Friday, June 24, 2016

Love In Youth (Chapter 1)






 Poster : NadiayaN

Title : Love In Youth

Author : NadiyaN (dibantu teman - teman)

Cast : Irene , Dahyun , Taeyeon , Bomi 

Rating : PG 16

Genre : School-life

Note : Baca aja , don't jugde. Jangan pernah memberi komentar yang tak diinginkan, jadilah reader yang baik. Hargai apa yang kami buat untuk menghibur kalian. Tinggalkan setiap jejak kalian berupa komentar atau apapun. Supaya saat ada yang di proteksi itu bisa membantu kalian untuk mendapatkan pw. Hanya yang telah berkomentar dari awal sampai saat ini yang mendapat pw untuk last Chap. Sekali lagi , saat berkomentar hendaklah menggunakan kata - kata positif  , yang setidaknya dapat membangun kami untuk lebih merapikan hasil usaha kami.



 Don't copas tanpa izin.


Ent High School. Tempat dimana hanya anak orang kaya yang bisa bersekolah disana. Sangat elit dan terkenal di korea. Setiap masalah yang terjadi disana tak luput dari sorotan kamera. Sekolah itu berusaha menutupi apapun yang menyangkut nama siswa disana , karena orang tua mereka adalah orang – orang yang cukup berpengaruh di Korea Selatan. Saat ini telah beredar berita gudang sekolahan Ent High School telah terbakar. Masih belum di ketahui apa penyebabnya dan empat orang siswi kini berada di ruangan kepala sekolah untuk memberi penjelasan.

Apakah mereka pelaku dari terbakarnya gudang sekolah? Tidak ada yang tau kebenarannya. Kenapa mereka dipanggil jika bukan mereka pelakunya? Itu adalah suatu kesialan bagi mereka, karena sebelum gudang terbakar mereka berempat tertangkap cctv berjalan melewati gudang satu menit sebelum terjadinya kebakaran. Namun itu masih belum pasti mereka yang melakukan. Kepala sekolah menutupi tentang terkaitnya empat siswi ini, apalagi empat siswi ini adalah anak dari salah satu orang yang cukup terpandang di Korea.


“Kita hanya lewat, bukan berarti kita pelakunya,” yeoja berambut caramel sedikit pink itu mencoba membela. “Mana mungkin yeoja seperti kita melakukan hal seperti itu? Coba lihat apakah ada tampang kriminal diantara kita?,” kini yeoja berambut blonde ikut bicara.



“Bahkan kita tidak pernah memiliki masalah, benarkan Mrs. Jung?,” dengan entengnya yeoja berambut coklat itu berkata. Sementara sang kepala sekolah mendesah kesal. “Tidak memiliki masalah? Coba jelaskan bagian mana yang membuktikan kalian tidak memiliki kesalahan? Mungkin Irene bisa menjelaskan?,” yeoja yang sedari tadi diam itu tiba – tiba terkejut saat mendapat pertanyaan dari orang tua yang berada di depan mereka. Irene hanya diam tak menjawab. Kenapa? Mungkin kepala sekolah akan menjelaskannya.


Melihat Irene diam Mrs.Jung selaku kepala sekolah mulai angkat bicara. “Tidak bisa menjawab? Oke saya sendiri yang akan mengatakannya. Kalian berempat sering sekali dikeluarkan dari kelas”. Shit!! Ucap mereka berempat dalam hati. “Bae Irene selalu makan di dalam kelas”, Irene yang merasa namanya di sebut langsung menunduk. “Kim Dahyun, kau selalu memakai aerphone saat pelajaran sedang berlangsung,” Dahyun langsung menutup mata dan menyandarkan punggungnya ke kursi.



“Gurunya memang membosankan”. Mrs.Jung hanya menghela nafas mendengar sahutan dari muridnya itu. “Kim Taeyeon, berhentilah tidur di dalam kelas,” “Aku tidak bisa,”setalah berkata seperti itu Taeyeon langsung membuang muka. Mrs.Jung hanya menahan amarahnya. “Dan terakhir Yoon Bomi, kau selalu bolos saat jam kedua dimulai.” Bomi lanngsung melipat kedua tangannya, “Hanya itu , yang penting kita tidak berkelahi,” kata Bomi sembari menatap lekat wajah Mrs.Jung.



“Lagi – lagi kalian membuat saya menjadi semakin tua,” kini Mrs.Jung memasang muka hampir meledak. “Pergi kesalon Mrs,” mulut Bomi tak henti – henti menyahut apa saja yang dikatakan kepala sekolah mereka itu. Mrs.Jung memegang kepalanya kesal. “Kalian bisa keluar sekarang”. Daripada melepas emosi kepada mereka dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan Mrs.Jung menyuruh mereka keluar



Keluar dari ruangan kepala sekolah mereka bermpat langsung mendapat tatapan sambutan oleh namja – namja karena keempat siswi ini adalah salah satu siswi terpopuler di sekolah ini , meskipun mereka memiliki masalah yang di sebutkan Mrs.Jung tadi tidak mengurangi rasa kagum kepada kaum hawa itu. Paras cantik selalu menjadi landasan utama populer disini dan yang kedua adalah kekuasaan, kekuasaan akan pengaruh orang tua mereka terhadap Korea Selatan. Mungkin sedikit perkenalan terhadap mereka bisa membuat kalian yakin bahwa mereka adalah yeoja populer.




  1. Yoo Bomi
Bomi-a-pink-31915088-290-334
Kelas 2-2. Berparas cantik dengan rambut coklat yang terlihat sangat manis dan beradu dengan kulit putih mulusnya. Anak dari Mentri kota Seol dan disagner terkenal. Dia adalah tipe anak yang manja, ibunya selalu menuruti semua yang Bomi inginkan. Jika dia ingin membeli helikopter ibunya akan menurutiya. Hey untuk apa Bomi meminta helikopter?itu adalah salah satu barang yang tidak penting untuk Bomi. Lokernya setiap hari penuh dengan surat cinta, coklat dan berbagi barang lainnya. Hobi? Bomi suka Shopping. Apakah Bomi memiliki pacar? Tidak , dia bahkan baru putus dua hari yang lalu dengan Kai, namja berkulit Tan yang seksi itu. Bomi adalah Playgirl, mantannya cukup banyak , saking banyaknya dia hampir lupa siapa saja yang pernah menjadi pacaranya. Bolos sekolah? Dia melakukan itu setiap jam pelajaran kedua dan akan kembali kesekolah saat jam pelajaran kelima.


  1. Kim Dahyun
 Dahyun-dahyun-twice-39551475-600-749
Kelas 2-3. Yeoja dengan mata sipit seperti orang jepang. Mungkin dia keturunan Jepang,benarkah? Apa peduliku?. Terkadang tatapannya tajam seperti elang. Itu adalah kesan pertama kalian saat bertemu yeoja ini. Tapi saat kalian melihat dia tersenyum , wajah yeoja itu berubah menjadi seorang malaikat yang turun dari surga matanya yang tajam berubah menjadi lengkungan pelangi yang siap memikat hati para pelihatnya. Tak peduli apa kata orang, dia selalu berpenampilan seperti apa yang dia suka. Rambutnya ia cat dengan warna caramel yang manis dan sedikit polesan pink, orange , ungu yang membuat rambut itu seperti permen yang siap disantap. Headphone tak lupa selalu bertengger di lehernya. Para namja tidak bisa membuka loker Dahyun sembarangan karena Dahyun selalu menggembok lokernya. Terkesan dingin? Bukan begitu, Dahyun hanya bosan untuk sekedar membaca surat dari para penggemarnya itu. Tanpa musik hidupnya membosankan, itu sebabnya terkadang ia dikeluarkan dari kelas karena lebih memilih mendengarkan musik dari pada mendengarkan pelajaran. Dahyun adalah anak dari Kepala Kepolisian di Seoul dan ibunya membuka butik dan berkerja sama dengan ibunya Bomi. Yeoja ini terbilang yeoja yang bebas untuk melakukan apapun yang ia suka tanpa kekangan dari orang tua.



  1. Kim Taeyeon
Taeyeon1234
Kelas 2-4. Yeoja berambut blonde sedikit corak pink, dengan wajah Baby face yang membuat semua namja tak mampu berpaling dari wajah yeoja itu. Cukup serasi dengan kulit putih susunya. Yeoja ini juga sama dengan Dahyun, dia juga menggembok lokernya supaya tetap bersih tanpa adanya barang – barang yang cukup mengganggu baginya. Soal tidur di kelas tadi, itu benar adanya. Malas , capek dua kata itu yang selalu menjadi alasannya untuk tidur di kelas. Kesempatan itu diabadikan oleh para namja karena saat tidur Taeyeon terlihat sangat cute dan cantik. Sehingga membuat guru yang sedang mengajar terpaksa mengeluarkan Taeyeon karena mengganggu para siswa yang sedang belajar. Hobi yeoja ini adalah membuat kue dan dia juga membantu teman SMP nya yang sedang membuka usaha dan hebatnya setelah beberapa hari dibuka toko itu langsung laris. Apakah dia bekerja? Tidak , itu hanya untuk kesenangan yang ia dapatkan dari tempat itu. Kedua orang tua Taeyeon adalah seorang Ceo disebuah perusahaan yang cukup terkenal sampai benua Eropa. Pekerjaan itulah yang membuat Taeyeon sedikit kesal karena ia akan selalu sendiri dirumah walaupun ada pembantu dan para pekerja lainnya dirumah itu.


  1. Bae Irene
irene-red-velvet
Kelas 2-1. Yeoja dengan paras Dewi , bibir soft pink yang cukup menggoda, rambut hitam legam dengan warna pink di rambut bagian bawahnya, kulit seputih susu membuat iri semua yeoja akan kecantikannya. Mading tak luput menjadi wadah terpampangnya foto yeoja itu. Walau yeoja itu suka makan di dalam kelas tidak membuat badannya melebar. Kagum? Jelas sekali. Ini yang membuat para yeoja semakin iri dengan yeoja ini. Irene adalah yeoja yang sedikit pemalu jika berada di tempat baru/ suatu suasana. Kebanyakan yang ada loker Irene adalah bunga mawar dan sebuah kertas ucapan. Kenapa? Mungkin bagi mereka Irene bagaikan bunga mawar indah yang harus selalu mereka jaga seperti duri yang selalu menjaga mawar dari para perusak .Irene adalah yeoja penyuka bunga di rumahnya Irene memiliki taman bunganya sendiri. Irene selalu dalam kategori paling baik tentang kesehatan maupun keamanan. Bagaimana tidak? Jika bukan ibunya yang terlalu overprotectiv kepadanya. Ayah Irene adalah seorang pengacara yang cukup terkenal di Seoul dan dia selalu sukses dalam mengahadapi segala masalah kliennya.

Dengan beberapa masalah yang ada pada mereka tidak menggoyangkan prestasi yang mereka raih bersama. Mereka telah memenangkan Dance Competetion dengan juara pertama dan beberapa kompetesi dance lainnya. Prestasi akademik mereka juga terbilang bagus , mereaka selalu berada di dalam urutan 10 besar dari 200 siswa yang bersekolah disana walaupun mereka jarang sekali mengikuti pelajaran dengan baik.





*pulang sekolah



Tidak ada kata pulang kerumah setelah jam pelajaran telah berakhir, itu berlaku bagi mereka berempat. Pulang sekolah mereka tidak pernah langsung pulang kerumah , mereka selalu bermain dulu sebelum pulang dan saat ini mereka berada di gerbang sekolah untuk memutuskan kemana mereka akan pergi.



“Ke toko bagaimana?”, tawar Taeyeon. Irene hanya mengangguk menyetujui yang lainnya masih belum memberi respon. “Huhff,” suara helaan nafas kasar terdengar dari yeoja bermata sipit itu. “Mianhe, moodku sedang buruk. Aku akan berpencar saja,” Dahyun menatap semua temannya itu dengan muka yang benar – benar buruk. Mereka bertiga menyadari keadaan temannya itu. “Aku ikut dengan Dahyun,” kata Bomi. “Baiklah, aku dan Taeyeon akan ke toko roti,” ucap Irene dengan senyuman. “Aku akan mengirimimu kue kerumah , supaya moodmu berkurang,” Dahyun hanya mengangguk ucapan Taeyeon itu.



“Aku pergi dulu, bye,” kata Dahyun akhirnya dan mendapat anggukan dari Irene dan Taeyeon.
Mereka memutuskan untuk berpisah.


.
.
Taxi berwarna kuning itu kini berhenti di toko patri dengan dekorasi manis. “Kajja,” Taeyeon menarik tangan Irene untuk segera masuk ke dalam toko. Mereka berdua duduk di meja yang tidak jauh dari tempat rak kaca yang berisi beberapa kue. “Hey, kalian Cuma berdua?,” sapa yeoja dengan eyesmilenya. Mereaka berdua mengangguk. “Tiff bisakah aku meminta red velvet?,” Ujar Taeyeon, “Aku Ice cream saja,” kata Irene.
“Tunggu ne,” mereka mengangguk. Tiffany adalah teman semasa SMP Taeyeon.

Beberapa menit keemudian pesanan mereka datang. “Silahkan dinikmati,” ujarnya sembari menarik kursi untuk duduk. “Gomawo,” ucap Taeyeon dan Irene bersamaan. Melihat kedua orang itu makan dengan senyuman membuat Tiffany ikut tersenyum. “Tidak ingin membuat kue?.” Tawar Tiffany.

“Nanti saja, sekarang mood kami sedikit buruk”. “Wae? Wae?”. “Ada sedikit masalah di sekolah tadi,” mendengar pernyataan Irene begitu membuat Tiffany mengerti bahwa dua yeoja ini tidak ingin membahasnya. “Itu sebabnya Bomi dan Dahyun tak kemari,” pernyataan Tiffany mendapat anggukan dari Irene.
“Bicara soal mereka, mereka sedang apa ya?,” tanya Irene.

.



.
Sedangkan di dalam taxi dua yeoja itu sedikit tidak bisa diam, apalagi yeoja dengan memegang phonsel. Tidak henti – hentinya phonsel yeoja itu mengeluarkan suara cekrik cekrik . “Dahyun-ah , ayo berfoto,” Bomi sudah siap dengan aksennya sementara Dahyun menatap luar jendela dengan malas. Walaupun begitu Bomi tetep memotret. Dia tersenyum setelahnya dan langsung membuka akun instagramnya. Dengan caption “Temanku dengan mood yang kurang baik tetapi tetap cantik , siapa yang ingin kencan dengan yeoja ini :D :*” Bomi terkekeh dengan caption yang sedang ia tulis dan membuat perhatian Dahyun mengarah pada temannya itu. “Apa yang kau tertawakan?,” Bomi hanya menggeleng dengan cengiran. Merasa curiga Dahyun langsung menyahut phonsel yeoja itu, “Ya!! Kau benar – benar,” dengan sedikit teriakan Dahyun melihat isi phonsel itu , sementara Bomi masih dengan cengirannya.



“Hapus,” . “Shireo”. “Yoon Bomi ayo hapus”. “Shireoyo”. “Aku bilang hapus”.

“Aku akan menghapusnya jika kau mau berselca denganku,” Dahyun mulai mendengus dengan yeoja ini. Dahyun mengangguk dan mereka berselca ria. “Sekarang aku kan mennghapusnya,” kata Bomi. “Andwe!!,” Dahyun langsung mencegah Bomi. “Wae?,” dahi Bomi berkerut bingung. “Berikan phonselnya,”. Dahyun selca sendirian lalu di unggah ke instagram dengan caption “Janngan sekali – kali kalian mengajakku kencan atau kalian ingin aku tendang” “Ya, apa yang sedang kau lakukan,” Bomi lansung mengambil phonselnya dan tertawa.


“Tidak ada yang mau berkencan denganmu jika seperti ini pabo.” Dahyun hanya terkekeh. “Aku akan berpisah denganmu disini,” kata Bomi sembari memasukkan phonselnya kedalam tasnya. “Kau mau kemana?,” “Ke tempat yang tidak pernah membuatmu betah, mau ikut?”.
“Pergilah tanpaku”, Bomi mengangguk.


“Ahjussi berhenti ke mall terdekat,” “Baiklah”.
.
.
Kini Dahyun berhenti disebuah taman yang tak terlalu besar dan berada di daerah perbukitan. Daerah ini adalah tempat favoritnya, Dahyun terus melewati taman itu dan berhenti di sebuah bangku kayu. Dia menduduki bangku itu, ini adalah kebiasaannya untuk datang ke tempat ini. Dahyun selalu merilekskan pikirannya disini. Insiden tuduhan yang dia ajukan kepala sekolah kedapa dirinya dan teman – temannya membuat Dahyun sedikit penat. Dan ini adalah tempat yang tepat untuk seorang Kim Dahyun mencurahkan isi hatinya. Matanya di suguhi dengan berbagia pohon yang rindang dan udara sejuk. Dahyun memasang headphonenya , mendengarkan suara piano (Canon- john campbell ) , memejamkan kedua matanya, menarik nafas dalam – dalam dan mengeluarkannya. Tenang, itu yang ia rasakan. Kesunyian disini cukup membuatnya tenang, sampai – sampai ada penggganggu yang mengetuk bahu Dahyun. Ia langsung membuka mata untuk melihat siapa orang yang berani sekali mengganggunya. Micky?? Itu yang ada di pikiran dahyun saat ini.

Badut Micky mouse itu mendudukan dirinya di samping Dahyun. “Kenapa nona sedih?,” suara khas cadel berasal dari Micky membuat dahyun berpikir, Jika menjadi seorang badut haruskah suaranya seperti bocah yang masih ingusan? Dahyun menggeleng – gelengkan kepalanya pelan geli dengan apa yang ia pikirkan. Micky itu mulai memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memberikan aksen bingung. Kemudian Micky mencabut kabel yang menancap di phonsel yeoja itu.
Sedetik kemudian lagu yang sedari tadi di dengarkan yeoja itu mulai terdengar. “Nona memiliki masalah?,” micky itu kembali bertanya dan Dahyun hanya mengangguk untuk memberikan respon.
Kemudian sebuah lolipop disodorkan oleh Micky itu. Dahyun memasang wajah bingung. “Ambilah nona, ini akan membuatmu bahagia,” “Ini hanya lolipop”.

“Sesuatu yang manis akan menghilangkan mood buruk nona,” Dahyun mengangguk mengerti. Micky itu berdiri dan memencet tipe mini yang sedari tadi ia letakkan di tanah. Sebuah lagu pun mulai terdengar , micky itu langsung menarik dahyun untuk berdiri dan menari bersamanya. Tawa Dahyun pun mulai terdengar, setidaknya masalah yang sedari tadi terus mengitari pikiran yeoja itu hilang sejenak.
.
.

Di sekolah

“Mr. Son cepat buang cctv yang berada di dekat gudang itu, hancurkan sebelum ada yang mengetahui rekaman di dalamnya.” Orang yang di suruh itupun mengangguk dan lekas pergi dari tempatnya untuk melaksanakan tugas yang baru saja ia terima.
.
.
Irene berjalan memasuki sekolahnya, sesekali ia melihat jam yang melingkar manis di tangannya. “Pukul 6.45 , mereka masih belum datang? Aish.. Aku akan masuk ke kelas saja”, disaat Irene akan melewati mading, matanya dengan cepat menangkap sesuatu yang sangat familiar di matanya. “Dari mana mereka mendapatkan fotoku? Kenapa ada foto mereka juga? Bukankah ini foto setahun lalu? Foto ini tidak dipakai bukan? Tapi kenapa ada foto ini?,”
ini adalah hasil dari pemotretan untuk promosi yang dilakukan oleh ibu Dahyun dan Bomi tetapi mereka tidak menggunakan foto ini. Irene bingung bagaimana anak pengisi madinng ini bisa mendapatkan fotonya dan teman – temannya.
“Sekarang kita ikut – ikut tan masuk mading,” suara lirih itu mengejutkan Irene, dia juga bergidik ngeri karena suara itu tepat di telinga kanannya, “The Star ,jadi kita menjadi topik mading sekarang,” tiba – tiba di telinga sebelah kirinya juga ikut bicara dengan kesan seakan ingin menerkam mangsanya. Bulu kuduk Irene meremang seketika. “A-aku t-ttak t-tau , ke-n-napa kalian bi-ssa men-jad-di top-pik mading,” “Benarkah?,” yeoja yang berada di samping kiri Irene terlihat manggut – manggut. “Mianhe ,ini salahku,” lirih Irene.



“Aku tak masalah jika menjadi topik mading,” dengan antusiasnya yeoja yang tepat berada di belakang Irene berkata begitu, sementara dua yang lainnya memandang yeoja yang kegirangan itu tajam. “Wae? Kenapa kalian menatapku seperti itu?”, yeoja itu langsung merangkul Irene. “Ya, seharusnya fotoku yang besar. Kau tidak masalahkan jika suatu saat fotomu yang kecil?”, Irene hanya mengangguk.


“Hentikan ocehanmu itu Bomi,” kata serempak oleh Dahyun dan Taeyeon. Irene semakin diam , kerena dia tau kedua temannya itu tidak suka tentang hal seperti ini. “Apakah masih belum puas para namja itu memfotoku saat tidur?,”dengus Taeyeon yang berlalu pergi meninggalkan teman – temannya.


“Nikmati terus fotomu Bomi-ya, aku akan pergi ke kelas”. Dahyun pun ikut meniggalkan tempat itu.
“Cih, mereka berdua memang sedikit menyebalkan.”
“Meskipun begitu mereka adalah sahabat kita Bomi-ya”.
“Ahh kau benar , kajja kita ke kelas,” Irene mengangguk dan mereka pergi dari tempat itu.

Kelas 2-3 (Dahyun class)
“Baiklah sekarang kalian kerjakan ujiannya,” Mr.Shin mengintruksi muridnya untuk mengerjakan ujian biologi mingguannya.
Dahyun nampak serius saat mengerjakannya, 20 menit berlalu Dahyun merenggakan tangannya karena dia sudah selesai dengan ujiannya. Tapi sebelum ia kumpulkan , Dahyun memfoto lembar jawaban beserta soalnya dan ia kirimkan ke sahabat – sahabatnya : Ini adalah ujian biologi mingguan yang di adakan secara mendadak, pelajarilah. Karena seperti yang ku katakan tadi, ujian ini diadakan secara mendadak. Send .



Dahyun mengumpulkan kertas ujiannya dan langsung duduk di kursinya. “Ekhem, Kim Dahyun kau bisa keluar jika ingin mendengarkan lagu”. Tanpa menyahut perkataan Mr.Shin Dahyun langsung keluar kelas.


Setibanya di depan kelas dia melihat seorang yeoja sedang duduk dan menyendenkan punggungnya ke tembok. Dahyun menghampiri yeoja itu. Hoel.



Taeyeon Pov


10 menit yang lalu
Seperti biasa penyakit malasku kambuh dan kini tubuhkku terasa lelah, mataku perlahan menutup. Tanganku sudah dalam posisi siap sebagai tumpuan kepalaku. Baru saja aku memasuki dunia mimpi, “KIM TAEYEON KELUAR DARI KELASKU,” sial pak tua itu menggangguku. Dengan malas aku melangkahkan kaki keluar, aku tau bahwa semua mata kini sedang melihat gerak – gerikku yang pergi meninggalkan kelas.
.


10 menit kemudian


“Di keluarkan lagi eoh?,” tanya Dahyun. Aku yang sedari tadi menutup mata , membuka mataku sedikit. “Menurutmu?”, lirihku.
“Berdirilah, kita ke kantin. Aku tau Irene dan Bomi sudah ada di sana,” Dahyun mengulurkan tangannya padaku dan langsung di jabat kuterima. “Padahal jam istirahat masih lama, tapi kita sudah pergi ke kantin duluan,” Dahyun hanya terkekeh mendengar ulasanku. Apakah itu lucu?



.
3 hari kemudian.



Aku langsung pergi ke kelas Dahyun yang kelas paling dekat dengan kelasku. Aku cukup tenang dari luar, tapi di dalam hatiku terasa getar – getir. Tidak tahu mengapa, tapi firasatku sedang tidak enak. Saat aku sudah mendapati yeoja yang memakai headphone itu, aku langsung menariknya dan terlihat Dahyun terkejut dengan tingkahku. Sedikit larian aku dan Dahyun meninggalkan kelas. “Mwoya?”, tanyanya padaku. “Kita di panggil Kepala sekolah Irene dan Bomi sudah disana”.



“Untuk apa kau panik seperti ini Taeyeon-ah?,” kemudian aku menghentikan langkahku. “Mollayo, aku mempunyai firasat buruk.”



“Jinjja? Tidak seperti biasanya kau seperti ini dan tadi kau bilang firasat buruk? Firasatmu selalu benar Taeyeon-ah. Aku jadi ikut panik sekarang.”



“Jadi kau bisa merasakannya juga?,” Dahyun mengangguk. “Aku merasakannya setelah kau mengatakannya, aku tidak mau pergi keruangan kepala sekolah,” Dahyun melepas tanganya yang sedari tadi kugenggam.


“Jangan takut, kita hadapi bersama,” aku kembali menggenggam tangannya, memberi keyakinan supaya yeoja ini yakin dengan apa yang aku ucapkan. Dahyun mengangguk lemah dan kami pergi menuju rungan Mrs.Jung.


Setiba kami disana kulihat kedua temanku yang sudah duduk itu memasang muka yang sulit diartikan. Meraka menyambut aku dan Dahyun dengan tatapan seperti itu membuatku semakin tak karuan.



“Kalian berdua duduklah ”, aku menarik tangan Dahyun dan kami berduapun duduk. “Kalian akan saya tranfer ke sekolah Din High School.”


“APA??”, teriakku , aku sungguh tak peduli lagi walaupun yang di depanku adalah seorang kepala sekolah. Aku melihat kearah Bomi dan Irene yang diam aku tak tau apa yang membuat mereka diam membatu begitu, sementara Dahyun memasang headphone, aku tau saat ini hatinya kacau. Firasatku yang buruk benar – benar terjadi. “Kenapa kita ditranfer Mrs? Apa salah kita? ”, aku mendengus kesal, benar - benar kesal. “Aku akan mengadukanmu pada appaku”.


“Kim Taeyeon, dengarkan dulu. Kalian akan saya tranfer sementara, hanya SEMENTARA. Kau tidak perlu mengadukanku kepada ayahmu, karena aku sudah membicarakan hal ini dengan orang tua kalian dan mereka setuju.”



Mwo?? Mereka setuju? Kenapa mereka merelakan putri mereka ditranfer ke sekolah itu, dimana itu Din High school? Aku tidak pernah mendengarnya.
“Mulai besok kalian akan sudah masuk disana, ini adalah keputusan yang baik. Saat kalian disini saya akan menyelesaaikan masalah kebakaran itu.” Sesungguhnya Mrs.Jung adalah wanita yang baik, dia memikirkan masalah ini supaya tidak sampai tersorot kamera. Walaupun begitu aku tetap tidak suka dengan keputusannya ini.


“Kalian bisa keluar sekarang”, wajah wanita itu terlihat lembut sekarang.
Kami berempat keluar dari tempat itu. Muka kami gusar tak karuan. Kami menuju ke kelas dalam diam tanpa suara sedikitpun. Bagi mereka yang tidak tau apa yang terjadi bingung melihat empat yeoja berparas cantik itu menekuk wajahnya.
.
.
Lagi – lagi aku mendengus kesal, rumah besar seperti kosong. Seperti tidak ada orang yang menghuni. Kedua orang tuaku selalu mementingkan pekerjaanya, apa mereka lupa jika mereka memilik anak? Aku mengambil kunci mobil kasar dan langsung keluar dari rumah , kulajukan mobilku kencang. Mungkin jika aku kecelakaan mereka baru peduli kepadaku.

Sekarang aku tiba di sebuah cafe kecil, di dalam cafe itu ada berbagai macam manisan, aku mendudukan diriku tak jauh dari rak berisi manisan itu.



Pikiranku pening, aku tak suka ini. Appaku seenaknya menyetujui hal itu. Tidak bisakah membuatku senang walaupun tanpa mereka? Aku langsung mengambil phonsel yang berada di saku jaketku dan kucari nomor appa. Aku berniat menelfonnya.

“Yoboseyo?”

“Appa!”

“Ne, Taeyeon-ah?”

“Kenapa appa menyetujui keputusan Mrs.Jung?”

“Sebenarnya appa kecewa padamu Kim Taeyeon,” jika appaku sudah memanggil nama lengkapku , aku yakin jika di benar – benar marah saat ini.

“Tapi bukan aku appa”

“Cctv itu bisa menjadi senjata, appa tidak mau dengan kasusmu ini membuat pekerjaan appa berantakan”.

“Jebal appa, aku tidak mau di tranfer.”

“Appa ingin urusan itu selesai, terima keputusan appa.”

Tuut tuut

Aish appa menutup telfon, kutaruh kasar phonselku kembali ke dalam saku. Aku berniat untuk membeli sesuatu yang tersedia di cafe ini. Saat aku berjalan aku melihat seorang namja berkaos hitam dan bercelan jeans panjang membawa lolipop. Entah kemasukkan setan dari mana aku sudah berada di depannya lebih tepatnya aku menghadang namja itu.

“Kenapa kau membelil lolipop? Aku beritahu ya, yeoja itu lebih suka di belikan ice cream.” Namja itu mengabaikan apa yang aku katakan, terserah aku hanya memberi saran. Aku melengkah meninggalkan namja itu. Tunggu dulu , untuk apa aku berkata seperti itu tadi? Aish kebiasaan ceramahku mulai kambuh, aku memukul kepalaku pelan merutuki perbuatanku. Mungkin namja tadi menganggapku yeoja aneh , yang seenakanya mengahadang jalannya dan berceramah seperti tadi. Aku membalikkan badanku untuk melihat apakah namja itu masih ada atau tidak. Aku langsung menoleh ke kanan ke kiri mencari keberadaan namja tadi, nihil. Namja itu menghilang dengan sangat cepat. Sudahlah aku tidak akan memperdulikan namja itu lagi.


Aku melihat ada barisan cake disana , cheese cake, cake yang selalu mencurahkan perasaanku. Dari pada aku menangis lebih baik aku membuat cheese cake, air mata dan keju sama asinnya bukan . Tapi saat ini aku sedang malas membuat cake, “Permisi eonni , aku beli cheese cake ini dua”. “Tunggu sebentar ne”. Aku mengangguk.

Taeyeon pov end

Bomi side + Bomi Pov

“Eomma!!!”, teriakku dirumahnya.
“Wae? Ada yang salah?”. “Kenapa kalian menyetujui aku ditranfer ke sekolahan itu?,” rengekku sembari jingkrak – jingkrak kesal. Eomma menghampiriku dia mengelus pundakku. “Ini hanya sementara honey, ini semua di lakuakn untuk kebaikan kalian honey,” aku menghela nafas kasar. “Mana senyumanmu hm? Uri Bomi yang cantik kemana? Ayolah tersenyum,”eomma terus saja menghiburku, tapi aku tetap saja kesal dan mempoutkan bibirku. “Bomi, ayo kita shopping”, aku langsung sumringah mendengar ajakan eommaku. “Jika tersenyum seperti ini , kecantikanmu tidak akan sia – sia”.
Bomi side + pov end

Ini adalah suatu yang cukup menegangkan bagi Irene, beberapa saat lalu eommanya memanggil untuk segera turun. Hanya dengan panggilan eomma cukup membuat Irene takut. Bukan karena eommanya tapi karena kenapa eommanya memanggil. Saat seperti ini pernah ia alami, eomma memanggil karena disuruh oleh appanya. Dan kali ini topik yang akan dibahas oleh appanya sudah ia ketahui dan bahkan mungkin akan membuat appanya marah besar.



Irene Pov

Aku menarik nafas mencoba menengkan diriku sebelum turun.
Aku harus bisa menerima konsekuensinya.
Kini aku sudah berada di ruang keluarga. Appa sudah menatapku dengan tatapan intens. Ya Tuhan selamatkan aku.

Raut wajahnya begitu keras, takut? Apa kau bodoh? Tentu saja aku takut. “Kau tau sejarah keluarga kita tidak pernah melakukan hal semacam ini, seharusnya kau itu bisa menjadi anak yang baik. Appa menyekolahkanmu disana supaya kau menjadi pribadi yang baik dan supaya di pandang sosok yang bermatabat, bukan seperti ini. Ini memalukan Irene. Jika kau memiliki masalah setidaknya selesaikan sendiri tanpa membuat appa masuk ke dalamnya dan sekarang apa yang kau lakukan? Kau membakar gudang sekolah , sebenarnya apa yang kau pikirkan?”.

Aku bergetar hebat, getir. Suara appa sangat membuatku sesak nafas. “Aku tidak melakukan itu appa,” dengan suara tercekat aku berkata demikian dan aku mendengar helaan nafas appaku. “Benarkah?,” aku mengangguk lemah. “Lalu untuk apa appa dipanggil ke sekolahanmu tadi? Ini tindakan yang tidak pantas untuk seukuran yeoja sepertimu. Appa tidak ingin di bantah lagi, sekarang kau bisa pergi ke kamarmu”.

Bagaikan anak kucing yang ditendang dari rumah sang pemiliknya , aku berjalan dengan aliran air mata yang tak kunjung berhenti. Apa yang bisa kuperbuat? Selama hidupku ini aku selalu mengikuti apa yang orang tuaku bilang, selalu menaati larangan yang mereka buat, dan lihatlah aku tumbuh menjadi yeoja yang baik. Tapi itu semua cukup membuatku penat. Hey!! Siapa yang mau jika mereka terlalu di kekang? Aku juga ingin merasakan kehidupan para yeoja biasanya, tak bisakah hidupku seperti itu? Hah mungkin itu hanyalah mimpi bagiku. Dan besok aku harus bermimpi lagi dengan tempat yang sama sekali tidak pernah kubayangkan. Aku berharap sekolah itu sedikit menyenangkan.
Irene Pov end

“AAAAAA!!!,” teriak yeoja itu frontal. Apakah dengan berteriak akan menyelesaikan masalah? Entahlah yang terpenting sekarang adalah bagaimana yeoja itu melampiaskan masalahnya , berteriak, salah satu cara yang dipillih yeoja itu.


“Nona , jangan berteriak, kau membuat hewan dan tumbuhan disini menangis,” suara cadel kini terdengar ke telinga yeoja itu. Yeoja itu langsung membalikan badannya. “Apa maksudmu kookie?”. Kookie si badut Micky mouse yang selalu ada untuk Dahyun. Tiga hari belakangan ini Dahyun dan badut itu sering datang ke tempat favorit Dahyun. Dia selalu membuat mood buruk Dahyun menjadi ceria lagi. Entahlah bagimana dia melakukan itu, yang dipikirkannya adalah bagaimana yeoja yang disebut nona itu bisa tertawa dan tersenyum lagi.

“Mereka bisa mendengar nona, tertawalah , tersenyumlah maka mereka akan ikut tersenyum sepertimu,” Kookie menyodorkan sebuah lolipop pada Dahyun , dengan senang hati Dahyun menerimanya. “Lain kali bawa Ice cream,” cengir Dahyun. Padahal Kookie tidak beraksen untuk membuatnya tertawa tetapi yeoja didepannya itu dengan sendirinya tertawa kecil. Dahyun sudah terbiasa dengan kehadiran Kookie yang selalu menemaninya saat masalah sedang mengganggu pikirannya. “Kookie bolehkah aku meminta nomormu?,” “Dengan senang hati nona”.

.
.
Keesokan harinya , dimana hari pertama bagi mereka berempat datang kesekolah yang tidak mereka ketahui. Mereka diantar dalam mobil yang disediakan sekolahnya, karena sebelum mereka kesekolahan mereka yang baru Mrs.Jung menyuruh mereka untuk pergi ke sekolah untuk mengganti seragam mereka.


Mobil mewah berhenti tepat di depan gerbang sekolah yang membuat semua orang yang disana berkata kagum, jika tidak mewah bukan mobil Ent High School dong namanya.
Pintu mobil mulai terbuka dan menampakkan beberapa bidadari cantik yang mulai membuat mata sangat terpesona saat melihatnya.



Mereka berempat sudah turun dari mobilnya dan mulai memasuki sekolahan , sangat banyak mata yang memandang kehadiran mereka. Itu sangat biasa , mereka sudah cukup terbiasa dengan keadaan itu.


Saat terlihat bangunan yang berada di depan mereka , mereka terperangah kaget.






TBC

halooo datang dengan cerita yang baru. Padahal cerita yang kemarin - kemarin masih belum kelar. Mianhe... Ini cerita usulan dari temen- temen kok dan hasilnya seperti itu, Ahhh memalukan bukan?? Masih ancur ya?? kapan jadi penulis yang baik?? Yeee.. jadi penulis abal - abal terus, aku memang penulis abal - abal , tetapi setidaknya aku menyempatkan waktuku untuk menulis ini semua, Emang siapa yang nyuruh? yahh nggak ada sih.. Tapi kalo nggak ditulis mubazirkan. hehehe sudah cukup basa- basinya.
Selamat menunaikan ibadah puasa pbagi yang melaksanakan ^^
Usahakan tinggalkan jejak kalian , jadila reader yang baik

No comments:

Post a Comment