Saturday, August 1, 2015

Love Is Strange (Chapter 6)

Title                      : Love Is Strange
Author                  : Nadiya N
Main cast              : MattyBRaps dan Carissa Adee
Support Cast         :Ibu matty (Ny.Jason),  Sierra , Jack ,Justin ,Grace , Chandler , dll
Rating                   : PG 17
Genre                    : Romance
Length                  : Chapter
Back                     : Chapter 1, Chapter 2,  Chapter 3, Chapter 4 ,Chapter 5

Disclaimer 
FF ini hasil dan murni dari imjinasi saya, maaf jika ada kesalahan dan kesamaan baik yang di sengaja maupun tidak.Saya masih baru jadi mohon dimaklumi , maaf juga kalo Ff ini Geje , kata - katanya berantakan, semua yang saya tulis semata-mata hanya untuk menghibur para pembaca.


Dilarang Copas dan mengganti pemilik ff.
Tolong hargai.






"Aku mau minta bantuan kalian".




"Sie..", panggil seseorang .

Merasa namanya dipanggil sipemilik namapun berbalik .
"Ada apa?". "Tidak ada, kamu suka jalan - jalan gak?".
 Sierra-pun mengangguk . "Baiklah , pulang sekolah aku tunggu ". senyuman pun terlempar dari raut wajah yang orang bicara dan beranjak pergi setelahnya. 






"Kenapa terburu - buru?",tanya Carissa. "Memangnya kenapa? bukannya ini sudah waktunya pulang".
"Bye Cariss..", lambaian tangan dari Sierra yang beranjak meninggalkan Carissa. Carissa mendengus kesal , sahabatnya itu terlihat berbeda. Tapi syukurlah dia tetap ceria seperti biasanya.

Tanpa basa - basi lagi Carissa pergi beranjak untuk pulang. Kini dia sudah duduk di bangku penumpang. Earphone terpasang ditelinga , memasang lagu seperti biasa . Pandangan terlempar pada pemandangan diluar jendela. Tak berapa lama suatu suara mengganggu aktivitasnya. 
Dengan segera dia mengecek benda persegi panjang yang menjadi sumber suara ittu .

Retinanya menangkap sebuah pesan yang masuk, tak banyak bicara Carissa langsung membaca pesan itu.


from : M . Alispun menyerngit. Heran saat melihat pengirim pesan. Matanya meluncur kebawah untuk melihat isi pesan yang telah dikirim .












From : M 


Besok kita mulai membuat videonya.
Dan aku sarankan kau menginap dirumahku 
untuk beberapa hari. 
Tidak ada bantah Cariss..
Bawa saja benda seperlumu mengerti.








Melototi ponselnya sendiri. Itu yang dilakukan Carissa saat ini. Carissa tidak habis pikir dengan pikiran orang itu. Hanya untuk membuat Video kenapa harus menginap? pikir Carissa, dan kenapa juga harus dirumahnya? apa orang itu gila. Pikiran  Carissa dibuat bingung sendiri dibuatnya.






Keesokan harinya Carissa masuk sekolah seperti biasa. Setelah sampai dikelasnya. Carissa  mendapati seseorang yang sangatia ia kenal itu terlihat bahagia. Carissapun menghampirinya. "Kau senang ya?", orang yang diberi pertanyaan pun tak menjawab seperti yang dikirakan dia masih berfantasi dengan pikirannya tu .


"Hey, sadar", tepukan yang diberikan oleh Carissa  , membuak sang empu tersadar dan mulai berpaling pada orang yang menepuk pundaknya itu .

"Apa?", tatapan datar pun terlihat. Kenapa bisa berubah dengan cepat? bukannya barusan dia terlihat senang , kenapa jadi seperti ini? tanya Carissa dalam hati . "Ohh.. bukannya tadi kau terlihat gembira ,tapi kenapa jadi muram? ". "Tidak apa?, sudahlah jangan dipikirkan". "Kau menyembunyikan sesuatu dariku?", tanya Carissa sedikit kesal. "Tidak , nanti kalau ada apa - apa akan kuberitahu". Carissa mengedikkan bahunya sedikit kecewa. 





Jam istirahat Carissa pergi menuju kantin sekolah . Sendirian . Sierra yang tiba - tiba saja menghilang  saat mendengar bel istirahat berbunyi sedikit membuat Carissa kembali kesal kepada sahabatnya. 
Menghela nafas panjang . Muka Carissa tertekuk tak bersahabat. 



"Jangan menunjukan wajah itu", kata seseorang sambil mencubit pipi Carissa. "Aaaaw", pekikkan Carissa sembari mengelus pipinya yang terasa cenat - cenut .
"Apa yang kau lakukan", menata kesal orang yang telah mencubitnya itu. "Aku tidak mau kau memasang muka itu". "Itu urusanku",cibir Carissa . "Hey.. jika kau tetap seperti itu, akan kucium kau",bisikan yang terdengar membuatnya tertegun seketika. "Jangan macam - macam kau Chan". "Aku tidak macam - macam , hanya satu macam kok", kata Chandler sambil melentikan jari telunjuknya . "Apa?". 






"Ini.."





Chup.. 









Dengan cepat Chandler mencium pipi Carissa dan segera kabur . Carissa hanya terdiam ditempat. Carissa menyentuh pipi yang barusan bersentuhan oleh benda lunak milik Chandler itu. Telinga mulai mendengar tentang celoteh - celotehan mulut siswa yang sudah menyaksikan kejadian sekilas itu. 
Ada kalimat yang sangat terdengar jelas ditelinganya 'apa dia tidak merasa bersalah, dia kan pacarnya Matty. Bisa - bisanya dia melakukan hal seperti itu. Dasar tidak tau malu '. Perkataan itu membuat perasaannya terkikis sakit. 




Dengan segera Carissa berlari dengan kencang menghilang dari hadapan para siswa yang bercelometan itu. Mencari tempat yang tidak dapat menjumpai siswa - siwa itu lagi .Carissa tak menhiraukan tatapa - tatapan yang mereka lempar padanya. Dia hanya ingin lari, lari dari keramaian itu. Terlalu fokus berlari sampai - sampai Carissa menubruk seseorang . Diapu tersungkur menyentuh lantai .


Sial! , kenapa hari ini dia begitu sial . Pikir Carissa sembari merunduk . Sedangkan orang yang dia tubruk hanya diam tak bersuara. 

Terdengar suara isakan pada gdis yang masih berada diatas lantai itu . Lelaki itu menjongkokkan badannya. Yang ditabrak Carissa itu adalah seorang lelaki . Memegang pundak Carissa lembut,"kau menangis?". Carissa tak mengubris pertanyaan itu. 








"Certikan padaku, siapa yang membuatmu menangis?". Suara itu menjadi sedikit memaksa. Familiar, itu yang dirasakan telinga Carissa . 
Tanpa sadar Carissa langsung memeluk lelaki itu. "Hiks.. hiks hiks.. ".  Lelaki itu membelai punggung Carissa lembut."Ceritakan saja", titah lelaki itu. "Aku baik - baik saja". "Kau tidak bohong?". "Tidak Matt, bawa aku pergi dari sini", pinta Carissa sembari memeluk erat lelaki yang dipanggil Matty itu . 






"Baiklah, ayo", mengangkat tubuh Carissa dan mulai berjalan . 







"Duduklah". Titah Matty . Carissa mengangguk patuh . Matty menempatkan dirinya tepat di samping Carissa. Isakan - isakan masih terdengar di telinga Matty. Diapun memandang partner-nya itu. "Kau masih tetap menangis?". Matty mendapati sebuah gelengan dari Carissa. Mungkin Carissa pikir Matty bodoh , dia pikir bahwa Matty akan percaya dengan gelengannya itu . Hey dilihat dari wajah seperti itu semua orng mengerti bahwa dia menangis .





"Kenapa kau suka berbohong?"



Carissa menengok kearah Matty  memperlihatkan wajah basahnya . 




"Aku minta maaf". "Untuk apa minta maaf? apa kau membuat suatu kesalahan?". Carissa tak ingin memberitahu bahwa dirinya tadi dicium oleh Chandler, jadi dia hanya bisa mengucapkan maaf.

"Maafkan aku, dan janji satu hal padaku".  

Janji? Dia ingin berjanji apa padaku?pikir Matty dalam - dalam. 


"Tergantung ,janji apa? ".    "Kau harus menepatinya ya", rengek Carissa. 


"Itu juga tergatung Carissa sayang..". nada menggoda Matty.


Tersipu malu saat Carissa mendengar kata sayang itu. "Matty...", cibir Carissa.

"Apa Cariss...". "Nanti kalau kamu mendengar sesuatu tentang aku , kamu jangan marah". 








Kamu? manis sekali saat dia memanggilku dengan kamu. Ahhh bisa gila kalau begini terus gerutu Matty. Mencoba mencerna kembali kalimat Carissa , terasa ada sesuatu yang mengganjal. 
"Tunggu!! mendengar tentang apa?". tukas Matty. 


"Jangan mendengarkan mereka, itu hanya kesalah pahaman ". "Kalau begitu jelaskan",pinta Matty. "Percayalah padaku",rujuk Carissa. 


"Baiklah".


Carissa menyandarkan kepalanya kepundak Matty. Mereka berdua terdiam untuk beberapa waktu. Mereflesingkan pikiran mereka masing - masing .Mereka bercanda bersama untuk menghilangkan keheningan . Hal ini sudah pernah mereka lakukan sebelumnya. menghilangkan hubungan pura - pura itu, dan memendamnya dalam .











"Matt, kau tidak cemburu kalau pacarmu dicium orang? ". Tukas seorang gadis dengan lekat. Matty yang berjalan menuju kelasnya itu menghentikan langkahnya. "Apa Maksudmu?",ketus Matty.


Gadis itu melangkah mendekati Matty. Membelai wajah , punggung dan leher Matty saat sudah berada didekat Matty.  Matty yang merasakan sentuhan itu hanya merotsikan bola matanya tak tergoda. 





"Dari pada dengan gadis itu, lebih baik kamu sama aku aja".Goda gadis itu yang mulai memijat rahang Matty. Dengan cepat Matty menepis tangan itu. "Hentikan , cepat jelaskan". Gadis itu mengurungkan niatnya menggoda Matty dan dia menceritakan apa yang dia ketahui karena mendapat sedikit paksaan oleh Matty.








Matty terpancing emosi . Telinganya memanas , tangannya mulai mengepal . Gadis itu tau bahwa seseorang dihadahapannya ini sedang emosi besar. Dengan sigap gadis itu menahan Matty yang memutar balikkan tubuhnya dari arah tujuannya semula. 
"Tenang Matt, jangan terbawa emosi. Selesaikan nanti , sekarang kamu kembali ke kelas saja ", tegur gadis itu . Matty-pun langsung berbalik dan  berjalan menuju kekelasnya dengan cepat . Sedangkan gadis yang melihatnya menghilang itu hanya menatap nanar.


"Matt, berpalinglah padaku saat kau terluka ", ujar gadis itu yang telah meneteskn air mata.











Brukk!!!





Sebuah tonjokan melayang kewajah tampan Chandler. Chandler pun terhantam kelantai . Saat itu dalam keadaan pulang sekolah jadi guru sudah tidak lagi beralu - lalang , jadi bebas untuk Matty melakukan sesuatu dengan orang yang dia pukul itu . 


Chandler berdiri dari jatuhnya itu . Dia memandang Matty dengan senyuman kecut. "Apa mau mu?". 
"Kau tanya mauku?huh? ini mauku", hampir Matty melayangkan pukulannya lagi , Carissa dengan sigap memeluk Matty daari belakang."Cukup!!", "bukankah kamu sudah janji". Kepalan tangan Matty perlahan melemah.

"Matty, ayo pulang", tarik Carissa. Matty masih memandang Chandler ketus dan kemudian melihat Carissa dengan wajah sedihnya. 
Mungkin dia harus mengendalikan emosinya saat ini. 


Sebelum meninggalkan Chandler Matty terlebih dulu sudah memberikan wajah ancaman bagi Chandler. Dan kemudian menarik Carissa pergi dari tempat itu .





Diperjalanan Matty dalam masih sedikit kesal ."Apa itu maksudmu?". "Hm..". "Jadi-". "Cukup Matt, jangan dilanjutkan".

"Aku tidak mau bicara tenntang itu",sela Matty. "Lalu?". 
"Dia sudah mengambil hakku". "Hak? hak apa?", tanya Carissa tak mengerti apa yang dibicarakan Matty. 


"Seluruh wajahmu itu milikku tau..", ujar Matty dengan nada merajuk. "Cih",decih Carissa. " Apa maksudmu milikmu. wajahku ya milikku", tegas Carissa.


Matty tak meladani ucapan Carissa. dia mengganti topik pembicaraannya kali ini ."Mana perlengkapanmu?". "Perlengkapan apa?",tanya Carissa ."Kau kan akan menginap dirumahku Cariss..",tegur Matty. "Oh soal itu, aku sudah menyiapkannya dirumah". "Nanti mampir dulu buat ngambil perlengkapanku", lanjut Carissa. Lalu di jawab dengan anggukan oleh Matty.







Sesampai didepan rumah Carissa  Matty menunggu diluar rumah. Salahkan Carissa tidak mempersilahkannya masuk . Beberapa batu menjadi pelampiasan Matty. Batu - batu tidak bersalah itu dia tendang kesana - kemari. Menunggu Carissa yang bisa dibilang cukup lama baginya . Batu terakhir pikir Matty. Dia menendang Batu itu cukup keras dan alhasil batuh itu membentuh pagar yang bisa terdengar jelas. Matty terkejut saat mendengar suara gonggongan anjing pemilik rumah . Dia siap mendapat amukan dari sipemilik rumah . Dengan dada yang cukup berdeba - debar kini dia menatap pagar rumah yang ditendang dengan batu itu. Sedkit kewaspadaan terlihat dari raut wajahya , karena takut tiba - tiba anjing itu keluar mengejarnya dan menggigitnya .

"Hey!!", Sontak membuat Matty terkejut hebat . Dia cukup menghela nafas karena dia tidak mempunyai penyakit jantung , kalau punya mungkin dia kini sudah berada dirumah sakit . 

Matty mendengus kesal saat memandang orang yang telah membuatnya terkejut itu ."Kenapa kau melihat rumah itu Matt?", tanya Carissa sembari ikut memandang rumah itu . "Kenapa anjingnya menggonggong?",mata Carissa melirk Matty jail.
"Jangan - jangan kau berbuat sesuatu ya? kudengar pemilik rumah itu galak", Matty membulatkan matanya 'galak' Oh tidak apa yang harua aku lakukan?Pikiran Matty mengiyang - ngiyang mencari jawabam ."Jadi hati - hati ya Matt",goda Carissa lagi. Matty langsung berlari menuju punggung Carissa, bermaksud untuk bersembunyi.





"Kau harus keluar , kau kan laki - laki, jangan jadi pengecut". Carissa tertawa puas dalam hatinya. Tidak menyangka bahwa Matty akan menjadi ciut saat berurusan dengan hal seperti ini .










"Lindungi aku".



















Bersambung... 




Tunggu di Chapter selanjutnya ya ,
 maaf kalo Ffnya gaje,kata - katanya berantakan dan typo dimana - mana jadi mohon bimbingannya para reader. Minta saran dan Kritiknya..
harap koment !! beri saya masukan 



No comments:

Post a Comment