Sunday, July 3, 2016

Say You Love Me (Chapter 2)






Cast : Taeyeon & Jungkook


Rating : Life School
Genre                    : Romance
Length                  : Chapter
Back                      :  Ch 1

Disclaimer
Fanfiction ini hasil dan murni dari imjinasi saya, maaf jika ada kesalahan dan kesamaan baik yang di sengaja maupun tidak.Saya masih baru jadi mohon dimaklumi , maaf juga kalo Ff ini Geje , kata – katanya berantakan, semua yang saya tulis semata-mata hanya untuk menghibur para pembaca.
Dilarang Copas dan mengganti nama pemilik ff.
Happy  reading ^^
Dont Copas

Flashback 

“Hey bisakah kalian saat berjalan pakai mata?”, Tiffany marah karena Irene dengan enaknya menyenggol Taeyeon hingga terpental dan jatuh. “Yang jatuh bukan kau nyonya Hwang, kenapa kau yang marah – marah?”. “Karena yang jatuh adalah sahabatku”. “Benarkah?”. Irene mulai mensejajarkan dirinya dengan Teayeon yang terhatuh di bawah. “Apa hanya sahabatmu yang bisa membelamu?”, Irene mengangkat dagu Taeyeon. “Oh aku lupa kau tidak punya pacar ya.. Sayang sekali jika wajah secantik ini tidak memiliki pacar”, sembari mengelus – elus wajah Taeyeon. 

Taeyeon mengmenepis tangan Irene dari wajahnya. Dan mulai berdiri. “Jangan karena tadi kau dihampiri oleh Taehyung dan Jungkook kau bisa sebangga ini ya, kau tau mereka tidak akan melirikmu dengan sikap seperti itu, terutama uri Jungkook. Jangan pernah berharap”. Irene dan teman – temannya meninggalkan Taeyeon dan Tiffany begitu saja. “Dasar tukang ulah”, seru Tiffany.
Flashback end

“Terima saja Tae , buktikan pada mereka bahwa Jungkook mereka bisa menjadi pacarmu”, bisik Tiffany. Lalu memberi semangat Jungkook. “Terima . Terima . Terima”, Taehyung dan yang berada di dalam kantin pun ikut berkata seperti itu.
“Bagaimana noona?”.

“Ne , aku mau”. Semua bersorak untuk mereka. “I Love You noona”, teriak Jungkook yang hanya dibalas anggukan oleh Taeyeon.
Tiffany tersenyum bangga saat menatap Irene dan teman – temannya.

--
“Dia bahkan tidak membalasku”, gelisah Jungkook. “Kembali kerencana, kau harus membuatnya menyukaimu satu fakta yang kuketahui , dia adalah orang terpintar diantara para siswa dan namamu langsung terangkat karena menjadi pacarnya”. “Benarkah?”, Jungkook tersenyum bangga. “Berarti para guru akan mengenalku”. “Kau jangan senang dulu, dia adalah senior disini (kelas 12) dan murid terpintar, menjadi pacarnya memiliki beban tersendiri”. “Maksudmu?”,tanya Jungkook penasaran. 

“Kau harus menjadi orang yang pinatr juga bodoh, apa kau mau di permalukan oleh guru jika pacar dari seorang Kim taeyeon adalah orang yang bodoh?”. “Apakah harus seperti itu?”. “Harus, minggu depan ada ulangan fisika , kau harus bisa mendapat nilai tertinggi dikelas supaya guru bisa memujimu jika tidak”.  “Jika tidak kenapa?” . “Taeyeon noona akan disuruh memutuskanmu karena kau akan menjadi hama bagi Taeyeon noona”.Lanjut Taehyung.



“Dan rencanamu untuk membuat Taeyeon noona mengatakan I Love You akan gagal”.
“Baiklah”.

==
Seperti biasanya dia kini sedang membaca buku di bangku pinggir halaman yang menjadi tempat favoritnya untuk membaca. Tiba – tiba saja pandangan Taeyeon menjadi gelap. Ada sebuah tangan yang menutupi kedua matanya. “Fany-ah cukup , jangan lakukan ini”, ujar Taeyeon meletakkan buku dipangkuannya.  Taeyeon terdiam, ‘kenapa Tiffany tak manyahut perkataanku’, kata Taeyeon dalam hati. “Fany-ah ayolah, cukup”, kali ini Taeyeon mencoba melepaskan tangan yang menutupi matanya.


 Taeyeon terdiam kembali, di merasa bahwa itu bukan tangan milik Tiffany, bagaiman bisa tangan Tiffany menjadi sebesar itu?. Perlahan Taeyeon membuka tangan itu dan matanya perlahan melihat dunia . Saat matanya terbuka dengan cepat Taeyeon menoleh kebelakang untuk melihat siapa orang yang menutupi matanya. 


Senyuman manis yang diberikan namja itu saat si yeoja melihat kehadirannya. Tanpa basa – basi lagi namja itu mendudukan dirinya disamping  yeojanya. “Taeyeon noona”, Jungkook berhenti sebentar, “Em.. Apakah aku harus memanggil yeojaku seperti itu? Kurasa tidak , bagaimana jika aku memanggilmu Yeoni?  Lebih maniskan , bagaimana menurutmu?” . Taeyeon masih belum menggubris perkataan Jungkook. 5 menit kemudian, “Aku setuju”, kata Taeyeon. Jungkook tersenyum. “Yeoni”,panggil Jungkook. “Hm?”. “Bolehkah aku meminta tolong?”. “Mintalah”.


“Minggu depan aku ada ulangan fisika, bisakah Yeoni membantuku belajar?”, Taeyeon memalingkan matanya dari buku menuju Jungkook , dia mengangkat alisnya satu. “Bagaimana?”. “Kau taukan jika aku murid kelas 12 disini , jadi aku butuh banyak belajar tanpa diganggu”. Jungkook langsung terdiam. “Noona, aku mohon ajari aku”, kini Jungkook berada di bawah Taeyeon menyatukan kedua telapak tangannya untuk memohon kepada Taeyeon. Taeyeon mereasa gusar, dengan cepat Taeyeon menarik Jungkook untuk segera berdiri , “Baik , baiklah.. Kau tidak harus melakukan hal seperti itu”.

 “Jadi Noona mau mengajariku? Yeayyy!!!”. “Jungkook hentikan teriakanmu itu”. “Jungkook? Apa itu nama panggilan untuk pacarmu ini? Aku akan berteriak lagi jika noona tetap memanggilku Jungkook”.  Taeyeon semakin gusar dengan sikap Jungkook kali ini , namja ini sangat menyebalkan menurutya, Chanyeol kalah menyebalkan dengannya. “Cepat noona , atau aku akan-”. “Baiklah!! Jangan berteriak”, sanggah Taeyeon. Jungkook memasang ancang – ancang untuk berteriak. “Jangan lakukan itu Kookie”. “Apa?”, tanya Jungkook memasang aksen tidak dengar. “Kookie”. “Kurang jelas”. “Kookie”, ssedikit berteriak Taeyeon mengatakannya. “Begitukan enak didengar”, sambil memasang muka senangnnya. 




“Sudah cukup bercandanya, kapan mulai belajarnya aku tidak punya banyak waktu”. 

“Sekarang”. “Tapi ini sudah mau masuk kelas”. “Kalau begitu istirahat”. “Dimana?” . 

“Di kantin” . “Tidak , itu tidak akan membuatmu bisa belajar. Di perpustakaan lebih baik”.

“Perpustakaan?”, Taeyeon memasang muka garangnya. “Ah ne , diperpustakaan”



==


“Materi apa yang akan dikeluarkan?”. “Ini”, tunjuk Jungkook.  

“Yeoni”, panggil Jungkook.  “Hm?”. “Bulan depan adalah ulang tahunku”. “Lalu?”

“Maukah besok pergi denganku?”, tanya Jungkook. “Ulang tahunmu bulan depan tapi kau mengajakku pergi besok”, sergah Taeyeon. “Aku hanya ingin  mengajakmu pergi”, ucap lembut Jungkook. Kata- kata itu bagaikan sebuah mantra yang mampu meruntuhkan dinding perasaan Taeyeon. Darah Taeyeon langsung mendesir cepat.  “Ayo belajar”, kata Taeyeon sambil memukul kepala Jungkook dengan buku untuk menghilangkan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya.
.
.
“Kemana sebenarnya kau akan membawaku?”, tanya Taeyeon. “Kesuatu tempat, yang banyak orang mengetahuinya”. “Dimana?”. “Lihatlah nanti sendiri”.

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ditempat tujuan. “Sungai Han?”, Jungkook mengangguk. “Ku tunggu bulan depan kau disini”. “Maksudmu?”, Taeyeon benar – benar tidak mengerti maksud dari perkataan  Jungkook. “Kajja , keluar Yeoni-ya”. Jungkook keluar mobil  dan disusul oleh Taeyeon. Mereka mulai duduk di tanah. “Kenapa kau mengajakku kesini?”. “Tidak apa, aku hanya ingin mengajak pacarku kesini”. Jungkook merogoh saku jaketnya. Dan keluarlah sebuah kotak berwarna hitam berpita silver. Taeyeon masih menatap sungai Han itu. “Ini”, kata Jungkook setelah membuka kotak itu.“Apa ini?”. “Ini kalung, untukmu”.

Flashback


“Taeyeon”, panggil seseorang. “Ne”.

“Apa kau pacaran dengan namja tadi?”. “Hm , kenapa Dami-ya?”. “Dia adalah namja yang suka membuat yeoja berkata I Love You kepadanya. Aku takut jika dia berpacaran denganmu hanya ingin membuatmu berkata I Love You kepadanya”. Taeyeon terdiam , dan mulai memikirkan perkataan Dami barusan. “Aku hanya ingin memperingatimu, hati – hati dengan namja itu”. “Hm, baiklah.. Terimakasih sudah memberitahuku”.
Flashback end

Tanpa sadar kalung itu sudah melingkar manis di leher Taeyeon. “I Love You”. “Hm, aku tau, gomawo kookie”.
.
.
Pletak

Satu pukulan mendarat mulus di kepala Jungkook, “Siapa yang menyuruhmu tidur? Ayo selesaikan ini”. Jungkook meringis kesakitan dan dia mulai mepoutkan bibirnya. “Yeoni bisakah kau membangunkanku dengan ciuman saja?”. “Mau kupukul lagi?”. “Aku benar – benar kesakitan”, ringisan Jungkook semakin jadi dan membuat Taeyeon merasa bersalah. “Apa itu benar – benar sakit?”, khawatir Taeyeon. “Mianhe”, sembari mengusap kepala Jungkook. “Bagaimana?”, tanya Taeyeon. Jungkook langsung menaruh tangan Taeyeon di pipinya. “Disini juga”. “Ish..”, Taeyeon langsung mencubit pipi Jungkook dan menghasilkan jeritan yang cukup besar. Sampai – sampai penjaga perpustakaan menegur mereka. “Jangan berteriak”. 

“Itu salahmu, kau yang membuatku berteriak.”

“Ya!!”.

“Ekhem!!”, sekali lagi penjaga perpustakaan menegur mereka kali ini dengan tatapan mematikan. Taeyeon dan Jungkook langsung terdiam bagaikan patung. Kemudian kekehan kecil keluar dari bibir keduanya.

Satu minggu kemudian

“Baiklah , saya akan membagikan hasil ulangan fisika kalian”. “Nilai tertinggi diraih oleh Jungkook dengan hasil 100”, lanjut Nun songsaengnim. Semua bertepuk tangan untuk Jungkook. “Kau berhasil”, kata Taehyung.
.
.
“Yeoni aku mendapat nilai tertinggi, gomawo Yeoni-ya”, Jungkook langsung memeluk Taeyeon yang langsung mendapat dorongan dari Taeyeon. “Ini sekolahan”, kata Taeyeon sembari melihat sekitarnya. “Biarkan, gomawo Yeoni-ya I Love You”. “Hm”.Kata Taeyeon singkat. Yang kemudian mulai beranjak dari tempatnya. “Hey tunggu”, Jungkook memegang tangan Taeyeon supaya yeoja itu tetap di tempatnya. “Kenapa setiap kali aku berkata I Love You kau tak membalasnya?”. Jungkook menatap manik mata Taeyeon yang terlihat sama saja’datar’. “Say you love me”, lanjut Jungkook. 

Taeyeon masih belum memberi respon. ‘Jadi benar apa yang Dami katakan waktu itu, dia hanya ingin aku berkata I Love You kepadanya’, kata Taeyeon dalam hatinya. “Kenapa kau selalu menuntut? Aku akan mengatakannya jika aku mau, tapi tidak untuk sekarang”. Taeyeon menghempas tangan Jungkook dan meninggalkannya. “Yeoni, maksudku-”, Jungkook tidak bisa melanjutkan perkataanya karena gadis itu dengan cepat pergi meninggalkannya.
.
.
“Tiffany noona , apa kau melihat Yeoniku?”, tanya Jungkook. “Wae? Ada apa dengan kalian? Apa kalian bertengkar?”. Tanya antusias Tiffany. “Hanya salah paham”, ujar Jungkook, “Benarkah?”, tanya Tiffany memastikan. Jungkook mengangguki. “Apa kau melihatnya?”. Tanya Jungkook lagi. “Dia ada di taman”. “Gomawo noona”, dengan lekas Jungkook berlari menuju Taeyeon.

-
-
Para yeoja sedang mendapati yeoja itu terduduk di taman sendirian. Meraka menghampiri gadis itu dan langsung menghujatnya dengan berbagai perkataan. “Mana pacarmu? Apa dia tidak ada? Oh aku melihat kalian tadi bertengkar. Apakah ada masalah? Aku harap begitu, dan putuskan saja dia. Jika tidak kau putuskan duluan , dia akan memutuskanmu terlebih dahulu”. Irene , siapa lagi yang iri dengan Taeyeon jika bukan Irene orangnya. “Aku tidak akan memutuskannya, jadi simpan ucapanku baik - baik”. Kata Jungkook yang membuat semua orang disana membisu terutama Taeyeon yang masih melihat Irene di depannya.Tanpa melihat wajahnya Taeyeon tau jika suara itu adalah suara Jungkook. 

 “Sekarang kalian pergi”, titah Jungkook pada mereka dan menghampiri Taeyeon. Irene memandang Jungkook dengan ekspresi ‘aku bisa menjelaskannya’. Namun mata Jungkook bersirat penolakan. Gadis tertunduk dan pergi dari sana.  Setelah mereka pergi Jungkook mendudukan dirinya disamping Taeyeon. 



“Maafkan aku Yeoni, bukan maksudku untuk memaksamu. Aku akan menunggumu mengatakannya sendiri kepadaku , aku akan menunggu ”. Sesal Jungkook. “Setelah aku mengucapkannya , kau akan memutuskanku kan. Itu yang kau cari selama ini, itu yang kau tunggu selama ini, atau memang itu tujuanmu dari awal”. Ujar Taeyeon dengan cukup tegas.  “Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti”.

“Jangan begitu , kau membuatku menjadi orang jahat. Kau selalu berkata say love me kepada para yeoja dan sekarang aku menjadi targetmu selanjutnya”. Taeyeon mengambil nafas sejenak. “Kau pikir aku ini apa? Huh?”, lanjut Taeyeon.


“Lalu kenapa kau menerimaku saat itu? Kenapa? Apa karena kau kasihan padaku? Huh? Jawab aku”, kini Jungkook yang memberi pertanyaan dan membuat Taeyeon mengingat kembali alasan apa yang membuat dirinya menerima Jungkook. 


“I Love You noona , aku mencintaimu , aku mencintaimu, terserah kau percaya apa tidak”.
Jungkook pergi meninggalkan  Taeyeon sendiri. Itu adalah kejadian penuh emosional. Tidak ada pertanyaan yang terjawab, semuanya tergantung seperti gantungan jemuran yang tak kunjung di angkat.




Satu minggu kemudian.



“Dimana Jungkook?”, Tanya Tiffany pada Taehyung . Taehyung menghela nafasnya,“Aku tau kami adalah bocah ingusan yang masih labil. Tapi apa pantas jika seorang sunbae seperti Taeyeon noona melakukan itu kepada Jungkook. Apa Taeyeon noona tidak bisa merasakannya?”, tanya Taehyung diakhir kalimatnya. “Sepertinya kau terlalu menyudutkan Taeyeon”, tukas Tiffany dengan memandang Taehyung sedikit mengancam. “Tidak , aku tidak bermaksud begitu ,hanya saja tadi Jungkook berkata padaku ”. “Dia mengatakan apa?”. “Dia akan pindah sekolah ke jepang”. 

“Benarkah? Kenapa dia pindah? ”. tanya Tiffany. 

“Menurut noona?”.


.
.
“Itu bukan urusanku”,

“Bukan urusanmu? Benarkah? Tetapi kenapa wajahmu berkata sebaliknya?”. Tiffany melihat temannya itu dalam diam. “Apakah ini akhir dari hubungan kalian?”, tanya Tiffany memastikan bahwa temannya itu memang sedang baik – baik saja. Taeyeon menghela nafasnya kasar, “Bukankah hubungan ini tidak diawali dengan perasaan?  Kau sendirikan yang menyuruhku untuk menerimanya supaya aku mendapat pengakuan dari Irene? Dan sepertinya kau juga tau jika dia hanya ingin mendapat pengakuan setelah dia berhasil membuatku berkata I Love You kepadanya, jadi apa yang membuatmu khawatir begini?”. Tanya Taeyeon ada akhirnya.


 Tiffany menggeleng – gelengkan kepalanya tidak habis pikir. “Kau!! Kau membuatku sangat khawatir, kau bukanlah Taeyeon yang kukenal lagi. Seminggu belakangan ini kau berubah Tae, apakah kau tidak menyadarinya? Sebesar itukah gengsimu sampai – sampai kau tidak ingin mengakuinya kepada sahabatmu ini?Huh? Aku tau , aku tau kenapa seminggu ini kau sering melamun, menangis tanpa suara. Apa kau pikir sahabatmu ini cukup bodoh hingga tidak bisa mengetahui keadaan sahabatnya yang sedang terpuruk. Aku bukanlah sahabat yang jahat Tae”. 


Taeyeon terdiam , dia benar – benar terdiam sekarang. Satu menit kemudian Taeyeon membuka suara. “Adanya dia akan merusak prestasiku, yang aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa melanjutkan studiku tanpa bantuan sedikitpun dari orang tuaku. Aku tidak mau di cap anak manja oleh kakakku, kau harus mengerti juga bagian ini”.



Taeyeon adalah anak orang berada, orang tuanya memiliki perusahan turun menurun yang cukup dikenal di korea. Taeyeon memiliki seorang kakak yang selalu ia banggakan tetapi setelah beberapa tahun mereka berpisah karena sang kakak harus melanjutkan studinya diluar negeri sifat kakaknya itu berubah.

 Dia selalu memberi sindiran – sindiran yang tidak enak didengar di telinga Taeyeon, karena Taeyeon adalah anak kedua yang artinya anak paling kecil orang tua mereka memberi kasih sayang lebih kepada Taeyeon mungkin darisana timbul rasa iri dari sang kakak. Kini kakaknya yang bernama Kim Jongin itu bekerja di Amerika dan kesempatan itulah yang Taeyeon ambil untuk menunjukkan kepada sang kakak bahwa dia bisa melakukan semuanya dan dia bukanlah anak manja yang akan selalu dibantu oleh orang tuanya.

“Untuk itu, jika memang kehadiran Jungkook membuat prestasimu buruk lalu apa sekarang? Kau tidak berbicara ani tidak bertemu dengan Jungkook saja  sudah membuatmu beberapakali dikeluarkan dari kelas karena tidak memperhatikan guru saat menerangkan. Sekarang yang menjadi masalah bagimu adalah ketidak adaan Jungkook. Bukankah saat hubungan kalian tidak apa – apa prestasimu tidak menurun? Malah setiap harinya kau selalu ceria, apakah itu yang kau sebut dengan prestasimu menurun? ”, Tiffany benar – benar tidak habis pikir dengan sahabatnya ini. Tiffany akui bahwa Taeyeon tidak tau menau tentang cinta, maka dari itu Tiffany sebagai sahabatnya memberi pencerahan kepada sahabatnya itu. 

“Entahlah Tae, sepertinya pikiranmu sudah tidak bisa diganggu gugat. Aku hanya akan memberimu saran terakhir untuk masalahmu ini. Temui dia dan ungkapkan perasaanmu”. Tiffany menepuk pundak Taeyeon dan beranjak dari tempatnya untuk pulang.

.
. Gusar. Itu yang Taeyeon rasakan saat ini. Kenapa? Apa kalian masih membutuhkan jawabannya?Tidak. Kalian bisa menebak apa yang membuat Taeyeon gusar seperti ini. Air mata sudah merata di wajahnya, isakan tak henti – hentinya keluar dari bibir munyil itu. Dia mengingat pertengkarannya dengan Jungkook waktu lalu.

 Pertengkaran dengan berbagia pertanyaan yang masih menggantung bagi keduanya dan cukup membuat hubungan mereka berakhir tanapa ada katanya perpisahan. Taeyeon mengingat saat pulang sekolah dia tidak bisa pulang karena mendapat tugas dari Yoon songsaengnim dan berakhir diperpustakaan. Taeyeon takut sendirian, sore itu sekolah cukup menyeramkan bagi yeoja seukuran dirinya. Untung Jungkook menemaninya. Yang ia tau Jungkook tidak akan pulang sebelum Taeyeon pulang. Saat itu juga Taeyeon lapar tapi tidak ia pedulikan dan tiba – tiba Jungkook pamit untuk keluar sebentar.



 Berselang beberapa menit Jungkook datang dan langsung menaru sebungkus burger dan soda di depan Taeyeon ,  membuat yeoja itu menyerngitkan alis saat memalingkan matanya dari buku menuju bungkusan itu. Lalu menatap ingsan yang duduk di sampingnya, tersenyum. Itu yang dapat Taeyeon lihat sekarang. “Aku tidak bisa melihat yeojaku mengerjakan tugas dengan muka yang gusar karena kelaparan”, ucapnya dengan cengiran. Taeyeon memincingkan alisnya. “Aku tau kau lapar Yeoni, apa kau pikir aku tidak dengar suara perutmu yang sedang demo itu huh?”. Sembari mengacak rambut Taeyeon. “Sudahlah hentikan dulu , ini makan”, paparnya lagi. “Ah!! Gomawo ne jung-”, “kookie”, lanjut Taeyeon sembari tersenyum.  Jungkook hanya merespon dengan mengacak rambut Taeyeon. 

Taeyeon memakan burger pemberian Jungkook itu, ia merasa bahwa dia adalah gadis beruntung yang bisa memiliki Jungkook. “Makan yang kenyang jika kurang bilang saja”, sembari membelai rambut Taeyeon.

Tangis Taeyeon semakin jadi. Apa benar tentang Jungkook yang menjadikannya pacar untuk sekedar mendengar kata I Love You dari Taeyeon. Tapi di hari pertengkarannya itu ucapan terakhir sebelum pergi meninggalkannya adalah ‘aku mencintaimu , terserah kau percaya apa tidak’. Kalimat itu, apa sebuah pernyataan cinta darinya atau sekedar ingin mendengar Taeyeon menyatakan cinta?. Sungguh bingung bukan?.
.
.
.
Disinilah sekarang Taeyeon berada, di depan kelas Jungkook. Banyak mata yang melihatnya, sekilas terdengar sindiran dan makian dari mulut yeoja – yeoja yang melintas disana. Tapi tak Taeyeon hiraukan. Dia tau Jungkook belum datang karena dia sudah mengecek kelas itu dan memutuskan untuk menunggunya di depan kelas. ‘Huhhff’, Taeyeon menghela nafas dengan kasar dia sudah menunggu kurang lebih 30 menit disana, apa Taeyeon harus menyerah? Sepertinya Taeyeon bersikeras menunggu Jungkook. 

‘Buk’, Taeyeon merasakan tepukan di pundaknya, dan langsung melihat siapa orang yang mencoba berinteraksi dengannya. “Noona”, ucap suara itu pelan. “Sedang apa noona kesini?”,tanyanya. Taeyeon masih belum menjawab, dan menatap kelas itu dengan tatapan sendu. “Jungkook tidak datang ke kelas hari ini”, kata namja itu yang mengetahui apa yang ada di pikiran yeoja itu. Taeyeon masih terdiam. “Tapi Tae, bukannya besok dia pindahnya?”, kata Taeyeon pada akhirnya.


“Aku tau , tapi dia tadi mengirimiku pesan. Kalu dia tidak akan datang hari ini”. Ucap Taehyung. “Wae?”, tanya Taeyeon gelisah. “Wae? Wae? Apa dia sakit? Apa dia sakit? Jawab aku Tae!!”, kata Taeyeon setengah berteriak sembari mengguncangkan pundak Taehyung. 


“Tenang, tenang noona. Dia mengatakan bahwa dia harus ke suatu tempat”, jelas Taehyung. “Suatu tempat? Dimana? Bukan ke Jepangkan? Suatu tempat itu bukan Jepangkan?”, tanya Taeyeon lagi. “Tidak noona, dia tidak ke Jepang hari ini”. “Apa kau tau dimana tempat itu?”.  Taehyung menggeleng pasti . “Terimaksih Tae, aku akan mencarinya”, dengan cepat Taeyeon berlari dari tempatnya. “Tapi noona, kau tidak tau dimana tempat itu”. Teriak Taehyung saat melihat yeoja itu berlari.

.
.
Taeyeon pov

Dimana tempat itu? Aku harus mencarinya dimana? Taehyung bilang dia tidak datang hari ini, apakah datang itu maksudnya datang ke kelas? Jika ia berarti Jungkook berada di sekolah ini. Dan dia berada dimana sekarang?  Dengan larian kecilku aku memikirkan keberadaan namja itu.  Atap? Ah benar , dia selalu bercerita kepadaku disaat aku sibuk dia akan berada di atap sembari menunggu kesibukkanku berakhir. Dengan cepat kuberlari dengan kaki ku ini. Tak peduli tatapan para murid yang menatapku dengan heran. Mungkin ini pertama kalinya mereka melihat diriku seperti ini. Aku fokus dengan Jungkook sekarang bukan dengan mereka. 

 Lihatlah sekarang aku menaiki tangga dengan cepat seolah mempunyai banyak tenaga padahal aku yakin setelah ini aku akan terkulai lemas dilantai. Ini semua karenamu Jeon Jungkook.



Hoobe yang menyebalkan , yang bisa merubah orang sepertiku menjadi seseorang yang sangat asing dimata banyak orang terutama aku sendiri. Aku meilhat pintu bercat biru itu. Senyumanku mulai terulas. Ku buka pintu dengan berharap bisa menemukan orang yang kucari. 


“Hahhh hahhh haaah”, nafasku keluar tak karuan, mataku mulai melihat sekeliling tempati itu dan membulatkan mata. Aku terduduk, mengambil udara sebanyak mungkin, aku sangat lelah. Aku menangis , benar – benar menangis. Mengepalkan tanganku dan memukul – mukul lantai. Mataku kecewa, karena tidak menemukannya. 

“SIAL DIMANA SEBENARNYA KAU JEON JUNGKOOK?”. Teriakku tak terkendali. Ayolah Taeyeon kau adalah yeoja yang cerdas , bagaimana bisa kau tidak dapat menemukan bocah tengil itu, kau harus memikirkan dimana sekarang ia berada. Apa kau akan melepas bocah kelinci itu begitu saja tanpa ada penjelasan apa – apa. Rutuk diriku sendiri. Aku mulai memutar pikiran, Mengingat momen – momen kebersamaan kita , di tempat ynag sering kita pakia untuk saling bertemu.


Apakah dia akan berada di tempat yang sering aku kunjungi dengannya? Apa mungkin? Apa aku terlalu percaya diri bahwa dia sekarang berada di tempat yang sering kita tempati bersama? Mungkin dia ketempat dimana hanya dirinya saja yang tau. Tapi aku tidak boleh putus asa begini, mencoba lebih baik daripada putus asa. Oke kuatkan dirimu Kim Taeyeon. Aku mecoba menguatkan diriku sendiri. Berdiri dan mengambil nafas yang banyak dan mulai berfikir. Dimana tempat itu? PERPUSTAKAAN , benar aku kan mencarinya kesana. 


Tidak ada, sial dimana bocah itu. Taeyeon berfikir. TAMAN? Aku langsung berlari menuju taman. Sial, kini aku menangis lagi, “Tuhan ,apa usahaku hanya sia – sia begini?”, ucap ku tersedu – sedu.

Kringgg
Suara phonselku, aku masih terisak dan mencoba mengambil phonsel yang sedari tadi berada di kantongku. Pesan . Ku buka pesan itu tanpa basa – basi.

Dari: TiBanny
Tanggal :1 September
Waktu : 07.18
Taeyeon kemana kau? Aku hanya melihat tasmu saja, apa kau tidak akan masuk kelas hari ini? Sekarang adalah ujian biologi. Yoon songsaengnim marah saat kau tidak ada ke kelas. Apa kau bisa masuk sekarang

Aku baru ingat jika sekarang aku ada ujian. Aku masih melihat pesan itu  , tanpa tetesan air mata yang keluar. Tunggu dulu , sekarang tanggal berapa? Tanyaku sendiri. Tanggal 1 September bukankah sekarang ulang tahun Jungkook? Ah benar sekarang ulang tahun Jungkook , tetapi dimana bocah itu sekarang. Di hari ulang tahunmu kau membuat kesal , bahkan kau membuat air mata yang sudah lama sekali tidak keluar menjadi keluar. Aku mulai mengingat sesuatu , ya sesuatu yang berhubungan dengan ulang tahun Jungkook
Flashback 


~  “Yeoni”, panggil Jungkook.  “Hm?”. “Bulan depan adalah ulang tahunku”. “Lalu?”
“Maukah besok pergi denganku?”, tanya Jungkook. “Ulang tahunmu bulan depan tapi kau mengajakku pergi besok”, sergah Taeyeon. “Aku hanya ingin  mengajakmu pergi”, ucap lembut Jungkook. Darah Taeyeon langsung mendesir cepat. “Ayo belajar”, kata Taeyeon sambil memukul kepala Jungkook dengan buku untuk menghilangkan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya.


~  Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ditempat tujuan. “Sungai Han?”, Jungkook mengangguk. “Ku tunggu bulan depan kau disini”. “Maksudmu?”, Taeyeon benar – benar tidak mengerti maksud dari perkataan  Jungkook. “Kajja , keluar Yeoni-ya”. Jungkook keluar mobil  dan disusul oleh Taeyeon.

Flashback End.

“Ku tunggu  bulan depan kau disini” , aku megucapkan apa yang ia ucapkan waktu itu. Ah berarti bulan depan itu adalah sekaraang. Ya sekarang, ulang tahun Jungkook. Tunggu aku Jungkook. Maaf Tiffany aku tidak akan pergi ke kelas.
Taeyeon pov end


Taeyeon turun dari taxi dan segera berlari untuk sekedar menemukan bocah itu. Matanya berbinar , ‘Benarkan kau berada di sini Jungkook’, kata Taeyeon dalam hatinya. Dengan lekas yeoja itu berlari menghampiri namja yang duduk dan menatap sungai itu dalam diam.

“Jungkook”, ucap halus Taeyeon membuat orang yang mempunyai nama itu membalikkan badannya. Tersirat wajah terkejut disana. Jungkook terkejut dengan kedatangan Taeyeon.

“Junngkook”, kata Taeyeon lagi dan tak sadar sebuah liquid bening meluncur sempurna di pipi yeoja itu. Usaha Taeyeon tidak sia – sia. Dia bisa bertemu namja itu. “Selamat ulang tahun”, lembut Taeyeon.


“Apa yang kau lakukan disini noona?”.

Deg
Bagaikan sebuah panah menancap didadanya, kata – kata itu begitu tajam. Sampai bisa mebuat Taeyeon terdiam membeku.

“Apa yang kau laukan?”, tanya Jungkook lagi. Kali ini Jungkook menyayat jantung taeyeon secara perlahan.

Liquid yang sedari tadi terbendung kini telah runtuh mebanjiri wajah canttik yeoja itu,“Rumor itu tidak benar kan? Kau memang mencintaikukan? Itu hanya rumor yang membuat kita menjadi seperti ini. Itu semua bohongkan? Katakan  jungkook , katakan jika semua itu bohong?”, setengah berteriak Taeyeon berkata seperti itu tidak lupa dengan bergetarnya badan karena sudah tidak mampu lagi menampung kesakitan itu.

“Aku mencintaimu”, ucap Taeyeon pada akhirnya. Jungkook sedari tadi yang bediri melihat yeoja itu menangis, berucap , mempertanyakan sesuatu yang akan berpengaruh dalam kehidupan yeoja itu.

“Gomawo noona”. Hanya itu yang Jungkook katakan .

“Aku juga mencintaimu”. Jungkook membalas pernyataan Taeyeon.

“Bisakah kita kembali?”, liquid itu tak berhenti menetes, dengan keadaan seperti itu Taeyeon berharap bahwa Jungkook menjawab ‘iya’.

Jungkook menunduk. Ia terlihat berusaha keras berpikir. Entah apa yang dpikirkan namja itu sekarang. Berselang satu menit Jungkook mulai mengangkat wajahnya dan menatap lekat manik mata Taeyeon. “Tidak”.

Kata itu membuat Taeyeon semakin terhenyak dia menagis sejadi – jadinya , tak peduli pikiran apa yang dipikirkan namja itu saat melihat betapa hancurnya ia saat ini.

Apakah ini akhir dari semua usaha Taeyeon? Tidak bisakah ia dan Jungkook bersama seperti dulu? Bisakah senyuman kembali mekar diantara keduanya saat sedang bersama?.

Kemudian Taeyeon  tersentak kaget saat sebuah tangan menangkup wajahnya. Membersihkan air mata yang terus mengalir itu. “Tidak”. Jawabnya lagi. Yang membuat aliran itu semakin deras.
“Aku hanyalah bocah labil yang tidak pantas untukmu”. Ucapnya saat sudah melepaskan tangannya dan memunggungi Taeyeon. Taeyeon masih tetap dengan tangisannya. Jungkook berjalan perlahan meninggalkan Taeyeon.

“Aku hanyalah bocah brengsek yang tak baik untukmu, maka dari itu tinggalkan aku dan tunggulah pria yang baik untukmu noona”. Jungkook semakin menjauh dari Taeyeon.

“Kau yang terbaik untukku”, kata Taeyeon  dengan harapan bahawa Jungkook akan berhenti disitu dan berbalik kearahnya.

Jungkook berhenti. “Tidak. Pria itu akan datang, saat pria itu datang katakan padanya ‘Say You Love Me’ ”, kata Jungkook dan dia melanjutkan langkahnya. Kali ini Jungkook tidak kembali dia semakin jauh dari Taeyeon.

Sedangkan Taeyeon terjatuh lemas. Badannya sudah tak sanggup lagi, hatinya benar – benar hancur. Bocah itu, bocah kelinci itu sudah membuat dirinya begini.
Kemudian Taeyeon merasa pandangannya berubah menjadi sedikit gelap, dan dia menidurkan dirinya di tanah, “Noona , noona. Bangun !! Noona...”.



TBC

Annyeong!!!! Di chapter ini menurut kalian gimana?Baguskah? Atau jelek? antau masih ancur? Sekaranga adalah hari pengumuman seleksi tes author. Semoga author lulus seleksi . Malah jadi Curhat. Hehehehe.. 3 ff udah di update. Yang baca 3 ff ini dari sekarang sampai jam 9 , author minta bantuan doa suapaya Author lulus seleksi. Cerita author minta sumbangan doa nih , Hehehe.. Mau gimana lagi? doa yang terpenting sekarang. Btw makasih udah stay baca ff di blog ini.Makasih juga buat doa yang kalian berikan.
Bye!!! See you next chap! Ohya sekedar informasi next chap di password. Cara dapatin? lewat email : Nadiyanabila45@gmail.com

No comments:

Post a Comment