.





 Greb!!!






Suara pelukan mendarat tepat di punggungnya.  Terkejut bukan main, badan Carissa menegang seketika. Debaran jantung yang tak karuan mulai berkumandang. Desiran darah mengalir dengan cepat . Kegugupan juga tak lupa menyertai .

Sang lelaki mengetahui bahwa gadisnya tengah gugup atas perbuatannya itu.
Mungkin lelaki ini hanya ingin menenangkan gadisnya dari tangis yang sedari tadi menyelimuti. Reflek membuat detakan jantungnya ikut berdebug kencang . Tidak tau bahwa ini efek atas pelukan yang ia lontarkan . Sang lelaki hanya berharap bahwa gadis yang dipeluknya tak mendengar suara detakan bodoh jantungnya.


Tapi salah besar . Gadis ini sudah mendengar detakan jantung lelaki ini. Dengan mendengar detakan itu malah membuat sang gadis menjadi semakin gugup.



Blang....




Keduanya mematung ditempat cukup lama .

Memberanikan diri sang gadis memulai pembicaraan dengan posisi tubuhnya masih dalam pelukan sang lelaki . 

"Ap-pa yang kau laku-kan Matt?"
sedikit terbata sang gadis berucap.

"Aku memelukmu", ucap santai untuk menutupi gejala aneh yang melandanya.
"Kenapa kau memelukku?"

"Karena ingin saja, apa tidak boleh?"

Sontak Carissa tertegun , apa yang harus dia jawab? mengangguk [artian tidak boleh] apa menggeleng? [artian tidak apa - apa]
Jika mengangguk dia harus menerima resiko yang dikeluarkan Matty. Dan jika menggeleng dia akan malu karena mengizinkan lelaki itu memeluknya.

Rasa nyaman saat dia memeluk Carissa. Ingin rasanya Carissa mendapatkan pelukan ini selamanya. Dengan penuh kemantapan dan dia siap untuk menanggung semua yang akan terjadi selanjutnya.

"Tidak apa",ucap Carissa pelan dan dapat didengar oleh Matty.
Matty tersenyum senang mendengar penuturan Carissa. 


"Sekarang mari ku antar pulang", ajak Matty.
Matty melepas pelukannya dan mulai mengganti tempatnya berada di depan Carissa , karena sedari tadi Carissa membelakangi Matty.

Kaget Carissa saat mendapati Matty berada didepannya.




Greb




Satu pelukan kali meluncur ke tubuh Carissa. Gadis itu tambah menegang. Lelaki ini tidak henti - hentinya membuat Carissa kikuk seperti ini. 


"Jika kau tak mau ku antar pulang aku akan menciummu", goda Matty sambil mengeratkan pelukannya.

Carissa membulatkan Mata dan berusaha mencerna apa yang dikatakan Matty barusan . 

"Bagaimana?"

"Tidak ada jawaban ya?", henti sejenak, "baiklah jika itu maumu".


Langsung tangan Matty menangkup kepala Carissa supaya Matty dapat melihat wajah cantik Carissa yang mungkin masih banyak air mata yang menempel di wajah itu.


Carissa tak berdaya, dia merasakan sentuhan tangan Matty. Kemudian mata mereka saling bertukar pandang.

Tangan Matty kini beralih pada kedua tangan Carissa. Dia mengalungkan tangan Carissa ke lehernya.
Tersenyum saat melihat Carissa tidak menolak setiap kelakuannya.



Selesai mengalungkan tangan, kini tangan Matty merangkul pinggang Carissa.

Kenapa ini semakin menjadi saja, apa yang dipikirkan orang ini, gumam Carissa dalam hati . 


"Sekarang kau milikku", ucap lirih Matty .

Perlahan Matty mendekatkan wajahnya pada Carissa.

Perlahan.

Perlahan.


Jarak diantara mereka terkikis hampir  habis .
 .
 .
.
.
.


Mungkin hanya satu senti jaraknya. Matty semakin bernafsu untuk mencicipi bibir berwarna pink yang cukup mulus itu.


Matty hampir mendapatkannya. 
 Ini bisa dibilang ciuman pertamanya. Jadi kenapa ciuman pertamanya dia gunakan dengan baik.


Carissa memandang Matty seperti orang yang sudah terbiasa melakukan ini. Terlihat saat dia beberapa kali hampir menciumnya. Setiap kali dia diletakkan disituasi ini.

Ini akan terasa sebentar lagi,gumam Matty dalam hati.
Saat kedua bibir itu hampir bersentuhan tiba - tiba...







 Carissa memalingkan wajah kesamping. Sehingga bibir Matty tidak menyentuh bibir Carissa , malah kini Matty mencium pipi Carissa.



"Aku belum menjawab , jadi kenapa kau menyimulkan sendiri?", kata Carissa seperti kesal.
Matty menjauhkan bibirnya dari pipi Carissa."Kenapa setiap situasi ini , selalu saja tidak terjadi". Carissa mengerutkan alis dan kembali menatap Matty.  





"Apa-".                                          *Chup


Matty mengambil kesempatan itu untuk mencium Carissa.

Carissa membuka lebar matanya. Ciuman pertamanya di ambil oleh orang ini. Carissa mendengus kesal.



Yang awalnya hanya mengecup, kini Matty menggerakkan bibirnya diatas bibir Carissa. Ini pertama kalinya Carissa merasakan benda kenyal itu menyentuh bibirmya. Saat bibir Matty bergerak sendiri Carissa merasa bahwa itu kurang tepat. Tanpa ragu Carissa membalas ciuman itu. 
Merasa bahwa sang pemilik bibir juga bergerak kini Matty mulai melumat bibir Carissa perlahan. Mengigit pelan bibir bawah Carissa untuk meminta izin supaya terbuka dan membiarkan lidahnya masuk untuk bermain didalam sana. Desahan suara keluar dari mulutnya Carissa membuat mulutnya terbuka dan menjadi kesempatan lidah Matty untuk masuk.

Keduanya saling melumat, mengingat tangan Carissa yang masih mengalung manis di leher Matty dan tangan /Matty yang masih melingkar di pinggang Carissa membuat mempermudah mendalamkan ciuman mereka. Lidah Matty yang sudah  mengabsen deretan gigi putih beralih pada lidah  Carissa saling bertautan , salin bertukar saliva. Bibir Matty mencicipi setiap bagian tanpa ada yang terlupa.

Ciuman itu awalnya lumatan lembut, kini menjadi luamatan - lumatan ganas . Banyak sura desahan yang keluar dari mulut Carissa membuat Matty semakin ingin memperdalam ciuman itu. Menarik tubuh Carissa untuk mendekat padanya dan dapat memperdalam ciuman yang diinginkan Matty.

Cukup lama ciuman itu berlangsung, Carissa mulai kehabisan oksigen. Tangan Carissa mencoba mendorong pelan tubuh Matty, dan berhasil. Ciuman itu terlepas. 

Suara deruhan ambil nafas terdengar jelas diantara kedua telinga mereka.
Carissa tak habis pikir, ini ciuman pertamanya tapi dia sudah melakukannya dengan cukup intens bersama lelaki ini.

Carissa menunduk sedikit. "Apa ini ciuman pertamamu?",tanya Matty yang sudah menstabilkan nafasnya.

"hm..", angguk Carissa.

"Kau sudah terbiasa ya dengan ini?", tanya Carissa maul - malu .

Matty terkekeh,"haha, mungkin kau menebak jika aku ini sudah terbiasa berciuman dengan gadis lain".

Carissa mengerutkan alis tak mengerti,"maksudmu?". "Jika aku mengatakannya pasti kau tidak percaya".

"Katakan saja",pinta Caissa.

"Kau -", sengaja di potong oleh Matty. "Ada apa?".

"Kau a-", "bicaralah yang lengkap Matty", perintah Carissa.




"Ciuman pertamaku adalah kau". senyum Matty membuat Carissa sedikit tak percaya.
Jadi ini ciuman pertama mereka. Sama - sama ciuman pertama yang dilakukan secara luar biasa.


"Jadi..", ucap Carissa. "Apa?", tanya Matty. "Jadi tidak kau mengantarku?". "Jadi, ayo", ajak Matty menuju ke arah motornya terparkir.


Mereka telah duduk diatas motor. Matty mengambil tangan Carissa dan memerintahkan untuk memeluknya. Carissa tak menolak, mungkin saat ini mereka tak memunculkan sifat egois dan melupakan gengsi mereka. Untuk saat ini mereka menikmati malam kota London dengan penuh kebersamaan. Keduanya sama - sama tersenyum menikmatinya. Beberapa hentakan gas yang dilakukan Matty pada motornya membuat Carissa harus memeluk pinggang Matty lebih erat dan seringai membuat Matty tesenyum puas. Jalan kota London menjadi saksi perdamaian mereka berdua.
.
.
.
.


Carissa Pov :
"Carissa!!!", teriakan suara gadis yang sangat familiar ditelingaku. Greb rangkulan mendadak mendarap pada pundakku. "Ada apa Sie?".
"Tidak ada hanya ingin menyapamu saja",ujarnya padaku. "Tunggu kenapa kau terlihat bahagia sekali? apa ada sesuatu yang terjadi? apa aku ketinggalan sesuatu? apa kau baru mendapat lotre?ada apa? cepat katakan padaku, jangan membuatku semakin penasaran! CEPAT JAWAB!!", pertanyaan yang bertubi - tubi dilontarkan padaku dan satu hentakan mengekor dibelakangnya. Beginilah sikapnya jika ada sesuatu yang berbeda dariku.

Aku tidak menjawab pertanyaannya itu, aku langsung melecos pergi meninggalkannya. Dapat terdengar sebuah larian yang dia timbulkan dan bisa ditebak bahwa dia sedang mendengarku. Aku tertawa pelan mengetahuinya.



Pelajaran pertama hari ini diisi oleh Mrs.Annieme karena Mr.Jhon sedang sakit jadi Mrs.Annieme menggantikannya.

"Carissa", panggil wali kelasku, aku langsung menatapnya penuh tanya. Melihatku seperti itu Mrs.Annieme langsung melanjtkan maksudnya memanggil namaku,"sekarang kamu boleh keluar untuk pergi keruang latihan". Aku mulai berdiri dan bertanya, "bukannya latihanku setelah jam istirahat". "Soal itu, kita ralat, karena acaranya di percepat menjadi 3 hari lagi",benah Mrs.Annieme.
"Kenapa dipercepat?",tanyaku lagi . "Itu karena perlombaan antar sekolah juga dipercepat, jadi cepat pergi keruang latihan. Jangan menyia - nyiakan waktu",titah Mrs.Annieme.


Carissa Pov End.





Flashback 

"Dengan ini ibu percaya bahwa kamu punya pacar, jadi ibu tidak akan menjodohkanmu lagi", tukas Ny.Jason masih dengan nada emosi.

"Baguslah kalau begitu",jawab datar Matty membuat Ny.jason semakin geram pada anaknya itu.

"Awww", suara teriakan rintihan sakit karena telinganya di ciwir oleh Ny.Jason. "Hentikan bu..",pinta Matty. "Tidak akan, sebelum kau berjanji dulu pada ibu". "Ok ok aku akan berjanji, tapi janji apa?",setuju Matty. "Janji antar Carissa pulang kerumahnya dengan selamat". "iya, iya aku akan antar dia pulang, tapi lepas dulu bu aaaa...". Ny.jason melepas ciwirwn itu dan langsung menyuruh Matty pergi menyusul Carissa

Flashback End


Matty Pov 

Itu berarti urusanku sudah selesai. Apa aku akan mengakhiri hubungan ini? ahhh aku menggeram kesal pusing memikirkan ini semua. 
Aku melamunkan ini seharian ini. Saat aku melihatnya tadi diruang latihan apa aku sanggup melepasnya itu yang terlontar dalam pikiranku.


"Matty waktunya makan malam ", panggil ibuku.
"Iya bu",sahutku.


Makan malamku kali ini terasa hambar, aku hanya memakan separuh porsi makananke seperti biasa. Mungkin ibuku mersakan perubahanku ini, aku mengabaikan hal itu. Aku beranjak dari meja maka tiba - tiba cegahan ibuku lewat perkataan ku dengar,"apa ada masalah dengan kalian?". aku menggeleng."Sebenarnya hanya aku yang bermasalah", "apa masalahmu?".
"Baru beberapa jam yang lalu aku melihatnya dan sekarang aku sudah merindukannya lagi", rengekku membuat ibu memandangku geli.
"Sudah sana pergi kekamarmu",cengir ibuku. Aku mengangguk patuh 

Matty Pov End


Tiga hari terlalui denagn cepat, kemantapan tentang latihan mreka tidak sia - sia . Semua siswa sudah menyiapkan ini dengan kerja keras. 

Hari yang ditunggu - tunggu telah tiba , inilah hari yang menentuka siapa yang akan mewakili sekolah untuk mengikuti perlombaan itu.

Suara tepuk  tangan  bergemuruh riuh saat setiap siswa yang selesai menyanyikan lagu - lagu yang mereka latih selama beberapa hari yang lalu.

Moderator mulai memanggil nama kelas yang akan tampil ,"sekarang perwakilan dari kelas XI B dan XI C"

Nama kelas yang dipanggil adalah kelas Carissa dan Matty, mereka berdua segera menuju ke atas panggung. Suara teriakan dan siulan terdengar , mengingat bahwa satu sekolah sudah tau hubungan mereka .

Tanpa berlama - lama lagi lantunan musik terdengar suara indah Carissa terdengar dan suara khas Matty saat raps pun juga mengiringi. [Lihat Video disini ]

Selesai melantunkan nyanyian mereka pun turun dari panggung. 
Moderator kembali berucap ke peserta selanjutnya samapai akhir acara.








Keesokkan harinya Matty dan Carissa berada di ruang latihan. Ini harus benar - benar fokus karena mereka terpilh menjad perwakilan sekolah, tentu saja kedua wali kelas itu bahagia ,  karena mereka berhasil membawa nama baik kelas.

"Untuk lomba tahun ini, persyaratannya gampang", ujar Mrs.Annieme. "Bacakan persyaratannya",pinta Mrs. Melly. 

"1. Lagu yang digunakan bebas.
2. Peserta harus membuat Video Clip dengan lagu yang digunakan, jadi juri akan menilai peserta dari hasil Video Clip.
3. Video harus dikumpulkan pada hari kamis minggu depan.
4. Saat penyerahan dan penayangan Video peserta harus menemani juri melihatnya, supaya juri percaya bahwa orang yang divideo dan peserta aslinya sama.
5. Pengambilan gambar untuk video harus menaati norma[tidak boleh ada cuplikan dewasanya]"

"itu saja", ucap Mrs.Annime.

"Siapa yang akan membuatkan kalian video ya?",bingun Mrs.Melly.

"Kalau itu tenang saja Mrs... teman - temanku akan membantu" 






Bersambung....


Tunggu di Chapter selanjutnya ya ,
 maaf kalo Ffnya gaje,kata - katanya berantakan dan typo dimana - mana jadi mohon bimbingannya para reader. Minta saran dan Kritiknya..
harap koment !! beri saya masukan 



 

1 comment: