Saturday, October 3, 2015

Twin Girls Action (Chapter 1)


Title :Twin Girls Action

Rating : PG17


Cast : Luhan ,Bora, Hyoryn



Note : Ini hanya imajinasi saya , maaf jika sifat cast-nya menyimpang dari aslinya . Jangan sekali - kali mengCopas ff ini , karena ini hasil karya saya . Dan maaf jika banyak kesalahan yang ada di fanfiction ini . Jangan lupa meninggalkan komen. Supaya saat ada yang dipasword kalian tidak kesulitan .


SELAMAT MEMBACA!!!!!






"Ya!! eonni apa yang kau lakukan".
"Ayo bangun ini sudah siang.. kita bisa terlambat kuliah", Bora menarik - narik  adiknya yang masih enggan meninggalkan kasurnya itu . "Ayo", dengan sekali hentakan Bora berhasil membuat adiknya terjatuh ke lantai. "Ya!!!! eonni!!!", Bora langsung berlari meninggalkan adiknya dengan menutupi telinganya .



“Sial, aku telat”, desah Hyoryn dalam lariannya . “Kurang 5 menit lagi”,ucapnya yang menengok jam tangannya.

BRUKKK!!!!

Badan Hyoryn jatuh seketika. Bukunya keluar dari tasnya. Hyoryn membereskannya dengan cepat dan mendapat bantuan dari orang menabraknya. “Mianhe”. Hyoryn tak menghiraukan ucapan orang itu yang sudah jelas jika seorang namja. Hyoryn memberdirikan diri. Dia berjan dengan cukup cepat dan namja itu masih berada disampingnya dan berjalan tak kalah cepat dengan Hyoryn. “Apa sungguh tidak apa?”,tanya namja itu. “Sudahlah tak apa”. Hyoryn melirik namja itu bingung , kenapa dia mengikutinya. Hyoryn ambil bicara kmudian”kenapa kau mengikutiku”. Namja itu diam ,”sebenarnya aku baru disini, aku bingung dimana kelasku”,ucapnya sambil menggaruk – garuk kepalanya. “Kau di kelas apa?”. “Aku dikelas SMD 2”. “Oh”.
“Hanya itu saja”, Hyoryn mengangguk. “Lalu .. apa kau bisa mengantarkanku?”.



“Ikuti aku”, ucap Hyoryn mendahului namja itu . Tak bergeming lagi namja itu langsung mengikuti yeoja yang baru dia temui dan tak diketahui namanya.



Mereka tiba di depan ruangan yang pintunya tertulis SMD. (Jangan bingung guys SMD itu Singing Music Dance. Di Universitas ini Banyak jurusannya tapi dalam satu tema yaitu Seni).


Hyoryn menghembuskan nafasnya panjang . Klek bunyi pintu yang dia buka.
Sontak semua mata tertuju padanya, “Annyeong”, ucap Hyoryn agak cengir.
“Kau terlambat”, ucap Yuri Sonsaengnim  . “Mianhe Yuri   Sonsaengnim , aku terlambat karena membantu anak baru ini”. Setelah Hyoryn berucap semua mata terfokus pada namja yang muncul dari belakang . Banyak bisikan yang terdengar , Hyoryn hanya memutar bola matanya karena dia tau jika hal ini akan terjadi . “Oh begitu, baiklah kau boleh duduk”. Hyoryn duduk ditempatnya. “Kau kesini”, titah Yuri   Sonsaengnim. “Ini hari pertamamu, kenapa bisa telat?”. “Mianhe saya bingung mencari kelas ini”. “Baiklah, sekarang kau perkenalkan dirimu”.


“Annyeong Xi Luhan imnida. Aku berasal dari Cina jadi mohon bantuannya semua”.
“Ne”, ucap semua . “Sekarang kau duduk di samping orang yang menolongmu”,ucap Yuri  Sonsaengnim dan dijawab anggukan oleh Luhan .

Luhan langsung duduk disamping Hyoryn. Sontak Hyoryn kaget karena dia dari tadi melamun. “Yuri s”. “Ada apa?”.  “Ini tempat duduk Dara, kenapa ditempati oleh namja ini”,ucap Hyoryn sedikit tak terima .
“Hyoryn .. Dara sudah pindah dari kelas ini, dia sekarang berada di kelas S”. Hyoryn hanya melongo tak percaya, memang dia kemarin sudah diberitau oleh Dara kalau dia akan pindah ke kelas S (Sing{khusus menyanyi}), dia kira Dara tidak serius ternyata dia tidak bercanda.  Hyoryn diam dan tak bergeming . Materi pun berlangsung .




“Kau kenapa?”, tanya Bora saat melihat muka adiknya itu ditekuk. Hyoryn tak berucap dia hanya menatap gelas yang  berisi jus jambu itu yang berada didepannya.
“Ayolah, cerittakan”.
“Dara..”, ucap Hyoryn melas.
“Dara? Kenapa?”.
“Dia pindah kelas”.
“Mwo? Kenapa?”
"Entahlah, aku juga  tak mengerti". Gudik Hyoryn.


"Eh apa kau sudah melihatnya?".
"Apa?". "Aku dengar ada murid baru dan katanya dia sangat tampan ".
"Benarkah?" . Angguk yeoja itu, "ku rasa kita harus melihatnya sendiri", "kajja".



Hyoryn dan Bora hanya mendengar percakapan dua orang yeoja itu santai.
"Ngomong - ngomong , apa kau sudah melihat namja itu?", seketika Hyoryn yang mendapat pertanyaan itu memincingkan alisnya,"wae? apa kau tertarik".
Bora memasang muka imutnya dan membuat adiknya itu mengerti . "Ara.. aku sudah melihatnya".
"Jeongmal? apa dia tampan?". "Ne dia namja bermata rusa yang cantik". Jawab Hyoryn sambil meminum jus jeruknya.




"Sepertinya menarik". Entah mengapa wajah  imut Bora langsung berganti evil, Hyoryn yang melihatnya sedikit bergidik dan bingung. Dengan berani dia menanyakannya.
"Wae? wae? kenapa wajahmu jadi seperti itu?". Bora unjuk gigi , bukannya dia menjawab pertanyaan Hyoryn dia malah bertanya balik, "Dia berad dikelas apa?". Hyoryn sempat mendengus dengan sikap kakaknya itu , tapi yasudahlah dari pada mencari masalah dengan yeoja yang berstatus sebagai kakaknya itu .



"Sekelas denganku".
"BENARKAH?",teriak Bora seketika membuat Hyoryn yang meminum jus nya hampir tersedak saking kagetnya .


"Eonnie kurasa kau terlalu berlebihan",Hyoryn menyembunyikan wajahnya diatas meja karena merasa malu dengan sikap kakaknya yang menarik perhatian pengunjung kantin. Bora yang berteriakpun langsnu menutupi wajahnya dengan buku. Mungkin sikapnya ini ah ememang berlebihan.



"Nanti kau antarkan aku bertemu dengannya", ucap Bora seperti berbisik yang yakin bahwa adiknya itu dengar dan lalu Bora pergi meninggalkan kantiin itu dengan alasan dia ada janji dengan Sunny





Bora sudah menunggu kurang lebih setengah jam yang lalu , dia menunggu Hyoryn untuk pulang bersama dan sekalian juga untuk melihat namja yang menjadi pembicaraan para yeoja tadi .


Mata Bora senang saat melihat dosen yang sudah keluar dari kelas adiknya itu . Beberapa murid terlihat tergesa - gesa untuk segera pulang , tapi beda dengan yeoja yang membawa tas berwarna hita ini . Dia dengan telitinya memperhatikan berhamburannya murid - murid itu , sampai akhirnya orang yang telah dia tunggu keluar . "Hyo",panggilnya . Hyoryn langsung menghampiri kakaknya itu . Bukannya menyambut tapi Bora malah celingak - celinguk  melihat daerah belakang Hyoryn . Langsung saja Hyoryn memutar badannya, "apa kau menacari namja itu ?", Bora mengangiyakan.
"Kenapa tidak masuk?". "Heh?", Bora sedikit kaget mendnegarnya. Hyoryn tau sikap kakaknya itu , walaupun dia terlihat sangat percaya diri tapi percayalah ada saat tertentu yang akan membuatnya menurun, seperti inilah contohnya .

"Masuk saja , dia ada didalam, ayoo", Hyoryn mendorong Bora sampai berada di depan pintu , matanya bersyukur karena telah diberi pemandangan yang menawan seperti ini . Terlihat dimatanya seorang namja membalik buku dengan wajah tenang . Seketika Bora langsung teranyuh untuk mendekat . Tanpa dia sadari dirinya telah berada di depan namja itu , jangan pikir bahwa Hyoryn mendorongnya sampai sana . Kalian salah Bora berjalan sendiri tanpa dia sadari .

Merasa ada seseorang yang berad didekatnya namja itu melihatnya. Seseorang yang belum iya kenali. Teman sekelas kah? kurasa tidak tapi siapa yeoja ini , tapi wajahnya hampir sama dengan.. siapa ya? batin Luhan .
"Kau siapa?". 'Deg'  seketika Bora menjadi kikuk . Dia tidak mebalas ucapan luhan . Sedangkan Hyoryn yang sudah tau akan jadi seperti ini  buru - buru dia menghampiri keduanya. "Perkenalkan dia , Saudaraku Bora". Kata Hyoryn yang disambut hangat oleh Luhan .
"Dia saudaramu. Perkenalkan aku Xi Luhan". "Ah n-ne ..  Bora aku".
Lalu mereka dudur membentuk segitiga.

Tapi mereka masih belum pulang karena Luhan yang masih kurang mengerti dengan apa yang diajarkan dosen tadi . Jadi Luhan meminta bantuan kepada Hyoryn .






Saat diparkiran . "Gamshamnida atas bantuan kalian berdua".
"Ne", jawab mereka serempak. Akhirnya mereka memasuki mobil mereka dan langsung pulang.



"Eonni".
"Hm".

"Kaut tau rumah Luhan dimana?".
Bora memandang wajah Hyoryn bingung," ani. aku baru mengenalnya hari ini".
"Sama". "Memang kenapa?" .

"Bukankah itu mobil Luhan", Hyoryn menunjuk kesebuah mobil yang tak jauh didepan mereka.

"Sepertinya begitu , apa kau tau rumahnya?". "Ani, bagaimana aku bisa tau . aku baru mengenalnya".
"Ya sudahlah",jawab Bora .


Entahitu pemikiran mereka berdua sendiri atau memang kenyataan . Bora dan Hyoryn kaget dan sedikit tercengang saat sebuah mobil masuk ke tempat parkiran yang sering mereka gunakan untuk memarkir mobil mereka. "Kau meresa aneh bukan?",tanya Bora yang masih melihat mobil itu dengan tak percaya. "Ne, apa itu artinya..". Kata Hyory tak kalah terkejut.
"Kita harus memastikannya sendiri". Hyoryn mengangguk menyetujui.

Mereka berdua mengendap- endap persis seperti seorang penguntit. Mereka semakin terkejut setelah tibah dilantai 5. "Apa kau setuju dengnaku?",tanya Bora menatap wajah Hyoryn penuh berharap. Lagi - lagi Hyoryn hanya mengangguk.


Luhan sudah tau jika sedari tadi dia diikuti . Tapi kali ini dia benar - benar risih dengan tindakan temannya itu . Lalu dia membalikkan badannya untuk menyuruh mereka berhenti dan langsung saja berjalan disampingnya.
Terlihat tampang terkejut yang dihasilkan dari wajah kedua temannya itu . "Ayolah untuk apa kalian mengikutiku?".
Orang yang diajak bicara masih terdiam. "Kenapa diam? apa kalian jadi fans-ku?".

"Ani", keduanya serentak ."Anu.. ka-mi, tidak mengikutimu". Kata salah satu temannya itu . Luhan hanya menghela pelan dan berkacak pinggang,"Jujur saja aku takkan marah , cepat jawab  Hyo..".


Ya benar . Mereka adalah Hyoryn dan Bora . Dan orang yang diikuti Bora dan Hyoryn adalah Luhan .
"Yang benar saja , Aku dan unni tidak mengikutimu Lu ".
 Luhan berdecak dan mengangkat alisnya satu . "Benarkah? apa buktinya".

"Kau minta buktinya. Baik , ayo unnie". Hyoryn menarik tangan Bora dan melewati Luhan. Belum jauh saat Hyoryn melewati Luhan dia kembali berbalik. "Kau sendiri sedang apa disini".Celoteh Hyoryn sedikit lantang. "Aku akan masuk ke apartemenku". Sembari menunjuk pintu yang ada disampingnya.
"Lalu kenapa kau tidak masuk?". Luhan hanya memberi senyuman remeh."Aku hanya ingin melihat bukti apa yang akan kau lakukan. Mungkin karena kau tidak punya bukti kau akan keluar dari sini ".Melipat tangan didepan dada dengan sedikit mengejek.
Hyoryn hanya bercak, dan merotasikan matanya. "Buktinya sudah ada disamping Bora unni". Memang sedari tadi Bora hanya diam . Karena dia tidak ingin ikut larut dalam pertengkaran itu . Tapi kini berbeda , dia akan menengahi mereka berdua sekarang . "Luhan apa kau pemilik baru apartemen itu?". "Ne baru kemaren aku pindah".
"Kalau begitu, perkenalkan kami tetangga barumu. Dan terima kasih dengan berbagai ocehanmu tadi . Hyo ayo masuk". Kali ini Bora yang menarik Hyoryn dan membuka pintu apartemennya. Brakk. Pintu apartemen yang ditutup dengan keras. Entah kenapa tiba - tiba Bora bukannya menengahi tapi ikut marah kepada Luhan .



Jam 10.00 malam.

Banyak rematan - rematan kertas yeng menghiasi meja yang kini digunakan Luhan untuk mengerjakan tugas. "Ah mungkin seperti ini". Luhan kembali menulis sebuah lirik yang menjadi tugasnya dirumah . Baru satu baris dia menggeram kembali dan meremat kertas itu dan melemparkannya dengan kesal. "Aissh, kenap begiu susah?".
"Ayolah Xi Luhan kenapa otakmu buntu begini?".





Sebelah Apartemen Luhan .

Dua gadis yang sedang menonton Televisi . Menjadi kebiasaan mereka di apartemen yang memakai tentop dan hot pan saja 'seperti di MV Ma Boy' .
"Bora bagaiman dengan kelasmu?", Bora menjawab sambil memindah Chanel dengan remote yang sedari tadi dia pegang . Karena hari ini Tv dikuasai oleh Bora ,"lumayan, Kim Sonsaengnim tidak menghukumku karena terlambat dan hey panggil aku unnie!! ".
"Kau hanya beda 5 menit denganku". Ceplos Hyoryn menatap sisi lain sofanya.

Tok tok tok.

Hyoryn menatap jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 10. 17 malam.
"Siapa yang bertamu malam - malam begini", lengos Hyoryn menutupi wajahnya dengan bantal. Bora sudah tau dengan kebiasaan saudari kembarnya itu, banyak juga yang tidak percaya bahwa mereka kembar . Karena mereka bukan kembar identik. Dengan segera Bora mengangkat tubuhnya dan berjalan menuju pintu. Klek.
pintu terbuka.

"Luhan? ada apa?" , tanya Bora yang mendati namja yang memakai T-shirt dengan lengan sesiku dan celana pendek selutut. "Aku ada perlu dengan Hyo karena tugas sialan ini", Bora memincingkan alisnya dan melihat bahwa Luhan kemari dengan membawa beberapa kertas kosong dan bulpoin.
Bora tersenyum nakal. "Apa apartemenmu sudah terkunci?". "Sudah memang ke-". Belum selesai Luhan langsung ditarik masuk oleh Bora dan mengunci pintu apartemen itu .
"Unnie siapa yang datang?", teriak Hyoryn dari depan televisi.

"Senang bertemu dengan mu lagi", kata Luhan yang membuat Hyoryn terkejut . "Kau", tunjuk Hyoryn .Lanjut,"ada apa kesini". Luhan masih berdiri dan langsung Bora menarik Luhan untuk duduk diantara Hyoryn dan Bora .
Bora kembali menikmati tvnya . sedangkan Luhan dan  Hyoryn membahas tentang tugas yang menjadi alasan Luhan datang menemui Hyoryn .

"Kurasa aku menemukan chanel yang tepat". Ucap Bora membuat kedua orang disampingnya melihat apa maksud perkataan Bora tadi . Seketika kedua orang yang melihat Chanel yang dilihat Bora itu  diam dan pipi Hyoryn bersemu merah,"yak'  apa yang kau lihat", teriak Hyoryn yang berusaha mengambil remote yang dipegang Bora .Bora berdiri diata sofa untuk mendari remote nya diambil oleh Hyoryn,"Ini adalah kuasaku, dan lihatlah Luhan tidak keberatan, benarkan Lu?". Bora menanyakan sesuatu kepada Luhan sedangkan Hyoryn menunggu petuturan yang akan keluar dari mulut namaj yang ada didepannya itu .
"Ah ne, tak apa". Setelah mendengar itu Bora langsung duduk kembali . "Jika tak apa aku yang pegang permainan". Deg' . Apa yang dibicarakan Bora ini . Belum selesai keduanya berpikir . Bora langsung membalikkan Luhan menghadap kearahnya dan langsung ~Chu~ .
Hyoryn langsung konek dengan perkataan Bora 'pegang permainan' .

Luhan yang dicium oleh Bora hanya diam , merasa bosan Bora harus memperdalam ciuman mereka. dengan berbagai cara Bora lakukan untuk membuat namja yang diciumnya itu membalas ciumannya.
Dan akhirnya perjuangan Bora tak mengecewakan. Luhan membalas ciuman itu dan kini dia memegang tengkuk Bora untuk memperdalam lagi ciuman mereka . Bora mengeluarkan erangan - erangan dan meremas rambut Luhan gemas.
Sedangkan yang melihat adegan panas didepannya itu hanya menggerutu tak jelas . Hyoryn menutupi lagi kepalanya dengan bantal karena tidak ingin melihat adegan itu lagi .  Walaupu wajahnya sudah tertutup tapi telinganya masih dapat mendengar eluhan - eluhan yang keluar dari mulust saudarinya itu.


Bora menghentikan ciuman itu ,"Stop, hah hah , aku capek dan haus . Aku akan mengambil minum untuk kita". 

"Sudah selesai?", tanya Hyoryn yang masih menutup wajahnya. Masih belum  mendengar jawaban , Hyoryn yakin bahwa adegan itu sudah selesai. Langsung saja dia menurunkan bantal itu dan melihat kearah Luhan . Terlihat disana wajah Luhan yang sedikit berbeda dengan Luhan yang awal tadi . Maish terdengar engahan ambilan nafas Luhan . Hyoryn yang melihatnya merotasikan wajahnya.  Srek.. dengan cepat  Luhan mengambil kepala Hyoryn dan menciumnya sama dengan tadi Luhan yang kini yang harus membuat Hyoryn membalas ciumannya. Hyoryn mencoba melepaskan ciuman itu dan berhasil ."Kau yang memaksakku". Langsung saja Hyoryn memberi seringai , dan mencium Luhan lebih ganas . Ayolah siapa yang memaksa siapa , kalau boleh jujur Hyoryn berusa untuk menghindari sesuatu seperti ini . Beda dengan Bora yang lebih frontal . Dan kini jangan salahkan Hyoryn jika ciumnnya itu terbilang kasar .

Luhan tak mau kalah , dia menyapu habis setiap sudut bibir Hyoryn , menyesap . Yang awalnya duduk sekarang posisi mereka tidur dengan Luhan yanga berada diatas Hyoryn .


Bora yang sedari adi sudah berada disana hanya tersenyum lalu meletakkan nampan itu dimeja. "Ekhem", Bora mendegem.  Membuat aktivitas yang dilakukan kedua orang itu terhenti dan segera memposisikannya dengan duduk . Bora kembali duduk ditempatnya . "Apa sudah?",tanya Bora memastikan.  tanpa pikir panjang Bora langsung mencium Luhan dengan cepat . "Ya, unni kau curang". Hyoryn langsung menarik Luhan dan menariknya untuk berciuman .
Selalu berebut itu yang mereka lakukan , tidak memperdulikan Luhansama sekali . Tapi terlihat bahwa Luhan tidak keberatan .



Pagi menjelang . Cahaya matahari mulai menjalar , menembus    gordeng . Membuat tiga orang yang terlelap karena aktivitasnya semalam bergumam sendiri.
Bruk. Ketiganya ambruk jatuh kelantai , mengingat posisi mereka yang tidur dalam satu sofa dan saking berkaitan . Merek merintih kesakitan . Namja yang menjadi satu - satunya namj aditempat itu mulai sadar . dan membenahi dirinya . "Aku harus pergi".ucapnya lemah. Saat hendak mengangkat tubuhnya Luhan tertahan oleh tangan Hyoryn . "Diam lah disini, bersama kami".
"Eh? tapi aku harus kuliah".

Bora berdiri dan merangkul Luhan . "Membolos seharikan tak apa, dan habiskan waktu bersama kami".
Luhan memincingkan alisnya . "Baiklah , apa imbalannya". Mentap Bora dengan senyuman nakal. Bora tidak merasa takut . Malah dia juga menambahkan senyuman seringai yang lebih nakal .
"Kita mandi bersama". Tutur Bora santai .

"Baiklah, kau tidak iktu Hyo?", tanya Luhan kepada gadis yang masih di atas lantai itu dan kemudian menaruh dirinya diatas sofa sembari memeluk bantal ,"kalian bersenang -senang lah tanpa aku, aku masih ingin tidur". Pernyataan Hyoryn membuat keduanya mengerti dan langsung melesat menju kamar mandi .


"Bolehkah?". Tanya Luhan nakal sembari menunjuk payudara Bora . Bora hanya mengiyakan .
Setelah mendapat ijin daro sang empu tanpa pikir panjang Luhan langsung menyesap , mengemut sampai - sampai sang empu mengeluarkan erangan aneh .
Duduk dibawah pancuran shower, mereka melakukan ciuman . Memberi bekas pada leher putih Bora.  Meremas, menyesap kembali dan mencium bibir Bora .


Hyoryn yang mendengar setiap eluhan itu hanya menggerutu,"apa mereka melakukan juga di dalam sana", Hyoryn hanya menggeleng - gelengkan kepalanya kecil .



"Hyo, apa kau sudah mandi?", tanya Bora .
"Sudah".

"Ayo sarapan, aku sudah membuatkannya untuk kita bertiga ".



"Kau tinggal bersama siapa disini? ", tanya Hyoryn .

"Sendiri, jika kalian ingin bermain disana , datanglah".

"Aku selesai, yang terakhir cuci piring", ucap Hyoryn dengan cengirannya.


"Aku bosan dengan kita bertiga", kata Bora . Hyoryn dan Luhan melihat Bora penuh tanya . "Maksud unnie?".

"Luhan", panggil Bora seketika.

"Ne".

"Apa kau tidak punya teman namja lagi?".
"Ada".
"Siapa ?" Bora antusias.
"Kwon Jiyong".

"APA?", membuat keduanya menjadi kaget.

Tbc.
Gimana? Baguskah?
Ini ff pertamaku yang berating seperti ini. Aku harap reader bisa menerima dengan baik .
Masih bingung sama pemeran utamanya? kalau iya dibaca tersus chp selanjutnya.
Ohya mau ngasih informasih nih untuk Chp selanjutnya bakal di pasword.
Cara minta pwnya minta ke Admin ya. Di samping ada kok caranya.
Dahh see you next di chp selanjutnya.

Terimaksih sudah membaca ffku . Jangan lupa untuk mengcomen dan memberi saran/kritik
kalian ya. 

No comments:

Post a Comment