Tuesday, November 3, 2015

Full of Love (Chapter 3)

Title : Full of Love
Cast : Aliando & Prilly
Genre : Romance , Friendship 
Rating : T
Back to : Ch 1, Ch 2



Jangan Copas tanpa izin.
Kalau mau baca , baca aja jangan Copas!!!








"Kita mau kemana si Li?",tanya Prilly. Dia sudah hampir lelah berjalan tanpa tujuan yng jelas menurut Prilly . "Udah capek? sebentar lagi nyampek kok". Kemudian Prilly mengangguk.






"Itu",tunjuk Ali yang kemudian Prilly melihat kearah tunjukan Ali. Prilly yang tadinya lelah tiba - tiba kembali bersemangat , seolah - olah energi telah full kembali .


"Bang pesan 2 mangkok ya".
"Oke neng".

"Lo kuat habisin 2 mangkok?", tanya Ali heran . "Kuat kok, asal kamu bisa bayar aja".
"Yaudah aku pesenin juga ".
"Aku sudah pesenin kok", kata Prilly sembari duduk di kursi yang sudah disediain.
"Lho? katanya kamu makan 2 mangkok".

"Iya yang satu dibungkus aja , biar gak malu - maluin Li". Ucap Prilly yang melirik kekanan - dan kekiri . Ali mengangguk - anggukkan kepalanya mengerti.

Beberapa meni kemudian.
"Berapa semuanya?", "27.000".
Ali membayar mie Ayam yang sudah mereka makan dan plus yang dibungkus untuk dimakan Prilly dirumah.



"Prill", panggil Ali kepada Prillya yang sedang menikmati makan keduanya . "Hm", jawab Prilly sambil  menguyah  mie yang berada di dalam mulutnya.
"Aku tadi beli jagung, mungkin enak kalao dibakar".

"Jagung?", tanya Prilly memastikan . Ali mengangguk membenarkan.

"Boleh, tapi tunggu aku menghabiskan mie ini", ucap Prilly yang agak tak jelas , karena Prilly berbicara dengan keadaan makan.
"Baiklah - baiklah , makannya pelan - pelan". Ucap Ali sambil menuangkan minuman kedalam gelas Prilly yang masih kosong.


"Li, gue harus mengakui sesuatu". Ucap Prilly sambil menguyah jagungnya.
"Hm?". "Setiap lo ada di rumah gue , berat badan gue bakal naik".
"Hahahahaha " Ali tertawa mendengar petuturan  Prilly itu . Kalau dipikir - pikir memang ada benarnya juga . Setiap  Ali ada dirumah Prilly Ali selalu membeli makan dan yang akhirnya membuat berat badan Prilly naik . Dan paginya Prilly harus berolah raga untuk menurunkan kembali .
"Oh".

"Hanya Oh saja? sumpah lo pelit sama perkataan Li", omel Prilly.
"Prill lo bisa diem gak?". "Hm?".
"Begitu lebih baik", dibuntuti dengan cengiran khas Ali .



Balkon kamar Prilly .
Ali adan Prilly menikmati malam dengan dibarengi secangkir teh hangat . Indahnya malam menjadi teman bagi keduanya.  Malam yang ditaburi bintang -bintang yang berbinar dengan damai . Membuat keduanya terkagum dan terseyum indah pula .
"Prill".
"Hm", sambil meniup tehnya.
"Lo gak suka ya , kalo gue deket sama lo?".
"Kenapa lo bisa berpikiran gitu?". Ali memandang Prilly yang meminum tehnya pelan - pelan. "Itu karna saat gue deket sama lo , lo selalu menghindar".

Prilly meletakkan cangkirnya di meja. "Bukannya gitu Li, tapi lo seharusnya tau kalo cewek - cewek yang ada di sekolah kita itu suka sama lo". Jelas Prilly. Merasa kurang jelas pernyataan yang Prilly katakan Ali kembali bertanya ,"terus apa masalahnya?".

"Ali ,, lo masih gak peka. Gimana kalo sepupu lo yang cantik ini jadi sasaran bulian fans lo?".
Tanya Prilly dengan nada yang dilebaykan . "Emang mereka pernah buli lo?".
"Apa gue harus jadi bulian mereka baru lo percaya?", nada Prilly kini meninggi .

"Ya enggak gitu juga sih", Ali menggaruk bagian belakang kepalanya .

"Iya deh , tapi jangan hindarin gue dong . Gini deh  gimana kalo gue jadi bodyguard lo".

"Itu namanya over protective".

"Biarin . Jadi gak ada yang akan ngebuly lo".

"Gak Li , gak usah pake acara begituan. Nanti mereka kira gue cewek apaan lagi".

"Gimana kalo kita bilang bahwa kita sepupuan ".

"Terserah Li, gue capek debat sama Lo".  Prilly meminum tehnya dengan satu tegukan dan habis .

Ali yang melihatnya pun tercengang. Kalau dilihat teh itu masih sedikit panas lo , tapi Prilly kuat sekali menghabiskannya dengan sekali tegukan . Apa karena dia sedikit kesal dengan Ali.

Priily bangkit dari duduknya. Dan berbaring dikasurnya . "Li sebaiknya lo keluar , gue mau tidur".

"Apa lo gak mau gue temenin?".
"Gak".

"Besok kita joging ya".

"Hm".







"Pagi ".
 Kata Ali sambil memasang sepatu.
"Pagi..".
Ali diam sejenak memandang Prilly dengan sedikit kaget . "Prill, emang lo gak papa pakek baju seperti itu?".
"Maksudlo?", tanya Prilly yang sudah berdiri. Ali kembali terdiam dengan melihat Prilly lekat. Bagaimana tidak , Prilly memakai tentop berwarna biru tua dan hot pan. Ali bukannya munafik , dia suka melihat tubuh Prilly yang sedikit terekspor . Tapi jika yang orang lain yanng melihat Ali lebih baik membuang jauh fikirannya.
"Ganti baju gih Prill". Suruh Ali .

Bukannya menuruti perkataan Ali , Prilly malah berjalan mendekat ke Ali ."Gue gak mau".
Prilly langsung keluar dari rumah dan mulai berlari - lari.
Sedangkan Ali hanya mendengus karena sepupunya itu tidak pernah mau menuruti perkataannya. Sebelum Ali tertinggal jauh oleh Prilly Ali langsung berlari dan menggait jaket .

Greb. Ali menaruh jaket itu ke kepala Prilly . Dan kemudian berlari
"Ali!!". Teriakan itu mebuat orang  yang dipanggil namanya berhenti.
Dengan muka mewek Prilly mengambil jaket yang ada dikepalanya . "Sebaiknya lo pake tu jaket, kalo memang lo gak mau ganti baju".

Prilly melipat tangannya dan memasang muka cuek ,"gak".  Ali berjalan mendekat kearah Prilly . "Kalau lo gak mau pakai jaket itu , gue cium lo". Goda Ali yang sedikit mendekatkan wajahnya ke Prilly. Prilly masih belum menjawab ."Pakai atau cium". Wajah Ali semakin mendekat.

Sebelum benar - benar habis jarak diantara mereka Prilly bersuara,"oke". Ali tersenyum dan menjauhkan wajahnya . Prilly memakai jaket yang Ali berikan kepadanya . Lalu mereka berlari bersama.

Mereka sudah memutari taman 3 kali . Banyak godaan yang terdengar oleh mereka . dan mereka hanya menganggapnya dengan angin berlalu .

"Li capek . Duduk situ yuk". Tawar Prilly . "Ayo".

Saat mereka beristirahat di bangku itu . Prilly sedikit merengek,"Li gue haus", sambil memanyunkan bibirnya
. Ali terkekeh melihatnya,"tunggu sini", Ali beranjak dari duduknya untuk membeli minuman .
Belum lama Ali pergi ada seseorang yang langsung duduk di samping Prilly sontak membuat Prilly terkejut .
"Aldi", pekik Prilly . Aldy hanya tersenyum namanya  disebut . "Hah ngagetin aja". Kata Prilly lagi .
"Kak nanti jadi kan ?".
"Jadi apa?". tanya Prilly sedikit bingung. Aldy diam sejenak . Senior yang ada di depannya ini buat gemes Aldy ,"Ngajarin aku".

"Ohh yang itu , jadi kok . Jam 9 kan?". Aldy mengangguk .
"Kak sampai jumpa nanti aku mau pulang dulu". Kata Aldy dan langung berlari . Prilly dibuat bingung dengan sikapnya . Saat Prilly menangkap sosok Ali Prilly mulai tau kenapa Aldy tadi berlari .

"Prill tadi aku lihat ada-". Ucapan Ali terpotong krena Ali langsung ditarik untuk duduk oleh Prilly ."Mana . Aku haus".
Ali menyodorkan botol minuman ke Prilly.  "Prill?".
"Hm?". Jawab Prilly dalam minumnya . "Lo suka sama Aldy". Ali bertanya sambil menundukkan badannya. Prilly menyudahi minumnya. "Enggak, memang kanapa?" .Ali tersenyum puas dalam hati. Ali mulai tersadar bahwa dia mengacuhkan pertanyaan Prilly . "Eh , enggak papa . Gue pikir lo suka sama dia. Habisnya lo suka sekali ada dideket dia . Kalo dideket gue gak betah". Tutur Ali panjang lebar . Prilly memandang sepupunya itu sedikit senyum kecut.

"Itu karena lo bau, dia kan wangi", cemoh Prilly yang menjulurkan lidahnya lalu berlari menjauh dar Ali . Ali tertawa sebentar dan berdiri, Ali menunjuk Priily dengan sedikit kesal,"lo .. awas lo ya". Kata Ali yang kemudian berlari menuju Prilly .




Dan waktu yang mereka lalui bersama kini mulai singkat. Ditandai dengan pamitnya Prilly keluar rumah .





"Aldi..".
"Aldi..".

Grek
"Eh Kakak udah sampai, masuk yuk". Orang yang Aldi suguhi itu mengangguk.
"Mau minum apa?", tanya Aldi saat melihat tamunya itu asyik memandangi isi ruangan itu."Terserah deh". Aldi mengangguk lalu membuka toples kue yang ada di meja."Kakak tunggu sini aku mau buatin minum". Kata Aldi yang kemudian pergi setelah melihat anggukan udari tamunya.


"Cantik". Puji Aldi yang berjalan menuju dapur dengan senyuman .

Sedangkan wanita paruh baya yang melihatnya sedikit bingung. Dan dia memutuskan untuk menghampiri anaknya itu .

"Di..", panggil wanita paruh baya itu yang sudah berada di samping Aldi . "Iya ma?".
"Kamu sehatkan?", tanya wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Aldi itu dengan sedikit ragu. Aldi yang mendengar petuturan ibunya yanng sedikit aneh bingung dan membalikkan badannya menuju ibunya. "Maksud mama?".
"Tadi mama lihat kamu senyum - senyum sendiri. Mama takut kalo kamu..". "Gila?".

"Gila?, gak kok ma . Aku gak papa".
Aldi berjalan melewati mamanya sembari membawa nampan yang berisi 2 gelas minuman dan biskuit yang sudah disiapkan Aldi. Ada tamu ya? batin ibu aldi lalalu mengikuti aldi sari belakang.
"Cantik".
Aldi terkejut mendengar suara dari belakangnya itu. "Mama", kata Aldi lirih.
Sedangkan Prilly yang mendengar pujian dari mamanya Aldi tersipu malu.

"Em.. yasudah .. kalian lanjutkan. Mama ke atas dulu ya di". Pamit Mama Aldi.


Semenit kemudian. Suasana di dalam ruangan itu senyap. tak ada yang mengawali untuk berbicara.

Untuk melepas kecanggungan Aldi pun mulai berbicara. "Kak.. maaf ya yang tadi".

Prilly mengangguk."Jadi gimana? , jadi belajar gak". tanya Prilly memincingkan alisnya.

"Jadi kok". Jawab Aldi mantap.
"Kamu mau ngambil karakter apa?", tanya Prilly kemudian. Aldi mulai berpikir.
"Apa kakak tau karakter Digo di sinetron GGS?". Prilly mengangguk. "Aku ingin mencoba karakter itu".
"Em gitu ya",ucap Prilly sambli mengelus dagunya."Karakter cuek dan dingin, kenapa kamu gak belajar sama Ali aja, dia kan pas dengan karakter itu".

"Kak Ali?",kata Aldi dengan suara kecil. "Gak ahh takut".
Prilly mengumpat tawa melihat ekspresi Aldi yang berubah seketika. "Karakter apa lagi yang ingin dicoba?", tanya Prilly lagi. ."Galang".
'Galang?',pikir Prilly dalam pikirannya dan dia baru mengetahui maksud Aldi.
"Kalau itu seharusnya kamu belajar sam-".

"Kak Ricky kan", Sahut Aldi.
"Itu sudah tau".

"Gak ahh. Aku maunya sama kakak".





16.00 Sore

Ali berjalan mondar - mandir di depan pintu , berharap orang yang dia tunggu pulang. 'Ini sudah sore , kenapa belum pulang sih', geming Ali dalam hatinya.
Di sudut lain terlihat wanita paruh baya melihat ponakannya yang tengah gelisah. Di samperinya untuk mempertanyakannya.
"Ali".
Orang yang dipanggil Ali pun membalikkan badan . "Iya tante?".
"Kamu kenapa?". Ali tersenyum , menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal."Gak papa kok tan".

"Kamu mau pulang ya?, "tanya ibu Prilly lagi. "Iya , inih aku sudah siapin barang - barang aku", ucap Ali sembari menunjuk tas yang berada di atas sofa.

"Tunggu jangan pulang dulu, tante mau ambil sesuatu", ucap ibu Prilly yang meninggalkan Ali kemudian. Setelah beberapa menit ibu Prilly tampak di mata Ali."Ini titip buat mama kamu", ucap ibu Prilly yang memberikan kotakan."Oh iya tan , terimaksih, Ali pulang dulu ya tan. Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam".




"Kamu udah pulang Prill". Prilly mengangguk mendengar perkataan ibunya. "Sana gih mandi , terus makan". Suruh ibu Prilly. "Males ah mah".

"Ini anak gadis kok ya jorok, ayo cepat mandi sana". Ibu Prilly mendorong pelan bahu Prilly. "Iya, iya", kata Prilly malas .



"Tumben gak keliatan Ali". Dahlia membuka buku kemudian duduk disamping Prilly. "Tauk ". Jawab Prilly cuek.
Dahlia senanng saat sosok yang dia nanti - nanti telah datang.
"Baby..", kata Dahlia ceria. "Tumben gak sama Ali", kata Dahlia selanjutnya. "Ali? bukannya dia gak masuk hari ini". Mendengar bahwa Ali tidak masuk membuat Prilly sedikit penasaran. "Dia gak masuk? kenapa", Prilly memencengkan alisnya.. "Gue gak tau, gak ada surat".
"Seharusnya lo tau Prill". Ucap Fandy lagi.
"Emang lo pikir gue emaknya apa?".
"Udah ah bosen gue , bahas Ali mulu dari tadi". Prilly meninggalkan kedua orang itu yang tengah menatapnya penuh tanya.



"Ran..", sapa Prilly.
"Ada apa?".Tanya Randy saat menghampiri Prilly. Prilly menggeleng membuat kerut di kening Randy. "Bosen nih.. ", ucap Prilly. Randy mengangguki mengerti perasaan temannya saat ini. "Ketaman sekolah aja yuk,  gue mau nunjukin tanaman terbaru gue". Prilly mengangguk menuruti.'Andai lo tau, gue ingin lebih dari sekedar ini. Ingin berada di samping lo dengan status yang berbeda. Tapi gue bisa apa? o hanya nganggap gue sekedar temen'.
"Hey", kata randy membuyarkan lamunan Prilly. "Eh , iya apa?".
"Kenapa lo? kok ngelamun sih?", Randy memastikan .\
"Gak papa kok, eh Ran liat ada ulatnya", tunjuk Prilly smebari mengalingkan pembicaraan.

"Hati - hati , nanti kena bulunya lo",khawatir Prilly saat melihat Randy membuang ulat itu.







Sore hari.

Phonsel Prilly berdering , segera diangkatnya telfon seseorang itu.
"Hallo tan?".

"Kamu bisa ke rumah gak?".

"Memangnya kenap tan?".

"Ali lagi repot makan nih.. bisa bantuin tante gak?".

"aku usahakan deh tan".

"Iya Prill, tante tunggu".

Telfon telah tertutup.
Baru saja ingin meletakkan phonselnya, eh tiba - tiba phonselnya kembali berdering. Kali ini 'Randy' pekik Prilly.

"Hallo? ada apa Ran?".

"Prill.. gue bosen nih.. lo mau gak nemenin gue jalan?".

"Jalan?".

"Iya jalan, gimanah?".

"??????????????"




Tbc
Maaf ya kalau pendek , dan maaf atas kesalahn yang ada pada ff ini
Jangan lupa comen kalian . Jangan suka jadi silent reader ..  Komen saran kritik dan
pendapat kalian.
Terimakasih telah membaca ff ini

No comments:

Post a Comment